Mohon tunggu...
Istiningsih Wulan Sari
Istiningsih Wulan Sari Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Politik, Universitas Negeri Semarang

Tertarik dengan dunia literasi sejarah dan isu pemerintahan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pengenalan Budaya Memakai Batik di Era Berkembangnya Budaya Korea

28 Maret 2023   17:27 Diperbarui: 28 Maret 2023   17:30 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkembangnya globalisasi menjadi peluang tersendiri bagi masuknya budaya asing kedalam suatu wilayah atau negara. Budaya-budaya yang masuk tentunya tidak memerlukan seleksi yang ketat dalam upaya memperkenalkan atau menyebarkan budaya yang mereka bawa. Itulah globalisasi, suatu budaya yang masuk kedalam wilayah tertentu memiliki kebebasannya tersendiri. Arus globalisasi membawa budaya-budaya tersebut masuk dengan bebas dan memberikan ruang untuk menyebarkan budaya yang mereka punya. 

Namun dalam penyebarannya, ada beberapa wilayah atau negara yang mampu menghadang bahkan melarang masuknya budaya luar yang secara alami masuk melalui globalisasi ini. Misalnya, negara tertutup seperti Korea Utara. Undang-undang mereka meminimalisir warga negaranya untuk berkomunikasi dengan dunia luar untuk mencegah masuknya budaya luar yang mampu menggeser budaya yang mereka punya. 

Tidak seperti Korea Utara yang menutup diri dari dunia luar, negara yang bersebelahan dan bahkan pernah menjadi satu bagian wilayah yang sama, Korea selatan membuka selebar-lebarnya ruang untuk masuknya budaya yang terbawa dari berkembangnya globalisasi yang ada. Mereka seperti tidak memiliki ketakutan akan tergesernya budaya yang mereka punya. Namun, dalam hal ini justru kebalikannya, Korea Selatan malah mampu menyebarkan budaya mereka secara luas dengan mengikuti arus globalisasi secara alami.

Korea selatan dengan trend budaya yang beragam memiliki zona penyebaran yang menjaring banyak negara. Dan hal tersebut hampir mencakup berbagai bidang yang ada. Seperti dalam bidang industri hiburan, Korea selatan memperkenalkan musik pop yang terkenal dengan sebutan K-pop dan drama televisi dengan alur cerita yang menarik. Selain itu, Korea selatan juga memperkenalkan olahan makanan, dan salah satu yang paling terkenal adalah tteokbokki. Di dunia kecantikan sekalipun, Korea Selatan menjadi pilihan utama sebagai tempat yang menyediakan berbagai produk dan jasa perawatan kulit yang dinilai sebagai surganya perawataan kecantikan.

Berbicara mengenai trend budaya yang mereka punya, salah satu yang paling menonjol adalah industri hiburan musik pop. K-pop menjadi salah satu trend budaya Korea Selatan yang tersebar hampir seluruh dunia. Pengaruhnya di dunia global sangatlah luas, beberapa negara bahkan menganggap hal ini sebagai suatu ancaman pergeseran budaya. Indonesia juga termasuk salah satu negara yang terdampak  Korean Wave atau Gelombang Korea ini. Tercatat dalam sebuah layanan penyiaran musik, Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki pendengar musik K-pop terbanyak. 

Lalu apakah hal ini juga termasuk ancaman tersendiri bagi keberadaan budaya asli yang ada di Indonesia? Jika dilihat dari kacamata sederhana, hal ini tentu saja dapat menggeser atau bahkan mampu melunturkan budaya asli Indonesia. Namun, apakah masuknya budaya K-pop sepenuhnya memiliki pengaruh negatif di negara kita? Tentu saja juga tidak. Dalam beberapa hal, masuknya budaya K-pop di Indonesia memiliki beberapa peran dan keuntungan tersendiri. 

Misalnya, masuknya budaya K-pop di Indonesia dibarengi dengan acara kunjungan yang dilakukan oleh idol K-pop atau fan meeting. Dalam kunjungan ini, mereka akan bertemu dengan penggemar yang ada di Indonesia dan melakukan serangkaian kegiatan di beberapa tempat atau mencoba berbagai hal unik di negara yang dikunjungi tersebut. Hal ini juga dilakukan oleh beberapa idol K-pop dari berbagai boyband atau girlband yang mengunjungi Indonesia.

Seperti kunjungan boyband K-pop Seventeen di Yogyakarta pada tahun 2019 lalu. Lebih tepatnya di salah satu situs budaya sekaligus tempat wisata yang terkenal yaitu Candi Borobudur, mereka melakukan beberapa rekaman atau vlog di tempat tersebut yang kemudian di upload di laman siaran Youtube KBS World. Lalu ada juga kunjungan boyband K-pop NCT Dream di Galeri Batik, Museum Tekstil Jakarta yang juga di unggah di laman Youtube NCT DAILY.

Kegiatan yang mereka lakukan, secara langsung dapat memperkenalkan budaya-budaya yang ada di Indonesia. Dengan mengunggah video kegiatan mereka di laman Youtube, penonton dari berbagai belahan dunia akan mudah mengakses seputar budaya Indonesia melalui unggahan tersebut. Berkembangnya budaya korea di Indonesia terjadi sangat pesat di bandingkan negara-negara lain. Hal ini yang juga melatarbelakangi kunjungan idol K-pop yang semakin sering mengadakan fan meeting di Indonesia.

Beberapa dari mereka yang melakukan kunjungan di Indonesia, mencoba berbagai hal unik di tempat yang mereka kunjungi. Misalnya kunjungan NCT Dream ke Galeri Batik, mereka mencoba berbagai kegiatan di sana seperti membuat kreasi kain batik mereka sendiri hingga mencoba beberapa hasil kreasi batik yang ada. Selain itu, pengenalan batik juga dilakukan oleh beberapa boyband yang mengadakan konser di Indonesia salah satunya adalah Day6.

Boyband Day6 melakukan kunjungan ke Indonesia untuk mengadakan konser pada tahun 2017. Pada kunjungan konser tersebut, di tengah penampilan mereka, kelima anggota tampak mengenakan batik Indonesia di depan para penonton kala itu. Selain boyband Day6, ada juga Super Junior yang mengadakan kunjungan tahun 2021. Dilihat dari laman unggahan instagram salah satu member boyband Super Junior yaitu, Yesung dan Leeteuk tahun 2021 lalu. 

Mereka tampak mengenakan batik Jawa Barat, rancangan dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Hal itu mendapat respon positif dari masyarakat Indonesia khususnya penggemar Super Junior sendiri. Tidak berhenti di situ saja, tahun 2022 lalu NCT 127 juga mengadakan konser di Jakarta. Namun yang paling disorot saat itu adalah pada saat selesainya konser, salah satu member NCT tersebut yaitu Lee Taeyong tampak menggunakan batik pada saat kepulangannya, hal ini juga di unggah pada laman instagram pribadi milik Taeyong sendiri.

Dari paparan informasi diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak sepenuhnya budaya asing memberikan pengaruh negatif atas keberadaannya di suatu wilayah. Seperti, yang dilakukan oleh idol K-pop tersebut, selain menampilkan budaya musiknya, mereka juga menampilkan sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia melalui kegiatan yang mereka lakukan. Khususnya, memperkenalkan seputar budaya memakai batik. 

Hal ini mengajarkan kita bahwa menjadi kebanggaan tersendiri memiliki batik yang tidak hanya dipakai masyarakat dalam negeri saja, melainkan masyarakat luar negeri pun juga mengenakan batik yang menunjukan kekaguman nya pada produk Indonesia. Dan dari hal ini juga, kita dapat belajar bahwa batik juga merupakan identitas Indonesia yang harus dilestarikan. Dan pelestarian tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan budaya memakai batik sebagai simbol masyarakat Indonesia yang tidak hanya terbuka dengan budaya luar, namun juga mendukung serta melestarikan keberadaan budaya di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun