Mohon tunggu...
Isthifa Kemal
Isthifa Kemal Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Pendidikan dan pengajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Indonesia: Menjawab Tantangan Sosial, Teknologi dan Pendidikan

28 Oktober 2024   21:50 Diperbarui: 28 Oktober 2024   21:59 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan yang ideal di Indonesia harus mampu mencakup berbagai latar belakang siswa, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus. Pendekatan pembelajaran inklusif ini perlu disertakan dalam kurikulum nasional agar semua siswa merasa diterima dan mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar.

Selain itu, pembelajaran berbasis proyek bisa menjadi metode yang efektif untuk mengembangkan berbagai keterampilan sekaligus. Proyek-proyek ini bisa berupa penyelesaian masalah nyata yang relevan dengan lingkungan siswa. Misalnya, di sekolah-sekolah daerah pesisir, siswa bisa mempelajari ekosistem laut melalui proyek berbasis konservasi. Pendekatan ini tidak hanya memberi pemahaman teoretis tetapi juga memberi pengalaman langsung dalam memecahkan masalah nyata yang ada di sekitar mereka.

6. Kurikulum dengan Penilaian yang Berbasis Proses dan Keseimbangan Psikologis

Untuk mengurangi tekanan akademis yang sering menjadi beban bagi siswa, kurikulum di Indonesia sebaiknya mengutamakan penilaian berbasis proses, bukan hanya hasil akhir. Penilaian ini bisa mencakup aspek-aspek seperti partisipasi dalam kegiatan kelas, kemampuan kolaborasi, ketekunan, dan keterampilan komunikasi.

Evaluasi berbasis proses membantu siswa mengembangkan keterampilan belajar yang baik tanpa terlalu fokus pada hasil akhir atau nilai. Dengan demikian, kurikulum bisa membantu menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan holistik siswa tanpa menyebabkan tekanan mental yang berlebihan. Pendekatan ini juga dapat mendorong motivasi intrinsik siswa untuk belajar, alih-alih belajar hanya demi nilai.

            Dari ke 6 pendekatan kurikulum diatas, kurikulum yang fleksibel, berbasis kompetensi, mengedepankan pengembangan karakter, memanfaatkan teknologi secara bijak, mengintegrasikan budaya lokal, serta memberikan penilaian yang mendukung perkembangan siswa. Dengan menghadapi kondisi sosial, geografis, dan teknologi yang ada, kurikulum ini harus mampu menjadi landasan bagi pembentukan generasi yang tidak hanya berkompetensi, tetapi juga berkarakter kuat dan adaptif terhadap perubahan.

              Penerapan kurikulum seperti ini memerlukan dukungan penuh dari pemerintah, pelatihan bagi guru, infrastruktur yang memadai, serta kolaborasi dengan masyarakat dan sektor swasta. Dengan kerja sama yang erat antar semua pihak, pendidikan di Indonesia dapat menjadi inklusif, relevan, dan memberikan dampak positif bagi perkembangan generasi muda. Peralihan kepemimpinan di Indonesia diharapkan mampu mewujudkan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun