Jujur ya, awalnya aku pikir buku ini hanya berisi motivasi untuk tidak menyerah dalam hidup. Dalam artian bahwa buku ini ruang lingkupnya hanya sebatas pembangkit jiwa yang sedang rapuh, nyatanya banyak sekali arahan yang diberikan untuk tidak terjatuh pada ekspektasi yang terlalu tinggi ketika berbicara mengenai dunia. Saya mengambil contoh mengenai pernikahan, ada kata-kata yang membuat saya sadar bahwa menikah itu bukan hanya menghindari permasalahan, hanya sekedar menikah untuk menuntaskan kesendirian atau menuntaskan ibadah.
Kayak gini, “sungguh pernikahan itu bukan untuk satu atau dua hari, tapi untuk seumur hidup dan dibawa sampai ke akhirat. Yang kita cari bukan cuma pasangan, tapi teman sehidup sesurga, kawan bertumbuh, dan partner beribadah” [Halaman : 119]
Menikah mudah kok, seminggu saja bisa buat persiapan. Calonnya mudah didapat, hanya saja bukan dengan orang yang tepat. Bila kita menikah dengan orang yang tidak tepat, kemungkinan kehidupan pernikahan yang dijalanani serasa sangat berat atau mungkin dapat menimbulkan adanya perselingkuhan dan perceraian.
“.… Menikah dengan harapan bisa turut mengubah arah peradaban. Berjalan berdampingan, menghabiskan sisa perjalanan dengan mengharapkan surga sebagai ujungnya, dan kebermanfaatan sebagai jembatannya. Indah nian pernikahan yang dibangun atas dasar iman, cinta, dan cita-cita." [Halaman : 123]
3. Belajar dari kisah para sahabat Rasulullah
Buku “Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah” ini merupakan buku motivasi Islam, jadi tentunya akan ada nuansa Islam di dalamnya. Salah satu hal yang membuat saya menikmati ketika membaca buku Kak Alfialghazi ini adalah bukan hanya berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist nuansa Islami di dalamnya, tapi banyak kisah para sahabat Rasulullah atau tokoh Islam yang melegenda di mana kisahnya memotivasi. Cara menceritakan dari sudut si penulis, enak dan mudah dimengerti ketika dibaca. Saya mudah memahami maksud dari apa yang disampaikan penulis melalui potongan ayat Al-Qur’an, Hadist, kisah para sahabat Rasulullah dan tokoh Islam yang melegenda, ataupun kisah zaman dahulu. Jadi disamping buku ini dapat menumbuhkan semangat hidup, saya juga belajar kisah para sahabat Rasulullah melalui buku Kak Alfialghazi.
4. Sistematis dalam kepenulisannya
Meskipun buku ini merupakan buku motivasi, tapi sistematika dalam menceritakan sampai menemukan titik feel nya itu tersusun rapi. Jadi memudahkan si pembaca dalam memahami maksud dari yang disampaikan. Biasanya si penulis, pada paragraf pertama mengajak si pembaca untuk berkelana melihat keadaan nyata yang dialami, lalu paragraf selanjutnya memasukkan kisah motivasi dan biasanya itu berada di tengah yang dipertegas oleh potongan ayat Al-Qur’an (dalam bahasa Indonesia). Bukan hanya itu saja, penulis juga memberikan motivasi dari kisah-kisah tersebut. Rangkaiannya itu ibarat pendahuluan, isi, penutup, solusi.
Review Buku : Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah by Alfialghazi
5. Setiap bab yang diangkat relate dengan kenyataan
Saya pikir kehidupan yang saya jalani mengalir saja mengikuti arus takdir Allah.
“sudah biarkan hidup mengalir salajah, let it flow”
Setelah saja membaca buku Kak Alfialghazi, ternyata konsep yang saya jalankan itu kurang pas. Karena benar yang dikatakan Kak Alfialghazi bahwa, “ Kita mungkin lupa bahwa tak semua air yang mengalir itu berakhir di samudra, ada yang berakhir di selokan, ada yang berakhir menjadi genangan jalan.” [ Halaman : 73]
Di sini saya paham ketika membiarkan segala sesuatu yang diberikan Allah begitu saja, nantinya penyesalanlah yang akan saya dapatkan. Masalah memang akan selesai dengan sendirinya, nanti juga akan menjadi masa lalu. Tapi belum tentu dengan hari-hari berikutnya yang akan saya jalani, bisa jadi jauh lebih berat dengan hari sebelumnya.