Mohon tunggu...
Istianatun Mardiyah
Istianatun Mardiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa PPG bagi Calon Guru Gelombang 2 Tahun 2024 Bidang Studi Matematika FKIP Universitas Islam Sultan Agung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Sesuai Gaya Belajar: Mengoptimalkan Kemampuan Peserta Didik dengan Pembelajaran Berdiferensiasi

30 Desember 2024   09:00 Diperbarui: 30 Desember 2024   08:50 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber: Dokumen Pribadi

Setiap individu memiliki keunikan, ciri khas, dan latar belakang masing-masing yang beragam, serta berbeda satu sama lainnya. Salah satu perbedaannya yaitu dalam hal cara memperoleh pengetahuan. Cara belajar yang berbeda ini disebut gaya belajar. Menurut pendapat Maelani, Salsabila, & Azzahra (2023) menyatakan bahwa gaya belajar adalah cara peserta didik merespon dan menggunakan rangsangan yang diterimanya selama proses belajar. Gaya belajar dipahami sebagai cara yang disukai peserta didik untuk menyerap, memproses, mengatur, memahami, menghafal informasi yang mereka peroleh dan memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan belajar melalui interaksinya dan responsnya terhadap lingkungan belajar.

Purbaningrum (2017) menyatakan bahwa gaya belajar memiliki tiga jenis, yaitu gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik dengan indikator yang dapat diukur menggunakan lembar observasi. Setiap gaya belajar memiliki indikator-indikator, sebagai berikut:

Gaya belajar visual

  • Belajar secara visual.
  • Mudah memahami hal terkait bentuk, warna, dan angka.
  • Teratur dan sistematis.
  • Mudah berkonsentrasi dalam keributan.
  • Memiliki kesulitan dalam menerima intruksi secara verbal.

Gaya belajar auditori 

  • Belajar secara mendengarkan.
  • Memiliki kelebihan dalam aktivitas yang berkaitan dengan lisan.
  • Peka terhadap suara dan musik.
  • Hilang konsentrasi ketika ada keributan.
  • Kurang mengenai aktivitas visual.

Gaya belajar kinestetik 

  • Mudah belajar ketika berkaitan dengan aktivitas fisik.
  • Memiliki kepekaan lebih terhadap bahasa tubuh dan ekspresi.
  • Berorientasi pada aktivitas fisik dan gerak.
  • Minat bereksperimen dan kurang sistematis.
  •  Kurang dalam melakukan aktivitas secara verbal.

Adanya perbedaan gaya belajar perlu diakomodasi dengan baik agar proses pembelajaran lebih maksimal. Salah satu cara yang dapat mengakomodasi perbedaan gaya belajar adalah pembelajaran berdiferensiasi. Menurut Naibaho (2023), pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memenuhi, melayani, dan mengakui keberagaman peserta didik dalam belajar sesuai dengan kesiapan, minat, dan preferensi belajar peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi yang memperhatikan variasi gaya belajar dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan belajar peserta didik (Abadiyah, Fajriyah, & Dwijayanti, 2023). Selain itu, belajar dengan pengelompokkan gaya belajar efektif dalam meningkatkan minat dan keaktifan belajar peserta didik. Hal ini dikarenakan peserta didik dapat belajar dengan gaya belajar yang mereka sukai sehingga meningkatkan ketertarikannya terhadap pelajarannya. Dengan ketertatikannya ini peserta didik dapat belajar dengan optimal dan meningkatkan hasil belajarnya (Yuswinardianto, Indriani, & Novitasari, 2021). Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno & Hernawan (2023) bahwa pemanfaatan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan gaya belajar dapat meningkatkan keaktifan peserta didik berdasarkan lima indikator yaitu: fokus, kerjasama (teamwork), mengemukakan pendapat atau ide, pemecahan masalah, dan disiplin.

Menurut Latifah (2023), penerapan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan gaya belajar dapat dilakukan melalui kegiatan berikut:

1) Melakukan asesmen diagnostik sebelum pembelajaran dan menganalisisnya.

Asesmen diagnostik dapat berupa asesmen diagnostik kognitif dan non-kognitif. Asesmen diagnostik kognitif dilakukan untuk mengetahui pencapaian pemahaman peserta didik pada materi yang akan disampaikan. Berdasarkan hasil tersebut, guru akan memperoleh data tentang kesiapan belajar peserta didiknya sehingga dapat menentukan pada level mana peserta didik akan belajar dan guru dapat menentukan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan belajar. Sedangkan, asesmen diagnostik non-kognitif dapat dilakukan melalui serangkaian kegiatan seperti wawancara, angket, dan observasi. Tujuan asesmen ini adalah agar guru dapat mengetahui lebih dekat tentang latar belakang peserta didik dan cara belajarnya yang dapat mempengaruhi kegiatan pembelajaran di kelas. Gaya belajar dapat diketahui melalui asesmen ini. Pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan berdasarkan gaya belajar, maka guru selanjutnya melakukan analisis gaya belajar peserta didik dan mengelompokkannya pada jenis gaya belajar visual, auditori, atau kinestetik.

2) Menyusun perencanaan dan perangkat pembelajaran berdasarkan gaya belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun