Mohon tunggu...
Isti anah
Isti anah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pancasila dan Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan Abad ke-21

3 Mei 2023   15:38 Diperbarui: 3 Mei 2023   15:47 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara etimologi, kata Pancasila berasal dari Bahasa Sansekerta yang berupa penggalan kata "Panca" dan "Sila". Panca berarti lima, dan Sila berarti dasar. Sehingga secara harfiah, Pancasila bisa diartikan sebagai lima dasar. Pancasila menjadi dasar negara Indonesia yang memiliki 5 sila, yaitu:

  • Ketuhanan Yang Maha Esa
  • Kemanusaiaan yang adil dan beradab
  • Persatuan Indonesia
  • Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, dalam permusyawaratan perwakilan
  • Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Pancasila dijadikan pandangan hidup bangsa yang bisa dijadikan petunjuk untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat. Sebagai bangsa yang memiliki beragam suku dan budaya, Pancasila bisa menjadi cara menyelesaikan persoalan budaya, sosial, ekonomi, dan politik, agar bisa mempersatukan masyarakat Indonesia.

Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia telah memiliki ciri khas tersendiri yakni adanya keberagaman nilai yang terkandung di dalamnya yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya, karena Pancasila merupakan kepribadian bangsa yang digali dari nilai-nilai yang telah tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan budaya Indonesia. 

Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan Negara Indonesia terbentuk melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Dalam tatanan negara, Pancasila dijadikan sebagai ideologi Negara Indonesia. dalam arti setiap peraturan dan perundang-undangan negara mesti berpedoman pada nilai-nilai pancasila. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang kian berubah. Pancasila mesti menjadi pedoman dalam mengahadapi keterbukaan dan tantangan perkembangan zaman.

Menurut Ki Hadjar Dewantara, pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai pancasila. Sebagai bangsa yang kaya akan nilai budaya, Ki Hadjar Dewantara memanfaatkan dan menjadikan hal tersebut sebagai kekuatan dalam menumbuhkan karakter anak agar sesuai dengan nilai-nilai filosofi pancasila untuk mengahadapi bagaimana kemajuan dan tantangan pada pendidikan abad ke -21 ini. Pembelajaran abad21 merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi.

Salah satu cara yang diterapkan pemerintah untuk mengahadapi tantangan global adalah melalui pendidikan. Pada saat ini pemerintah menerapkan Profil Pelajar Pancasila sebagai salah satu cara menghadapi perkembangan zaman, agar masyarakat Indonesia tetap menjadi manusia yang tidak menghilangkan nilai-nilai Indoensia. Profil Pelajar Pancasila (PPP) adalah ciri karakter dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur pancasila. Profil Pelajar Pancasila menjadi acuan bagi pendidik dan pelajar Indonesia untuk mencapai tujuan pembelajaran. 

Profil Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,  Ada enam dimensi dalam Profil Pelajar Pancasila, yaitu:

  • Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
  • Berkebinekaan global
  • Mandiri
  • Bergotong royong
  • Bernalar kritis
  • Kreatif

Kurikulum merdeka yang diterapkan di Indonesia saat ini menerapkan sistem pembelajaran paradigma baru. Pada kurikulum ini, diharapkan siswa dapat memaknai dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran. Namun dalam penerapannya, terdapat tantangan bagi siswa dalam menerapkan dan menghayati Pancasila dalam perwujudan Profil Pelajar Pancasila, seperti:

(1) kurangnya pengawasan dalam menggunakan teknologi informasi, (2) munculnya berita dan ujan kebencian di media sosial, (3) munculnya pemikiran-pemikiran intoleran dalam media sosial yang mengganggu persatuan dan kesatuan, (4) mudahnya terprovokasi dengan berita-berita di media sosial, (5) munculnya arus globalisasi yang bisa memudarkan rasa nasionalisme.

Profil Pelajar Pancasila menjadi suatu solusi untuk mengatasi tantangan yang ada. Saat ini, penerapan Profil Pelajar Pancasila diterapkan di sekolah dengan adanya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), serta dengan diterapkannya muatan lokal di setiap tantangan.

Penerapan Profil Pelajar Pancasila di sekolah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun