Sedangkan angka 3 merupakan simbol dari ibadah, ma'isyah (sumber nafkah) dan istirohah (istirahat). Selain itu, Hendric Lucaz memiliki beberapa karya lain seperti Tiamah (Paviliun) yang sering digunakan oleh para ulama Banten untuk berdiskusi mengenai masalah-masalah keagamaan. Gaya Eropa juga sangat kentara pada bangunan ini, terutama pada jendela-jendela besar di lantai atas. Jendela-jendela tersebut dimaksudkan untuk mengatur sirkulasi cahaya dan udara. Dan saat ini, Tiamah digunakan untuk menyimpan benda-benda peninggalan Kesultanan Banten.
Renovasi dan Pemugaran
Dikutip dari laman Sistem Informasi Masjid, Masjid Agung Banten telah mengalami beberapa kali renovasi, baik renovasi fisik maupun penambahan luas bangunan. Renovasi fisik yang dialami Masjid Agung Banten diantaranya adalah:
Tahun 1570-1580, pada masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf yang tak lain merupakan putra dari Sultan Maulana Hasanuddin, beliau memperluas Masjid Agung Banten dengan menambahkan serambi muka dan samping.
Tahun 1580-1596, pada masa ppemerintahan Sultan Maulana Muhammad, Masjid Agung Banten diperindah dengan melapisi tembok Masjid Agung Banten dengan porselin dan tiangnya dibuat dari kayu cendana. Tak hanya itu, beliau juga membangun sebuah tempat sholat khusus wanita yang disebut dengan pawestren atau pawadonan.
Kemudian tahun 1684-1687, pada masa pemerintahan Sultan Haji, dibangunlah Menara baru di halaman muka masjid dan Tiamah (tempat bermusyawarah dan berdiskusi agama). Menara tersebut berbentuk mercusuar Eropa dan berbentuk segi delapan di sebelah selatan serambi masjid yang pembangunannya dibantu oleh Lucas Cardel.
Pada tahun 1945-1961, Residen Banten Th. Ahmad Chatib bersama dengan masyarakat Banten bersama-sama melakukan perbaikan masjid dengan dibuat atap cungkup penguubung di komplek pemakaman utara.
Pada tahun 1966-1967, Dinas Purbakal melakukan pemugaran Menara.
Pada 1967, Korem 064 Maulana Yusuf Serang melakukan pemugaran total fisik, kecuali model bangunan dan dinding yang masih asli karena kayu dan gentengnya telah rusak dimakan usia. Langit-langit yang tadinya berbahan rumbia diganti dengan etemit.
Pada tahun 1970, Yayasan Qur'an memberi bantuan untuk pemugaran serambi timur.