Pada tahun 1975, dilakukan pemugaran besar-besaran dan menyempurnakan pemugaran pada tahun sebelumnya. Termasuk memperluas halaman masjid dengan memindahkan rumah-rumah penduduk yang ada disekitar halaman masjid ke tempat lain. Penggantian lantai ruang utama masjid dengan teraso berwarna kehijauan, pembuatan atap serambi pemakaman selatan, pembuatan bak-bak wudhu, pembuatan pagar tembok keliling komplek dengan lima gapura. Dan dana yang digunakan untuk melakukan pemugaran besar-besaran tersebut berasal dari Pertamina Pusat.
Pada tahun 1987, dilakukan renovasi lantai. Lantai Teraso diganti menjadi marmer dibagian dalam masjid dan dibagian luarnya dengan keramik. Lantai pemakaman utara dan cungkup makam Sultan Maulana Hasanuddin yang awalnya tegel berwarna merah, juga diganti dengan lantai marmer. Dan biaya yang digunakan dalam renovasi tersebut berasal dari keluarga Cendana Jakarta.
Dari tahun 1987 hingga saat ini, masih sering dilakukan renovasi-renovasi kecil, Seperti tempat ziarah yang sebelumnya terbuka sekarang sudah tertutup dengan atap genteng, dan tempat wudhu dan kamar mandi sudah mulai tertata dengan rapi dan terawat agar para peziarah dan wisatawan merasa nyaman.
Daya Tarik
1.Menara Banten
Salah satu daya tarik Masjid Agung Banten adalah menara masjidnya yang sangat iconic karena mirip dengan mercusuar. Memiliki diameter sekitar 10 meter dan tinggi 24 meter, Menara Masjid Agung Banten cukup tinggi untuk ukurannya pada masa itu. Menara ini hanya berjarak 1,5 km dari pantai, jadi selain berfungsi sebagai tempat untuk adzan, juga dapat digunakan sebagai menara pengawas.
2.Serambi Masjid Ala Masjid Nabawi
Masjid Agung Banten memiliki serambi yang mirip dengan serambi di Masjid Nabawi karena terdapat beberapa payung raksasa yang dapat terbuka lebar. Ini membuat serambi dari Masjid Agung Banten menjadi sangat menarik, dan tak jarang digunakan sebagai spot untuk berfoto.
3.Atap Masjid Yang Mirip Pagoda
Masjid Agung Banten memiliki atap segi empat yang menyerupai pagoda, dan tiang penyangganya terdiri dari 24 tiang yang dibagi menjadi tiga. Tiang-tiang ini menggambarkan 24 jam dalam sehari. Dan tiga merupakan symbol dari ibadah, Ma'isyah dan istirohah. Dan makna dari jumlah tiang-tiang penyangga tersebut agar manusia dapat memanfaatkan waktu 24 jam untuk melakukan tiga hal tersebut.
4.Makam Keluarga Sultan Hasanuddin