Mohon tunggu...
JalaNajiha_Safariku
JalaNajiha_Safariku Mohon Tunggu... Guru - Dadio Menungso Melas Aseh, Ugo Ojo Pileh Kaseh ( ig: annajihah95 / fb: Isti Annajihah / Wa : 085802254104 )

JalaNajiha_Safariku

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Assalamu'alaikum Seloromo

29 Oktober 2023   21:40 Diperbarui: 5 Januari 2024   10:56 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu’alaikum Seloromo

 

Oleh : Annajihah

 

Hay teman-teman...... jumpa lagi di beranda penulis ..... setelah sekian lamanya baru terbangun dari hibernasi yang begitu panjang. Namanya bukan manusia kalau tidak pernah dihampiri rasa malas, yang bahasa viralnya saat ini dinamai mager. Hehehe... iya kan teman-teman???.  Meskipun demikian, penulis selalu teringat serta mengamalkan  sebuah do’a yang pernah penulis dengar, dengan harapan agar bisa terhindar dari rasa malas. Sebagaimana Rasulullah saw memberikan sebuah wasiat do’a pada umatnya supaya bisa melawan dan melindungi diri dari rasa malas. Dengan jabaran do’a yakni

اللَّهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَاَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَاَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَاَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّ جَالِ

Tidak ada salahnya jika kita terus mengulang do’a yang sama, dan jika Sang pencipta meng-iyakan maka tak ada yang perlu dikhawatirkan. Semua akan terjadi di luar akal bahkan halusinasi makhluk. Begitupun saat keinginan penulis untuk bisa aktif menulis lagi muncul dipermukaan, dan sejenak yang terlintas dalam khayal penulis adalah keinginan mereview salah satu tempat yang mana pernah penulis singgahi, yang pada saat itu  jiwa benar-benar sedang berada dalam ujung pertaruhan antara berdamai  dengan diri sendiri untuk menerima semua proses tanpa kata protes atau tetap berdiam diri berada dalam arena percundangan yang penuh dengan kebimbangan dan kebingungan.

Dan yang menurut salah satu bentuk dari usaha dalam berdamai dengan diri sendiri versi penulis adalah dengan membelas kasihani jiwa dan juga raga untuk menikmati sebuah kesempatan lalu berbincang pada diri sendiri meskipun hanya tersampaikan dengan perantara syahdunya linangan air yang  tanpa disadari telah terjun bebas dari bola mata.

Entah apa yang telah merayu jiwa penulis saat itu sehingga dengan beberapa pertimbangan, penulis memutuskan untuk pergi ke sebuah tempat dimana tempat tersebut pertama kali pernah penulis kunjungi saat masih duduk di bangku kuliah. Pada saat itu ada sebuah kegiatan “safari home” atau biasa digunakan untuk istilah kegiatan silaturahmi berkunjung ke rumah teman-teman secara bergilir. Pada saat itu berkesempatan di rumah teman yang berlokasi di Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati tepatnya pada 19 April 2017. Pertama kali menatap area Seloromo, yang lebih masyhur di kalangan masyarakat yakni waduk Gembong, Masyaallah dan masyaallah betapa indahnya lereng muria dari sudut pandang Bumi Mina Tani dengan balutan tirta waduk yang mendayu-dayu seakan yang tertampung mengucap rasa syukur bisa menjadi salah satu dari jutaan cara pelipur lara dan duka manusia.

Singkat cerita, 26 Juli 2021 kurang lebih pukul 15.30 wib penulis meluncur dari rumah menuju lokasi yang mana berjarak kurang lebih 15 km dengan jarak tempuh sekitar 33 menit dari Kudus bagian barat dengan jalur non Pantura.

Asal-usul nama Seloromo sendiri diambil dari kata "selo" yang berarti batu atau beberapa literasi mengatakan tempat duduk dan "romo" yang berarti orang tua laki-laki atau bapak. Secara geografis, waduk Gembong berada di lereng gunung Muria pada bagian timur dan termasuk dekat dengan Waduk Gunung Rowo. Saling sambung menyambung, Waduk Gunung Rowo yang berada di Desa Sitiluhur menjadi penyuplai air menuju Waduk Seloromo. Di sana, kita bisa menikmati air yang tertampung dalam danau besar dan melihat gunung Muria di bagian barat dengan hutan-hutan lebat di bawahnya. Perpaduan gunung, hutan, waduk, air, dan padang rumput yang hijau menjadikan danau ini sangat memukau mata dan hati.

Waduk Gembong terletak di Desa Selorejo, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, dengan jarak tempuh kurang lebih 10 km dari pusat kota. Waduk ini dibangun pada masa penjajahan Belanda (sekitar tahun 1930-1933), yang sampai saat ini masih bisa dinikmati, terutama untuk pengairan lahan yang ada di sekitarnya.

Waduk ini mengairi lahan pertanian (sawah) seluas 4.959.00 hektar di Kecamatan Gembong, Wedarijaksa, Tlogowungu, dan Pati. Selain itu, warga setempat juga memanfaatkannya untuk budidaya air tawar yang dapat menambah perekonomian warga sekitar.[1] (Dikutip dari https://tic.patikab.go.id/halaman/detail/waduk-gembong-seloromo)

 Setelah sampai di lokasi, dalam hati berucap “Assalamu’alaikum Seloromo”, tak henti-hentinya hati ini berucap syukur pada Sang pencipta. Tanpa keluar kata satu katapun dari bibir ini, karena penulis pada saat itu sendiri dilema dengan rasa takut karena tanpa ditemani  satu orangpun dan rasa senang karena seakan semua beban ternetralisir dengan sejuknya alam.

 Penulis  hanya mampu dan sanggup untuk berbicang pada diri sendiri dengan hati yang terpadupadankan syahdunya air yang menetes dari bola mata dan sinar senja yang mulai menampakkan keteduhannya di arena langit milik Sang pencipta. Dengan penuh kerendahan hati penulis terus berbincang pada diri sendiri dan berharap terus didengar oleh Sang pencipta, mengenai apapun itu yang telah membuat diri menjadi rapuh dan seakan semua pergi meninggalkan jejak cerita.

 Duduk tertunduk menghadap kiblat dengan balutan senja diatas benteng yang berdiri gagah di tepi Seloromo, dan sesekali menengadah dan mengusap air mata yang menetes dengan refleknya. Ya Allah........  Lereng muria yang telah terpadupadankan dengan waduk dan rentetan phon yang terjajar rapi ini seakan mendengarkan runtutnya cerita penulis.

 Setelah merasa cukup dengan kesempatan waktu dan sinar senja yang perlahan mulai berpamitan, penulis pun juga undur diri untuk kembali menjalani  episode kehidupan dengan jutaan bahkan milyaran semangat untuk terus berproses tanpa kata protes.

 Teman-teman,,,,,, semoga suatu saat entah itu besok atau lusa kalian mempunyai kesempatan untuk singgah kesana. Waduk Seloromo atau  yang masyhur dengan sebutan waduk gembong ini buka dari hari senin sampai ahad, dengan fasilitas wisata yang bisa dimanfaatkan yakni seperti Musholla, toilet, warung makanan dan minuman, Camping ground, dan tentunya spot foto yang masyaallah indanhnya. Dan tentunya insyaallah tidak akan menguras isi kantong lho teman-teman,,,,,,,,kita bisa membawa bekal dari rumah dan di makan di tepi-tepi waduk bersama keluarga maupun sahabat.

 Dan tentunya lagi,  jangan lupa teman-teman untuk selalu jaga keselamatan dalam berkendara saat menuju lokasi serta jaga diri saat di lokasi. Terimakasi Allah-ku, Kau telah melindungi penulis saat menuju dan berada di lokasi. Terimakasi atas semua kesempatan.

 Sampai jumpa di catatan pena penulis selanjutnya teman-teman.

@isti_annajihah
@isti_annajihah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun