Mohon tunggu...
Istianatun Mardiyah
Istianatun Mardiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa PPG bagi Calon Guru Gelombang 2 Tahun 2024 Bidang Studi Matematika FKIP Universitas Islam Sultan Agung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Berdiferensiasi Mengakomodir Karakteristik Peserta Didik

4 Oktober 2024   13:09 Diperbarui: 4 Oktober 2024   14:56 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Istianatun Mardiyah

(Mahasiswa PPG bagi Calon Guru Bidang Studi Matematika Gelombang 2 Tahun 2024 FKIP Universitas Islam Sultan Agung)

Melengkapi tugas mata kuliah Pembelajaran Berdiferensiasi

Dosen Pengampu: Nila Ubaidah, S.Pd., M.Pd.

Menurut Ki Hajar Dewantara, setiap individu itu unik dan pendidikan disesuaikan dengan kodrat dari setiap individu. Kodrat diri anak yang bervariasi ini, mengakibatkan terjadinya  perbedaan  cara  belajar  peserta didik,  perbedaan  daya  serap  dan berbagai perbedaan lainnya. Guru harus jeli melihat keberagaman tersebut dan tidak bisa memaksakan cara belajar tertentu sesuai dengan teori yang mereka yakini baik bagi peserta didik. Peserta didik juga berhak  menerima pembelajaran  sesuai  dengan  karakteristik, minat, dan cara  belajar masing  masing, sesuai kodrat alam mereka. 

Pembelajaran diferensiasi merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengakomodir perbedaan di antara peserta didik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberikan keleluasaan dan mampu mengakomodir kebutuhan peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik yang berbeda-beda. 

Terdapat tiga strategi pembelajaran berdiferensiasi yaitu (1) diferensiasi konten yakni pemberian materi yang berbeda sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik, (2) diferensiasi proses yakni proses pembelajaran mengacu pada bagaimana peserta didik akan memahami atau memaknai apa yang dipelajari, dan (3) diferensiasi produk yakni pemberian tugas yang berbeda kepada peserta didik.

Lalu bagaimana menerapkan pembelajaran berdiferensiasi tersebut? Hal pertama yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi kebutuhan peserta didik. Dalam hal ini guru perlu mengumpulkan data tentang kebutuhan, minat, gaya belajar, dan kemampuan peserta didik untuk merancang pembelajaran yang sesuai.

 Selanjutnya memberikan fleksibilitas dalam pemebalajaran, yaitu guru memberikan berbagai metode pengajaran dan sumber daya untuk mengakomodasi gaya belajar yang berbeda, seperti gambar, grafik, atau video bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar visual, lalu melalui ceramah, rekaman atau penjelasan langsung bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori, kemudian bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar kinestetik bisa diberikan video interaktif, prakti langsung, atau permainan . 

Langkah selanjutnya adalah penilaian berbasis kompetensi, yaitu menggunakan penilaian yang memungkinkan peserta didik menunjukkan pemahaman mereka melalui berbagai cara, seperti proyek, portofolio, atau ujian lisan sesuai dengan gaya belajar peserta didik. Hal terakhir yang dilakukan adalah kerjasama, yaitu dengan adanya kolaborasi antara guru, peserta didik, dan orang tua sangat penting untuk mengidentifikasi kebutuhan dan memberikan dukungan yang tepat.

Salah satu implementasi pembelajaran diferensiasi yang saya amati ketika pelaksanaan PPL di SMKN 8 Semarang yaitu di kelas XI PPLG 1 yang terdiri dari karakteristik peserta didik yang berbeda, salah satunya terdapat peserta didik inklusi. Guru memperlakukan anak tersebut sama seperti anak lain, yaitu sama-sama diberi kesempatan untuk mengikuti dan berpartisipasi dalam pembelajaran. Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran, guru melakukan pemetaan kebutuhan peserta didik seperti kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar peserta didik. 

Guru menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan seperti permainan, lagu, dan cerita dapat membuat pembelajaran lebih menarik. Kemudian berikan pujian dan reinforcement positif kepada peserta didik, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Selain itu, guru juga menyesuaikan tingkat kesulitan yaitu dengan memastikan tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuan peserta didik, serta produk yang dihasilkan disesuaikan dengan gaya belajar peserta didik. Lalu memberikan evaluasi secara berkala untuk melihat perkembangan peserta didik dan melakukan penyesuaian program. Guru juga memberikan pendampingan dan bimbingan ekstra untuk peserta didik inklusi tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun