Mohon tunggu...
Istiana Wahyu S
Istiana Wahyu S Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1

7 November 2022   21:01 Diperbarui: 7 November 2022   21:10 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam penerapan filosofi KHD di sekolah terutama di kelas, saya menyadari memang harus ada yang diubah termasuk pola pikir saya tentang arti mendidik dan mengajar. Semula yang bersifat teacher centred learning berubah menjadi student centred learning. 

Contohnya yaitu dulu saya banyak melakukan pembelajaran konvensional yaitu ceramah, sekarang lebih berpusat pada siswa dengan banyak menerapkan pembelajaran dengan metode discovery learning. Dalam pembelajaran tidak lupa saya menyisipkan berbagai permainan sehingga anak tidak merasa bosan. Dengan metode ini tentunya siswa merasa senang karena kebutuhan belajarnya terpenuhi dan tetap tidak melupakan kodratnya sebagai anak-anak yaitu bermain.

3. Findings (Pembelajaran)

Bersama CGP lain yang dipandu oleh fasilitator dan instruktur tentunya lebih banyak memberikan pemahaman secara mendalam tentang Pendidikan sesuai pemikiran KHD. Dari pengetahuan inilah lebih memudahkan saya untuk menerapkannya dalam pembelajaran di kelas. 

Pendidik adalah penuntun yang artinya menuntun anak pada kodratnya, memberikan kebebasan namun pendidik juga sebagai "pamong" dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak-anak tidak kehilangan arah sehingga membahayakan dirinya. 

Pendidikan harus didasarkan pada kodrat alam dan kodrat zaman. KHD juga menegaskan bahwa pendidikan harus "menghamba pada anak", artinya pembelajaran harus berpusat pada siswa. Oleh karena itu, yang semula saya hanya menggunakan metode konvensional yaitu ceramah berubah mengunakan yang berpusat pada anak (student centred learning) misalnya dengan menggunakan metode discovery learning. 

Dengan metode ini, saya berharap siswa menemukan sendiri pengetahuannya dan dapat melatih siswa untuk mampu bernalar kritis tentang sebuah pengetahuan, dan tentunya mampu menyelesaikan masalahnya (problem soving) sesuai dengan tuntutan ketrampilan abad 21. 

Selain itu, saya juga menggunakan permainan dan lagu agar siswa merasa senang dan gembira. Dari pemikiran KHD, saya berusaha agar siswa mendapatkan pendidikan yang bahagia dan menyenangkan, menjadikan sekolah sebagai taman yang menyenangkan.

4. Future (Penerapan)

Setelah mempelajari modul 1.1 tentang fiIlosofi pendidikan KHD ini saya berusaha menerapkannya dalam pembelajaran. Pertama-tama yaitu merancang pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan siswa sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Menjadi guru yang bisa menuntun kodrat siswa dan menjadi teladan. 

Sesuai dengan 3 semboyan KHD yaitu "Ing ngarso sung tulodho, Ing madya mangun karsa, dan Tut wuri handayani. Di depan senantiasa menjadi teladan, di tengah memberikan semangat dan motivasi dan di belakang mendorong siswa untuk mencapai kebahagiaan tertinggi serta menyiapkan mereka menjadi generasi yang siap juga Tangguh dalam menghadapi masa depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun