Mohon tunggu...
Isti Anindya
Isti Anindya Mohon Tunggu... -

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Healthy

ISPA, Perlahan tapi Pasti!

15 Februari 2014   05:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:48 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ISPA, PERLAHAN TAPI PASTI!

Mengenang Erupsi Merapi November 2010. Dimana saat itu Yogyakarta terbenam abu vulkanik muntahan gunung Merapi. Namun, agaknya kali ini jauh lebih parah. Erupsi gunung Kelud memberikan dampak sangat jauh, bahkan tergolong parah. Maka, ISPA lah yang menjadi ancaman kesehatan masyarakat. Infeksi Saluran Pernapasan Atas, penyakit yang diabaikan namun efeknya pasti. Pengalaman saya sebagai relawan saat Erupsi Merapi 3 tahunan silam, ISPA menjadi ancaman yang tidak terlalu menjadi pikiran. Maka sayapun dengan santainya berjalan kesana kemari, sibuk mengurus ini itu, tanpa memikirkan cadangan stamina dan kekebalan tubuh. Maka dengan perlahan, sayapun terinfeksi. Tepat satu pekan setelah erupsi, saat. Gejala awalnya tidak terlalu mengkhawatirkan. Karena hanya dimulai dari demam, radang tenggorokkan, batuk kering dan gatal. Segera saat itu, saya menuju Klinik Universitas dan positif terkena ISPA. Harus bedrest satu minggu, tidak boleh beraktivitas keluar rumah, apalagi ke posko pengungsian. Padahal saya sudah mengenakan masker, bahkan masker sesuai standar yang saat itu bersama-sama kami pesan. Ternyata sumber infeksi lainnya adalah air yang tercemar abu, sehingga bercampur sulfur dan terhirup, apalagi air tersebut terpaksa saya gunakana untuk mandi dan bersih-bersih.

Perlahan tapi pasti. Diam-diam mampu meng-ambrukan tubuh. Apalagi saat itu saya tak mampu menjaga kekebalan tubuh dengan baik. Makan seadanya, namun tenaga dikeluarkan hingga maksimal. Maka sebaiknya kali ini, harus menjadi perhatian penting kawan-kawan di kawasan erupsi Gunung Kelud dan daerah-daerah yang dituruni hujan abu. Kurangilah aktivitas ‘euphoria’ menyambut bencana. Jika hendak ikut menjadi relawan, maka pandailah mengukur diri. Jangan sampai malah menyiksa dan berakibat fatal. Makanlah makanan bergizi dan minum air mineral yang terjamin dari pencemaran abu vulkanik. Dan sayapun turut berdoa, semoga hujan lekas turun.

(Isti Anindya)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun