Mohon tunggu...
Istiana Putri
Istiana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Biologi , Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga

Saya merupakan seorang yang di siplin, tegas, mudah mengatur waktu, perfeksional, sistematis, religius. Saya juga merupakan orang yang suka mencoba hal baru dan merealisasikannya .

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisisnya Pengetahuan Mengenai Kebudayaan dan Toleransi Terhadap Kesejahteraan Bangsa

26 Mei 2022   17:58 Diperbarui: 3 Juni 2022   22:18 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://www.fenesia.com/wp-content/uploads/2021/02/Keragaman-Kebudayaan-Indonesia.jpg

Dalam adat ini, pihak keluarga harus menyembelih beberapa ekor kerbau. Jadi semakin tinggi derajat keluarga, tentunya semakin banyak pula jumlah kerbau yang di sembelih. Oleh karena itu, jika ada mayat yang belum terkubur selama bertahun tahun, pastinya hal tersebut karena kurangnya biaya dari pihak keluarga.

Kebudayaan di suku toraja ini mengandung salah satu unsur yang juga bertentangan dengan salah satu agama di Indonesia. Misalnya saya mengambil contoh yaitu Agama Islam. Dalam Islam, orang yang sudah meninggal harus segera di makamkan karena khawatir sang mayat tersebut mengeluarkan cairan, dan cairan tersebut yang menyebabkan bau busuk. Selain itu, yang menjadi kebudayaan Suku Toraja bertentangan dengan umat Islam, karena kebudayaan tersebut membutuhkan dan mengeluarkan uang yang cukup banyak. Dalam Islam, menghambur hamburkan uang itu termasuk perbuatan terlarang. Hal tersebut memang benar jika dalam lingkup Islam saja. Namun, dalam budaya toraja hal tersebut memiliki makna yang berbeda.

Sumber : tiktok
Sumber : tiktok

Sumber : tiktok
Sumber : tiktok

Dan tentunya dari hal yang saya temui, para masyarakat Islam tanpa berpikir panjang mengeluarkan opininya atau berkomentar mengenai cara pemakaman yang benar seperti apa, dan juga anjuran untuk menguburkan mayat dengan segera. Padahal, kita melupakan suatu prinsip yaitu pentingnya toleransi antar suku, umat, budaya, dan hal lainnya. Tetapi, perlu kita ingat bahwa kita memiliki banyak keragaman budaya. Oleh karena itu, hal yang kita anggap benar, belum tentu juga benar bagi orang lain atau kebudayaan lain. Perlu diketahui bahwa dalam mengomentari suatu kebudayaan lain yang masih ada di Indonesia harus dicerna terlebih dahulu. Bisa jadi, kebudayaan yang ada di suku Toraja tersebut terus diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya. Dan dari hal tersebut kita juga tahu bahwa positifnya adalah Suku Toraja ini memiliki generasi generasi yang selalu mewariskan kebudayaannya pada generasi selanjutnya. sedangkan dalam suatu daerah yang mengomentari Suku Toraja tersebut, tingkat pemahaman kebudayaannya kurang, sehingga dapat dengan mudah berkomentar negatif pada kebudayaan orang lain yang menurutnya aneh.

Tidak hanya masyarakat Islam yang berkomentar, tetapi para masyarakat atau generasi generasi muda juga berkomentar negatif pada salah satu akun di media sosial. Dan saya rasa itu merupakan akibat dari generasi yang tidak mempelajari atau meneruskan suatu kebudayaan yang telah diberikan oleh nenek moyang. Sehingga nantinya jika komentar negatif yang bertentangan tersebut dilanjutkan, maka akan menyebabkan perselisihan antar budaya, suku, agama dan aspek yang lain. Hal tersebut yang menyebabkan makna "Bhineka Tunggal Ika", esensinya tidak seperti apa yang sebenarnya. Dimana makna dari Bhineka "Tunggal Ika" sesungguhnya adalah "Berbeda beda, tetapi tetap satu jua" namun makna tersebut harus mengandung makna yang tidak sesuai dikarenakan perselisihan antar suku/budaya/agama yang saling bertentangan karena minimnya pengetahuan mengenai kebudayaan.

Sumber : https://mmc.tirto.id/image/otf/700x0/2019/11/14/toleransi_ratio-16x9.jpg
Sumber : https://mmc.tirto.id/image/otf/700x0/2019/11/14/toleransi_ratio-16x9.jpg

Oleh karena itu, begitu pentingnya kita dalam memahami suatu kebudayaan maupun toleransi yang dimulai sejak dini demi terjaganya suatu kesejahteraan dalam bermasyarakat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun