Mohon tunggu...
Istikomah
Istikomah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa jurusan Sosiologi dan Antropologi yang memiliki ketertarikan di dunia jurnalisme.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menyulap Sampah Menjadi Karya Seni: Kreativitas Tim KKN UNNES bersama Anak-anak Desa Mangli Mendaur Ulang Sampah Plastik Melalui Kreasi Mozaik

28 Juli 2024   16:05 Diperbarui: 28 Juli 2024   16:12 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Di pedesaan, sampah plastik kerap kali menjadi masalah yang kurang diperhatikan namun sebenarnya memiliki dampak yang besar. Meskipun volume sampah plastik yang dihasilkan cenderung lebih kecil dibandingkan di perkotaan, namun dampaknya terhadap lingkungan cukup signifikan. Kurangnya kesadaran masyarakat desa akan pengelolaan sampah menjadi titik permasalahan yang perlu dibenahkan di awal. Misalnya budaya membuang sampah di sungai yang lahir akibat kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungan. Membuang sampah di sungai dapat menyebabkan bahaya yang serius seperti pencemaran lingkungan, kerusakan ekosistem, penyebaran penyakit, hingga banjir. Selain membuang sampah di sungai, masyarakat desa juga sering membakar sampah rumah tangga mereka di halaman. Membakar sampah dapat mendatangkan bahaya serius bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Untuk mengurangi dampak tersebut maka penting untuk mengelola sampah dengan cara yang lebih ramah lingkungan.

Kebiasaan-kebiasaan membuang sampah di sungai dan membakar sampah juga terjadi di Desa Mangli, Kec. Kaliangkrik, Kab. Magelang. Desa Mangli yang berada di lereng Gunung Sumbing dan merupakan kawasan hulu sungai tentunya memiliki posisi penting dalam upaya menjaga kebersihan sungai. Oleh sebab itu, budaya membuang sampah di sungai harus dihentikan demi menjaga kualitas air sungai dan mencegah terjadinya banjir di kawasan hilir akibat sampah yang menumpuk serta menghambat aliran air.

Permasalahan sampah yang ada di Desa Mangli tidak serta merta hanya terjadi akibat kurangnya kesadaran masyarakat akan sampah. Ada beberapa faktor eksternal yang mempengaruhinya seperti kurangnya regulasi terkait sampah, tidak tersedianya TPS di daerah tersebut, dan akses TPA yang jauh serta belum ada akomodasi yang mengangkut sampah-sampah tersebut. Permasalahan ini tidak hanya terjadi di Desa Mangli namun juga terjadi hampir di seluruh desa di Kecamatan Kaliangkrik. Oleh sebab itu, permasalahan ini penting sekali untuk disoroti dan segera diatasi oleh dinas lingkungan hidup setempat.

Hal yang dapat dilakukan dalam mengurangi sampah plastik salah satunya yaitu dengan daur ulang. Daur ulang merupakan proses untuk mengolah dan mengembalikan limbah atau barang yang sudah tidak berguna menjadi berguna kembali. Daur ulang plastik merupakan salah satu strategi dalam mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan.

Tim KKN UNNES Desa Mangli melalui kegiatan Kelompok Bermain dan Belajar mengajak anak-anak Desa Mangli mendaur ulang sampah plastik menjadi sebuah karya seni. Kelompok Belajar dan Bermain merupakan program kerja yang dilakukan Tim KKN UNNES Desa Mangli di bidang pendidikan dengan sasaran anak-anak usia Sekolah Dasar. Kegiatan ini dilaksanakan di tiga dusun Desa Mangli, meliputi Dusun Dadapan, Dusun Mangli, dan Dusun Bojong. Dalam pelaksanaannya, dilakukan secara bergilir di gedung serbaguna masing-masing dusun dengan target peserta anak-anak dusun tersebut.

Kegiatan daur ulang sampah menjadi karya seni ini dilaksanakan selama tiga hari di dusun yang berbeda-beda sesuai dengan jadwal Kelompok Bermain dan Belajar. Dusun Dadapan di hari Rabu (17/07/2024), Dusun Mangli di hari Kamis (18/07/2024), dan Dusun Bojong di hari Jum'at (19/07/2024).

Daur ulang sampah ini dilakukan dengan mengkreasikannya melalui mozaik plastik. Mozaik plastik merupakan karya seni yang dibuat dengan menyusun dan menempelkan plastik berwarna yang telah dipotong kecil-kecil menjadi suatu gambar atau pola tertentu.

Dalam kegiatan ini peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok dan diberikan kertas berpola untuk kemudian dihias dengan potongan-potongan plastik. Dengan penuh semangat, para peserta yang terdiri dari anak-anak dusun usia sekolah dasar, memilih potongan-potongan plastik yang telah disediakan. Potongan-potongan plastik tersebut berasal dari berbagai jenis kemasan plastik bekas yang dikumpulkan dari lingkungan sekitar sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi limbah plastik.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Selama proses pembuatan mozaik plastik ini, anak-anak saling bekerja sama dalam menyusun potongan plastik. Mereka membentuk pola bunga dengan berbagai warna dan ada yang membuat pola burung yang indah. Kegiatan ini selain sebagai sarana untuk mensosialisasikan dan menumbuhkan kesadaran sejak dini pada anak akan pentingnya menjaga lingkungan, juga dapat menjadi ajang untuk melatih kreativitas dan kolaborasi.

Kreasi mozaik ini tidak hanya tentang seni, melainkan juga tentang kerja sama, ide, dan tanggungjawab terhadap lingkungan. Dengan sampah plastik yang biasanya mereka buang sembarangan, anak-anak menjadi menyadari bahwa sampah-sampah tersebut dapat mereka sulap menjadi karya seni yang menarik. Kreasi mozaik ini tidak hanya meningkatkan keterampilan seni anak-anak, namun juga mengajarkan nilai-nilai penting akan tanggungjawab terhadap lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun