Mohon tunggu...
Istanti Fatkhul Janah
Istanti Fatkhul Janah Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Seorang Ibu dari satu anak yang mengabdikan diri sebagai pembelajar, pembaca manuskrip, pengagum kearifan lokal, pengeja prasasti, penulis kisah, penyuka budaya, penikmat senja, menjalani gaya hidup 'meaning full'~

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harta Karundi Borobudur Writers and Culture Festival 2022

28 November 2022   21:34 Diperbarui: 28 November 2022   22:02 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada simposium III dalam Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) membahas Durg pada kakawin. Penggambaran Durg menampilkan citraan dengan sifat ambigu, yaitu Durg baik yang menolong maupun mengancam. Dr. Wayan Jarrah Sastrawan dati University of Sydney menyebutkan bahwa citraan antagonis ini dikaitkan dengan konsep tiwikrama sehingga mantra dan pujian sangat penting dalam mengendalikan kesaktian Durg. 

Selanjutnya dibahas dari perspektif dalam Tantrayana antara Durg, Calon Arang dan Pangleyakan di Bali di mana Durg merupakan sosok yang dipuja serta dijuluki oleh ratu Leyak oleh Calon Arang. Hal ini menjadikan Durg dicitrakan sebagai sosok yang menyeramkan dan Dewinya Leyak dalam karya sastra dan seni pertunjukan Calon Arang. Demikian paparan dari Dr. Komang Indra Wirawan. 

Tangkapan layar Zoom Ceramah Umum BWCF 2022
Tangkapan layar Zoom Ceramah Umum BWCF 2022

Durg pada perspektif lain juga dikupas dalam sesi ceramah umum yang mengkaji ritual Mahesa Lawung. Ritual ini yang dilaksanakan oleh Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di alas Krendha Wahana terletak di Karanganyar yang dipercaya sebagai tempat bersemayam Dewi Durg. Ritual ini dilaksanakan setahun sekali oleh para sentana dalem juga abdi dalem. 

Menurut Prof. Stephen C. Headley, ritual menanam kepala kerbau yang tujuannya untuk selalu mendapat perlindungan dari arah utara. Ceramah umum lain yang menarik lainnya adalah paparan yang disampaikan oleh Dr. Lydia Kieven dari Jerman. Beliau memaparkan sosok Durg pada relief Candi Penataran dan Candi Tegowangi di Jawa Timur serta Relief Candi Sukuh di Jawa Tengah. 

Pada relief Candi Tegowangi dan Candi Sukuh, digambarkan sosok Durg yang menjelma sebagai raksasa yang menakutkan. Sadewa membantu keluarganya dengan cara mengorbankan diri untuk meruat Durg yang terkena kutukan. Durg sendiri adalah Dewi Uma yang dianggap melakukan kesalahan sehingga dikutuklah menjadi sosok rasaksa perempuan selama 12 tahun yang mendiam Setra Gandamayit. 

Akhirnya Sadewa diselamatkan Dewa Siwa yang hampir dimakan oleh Durg. Digambarkan juga bahwa Kunthi menyembah Durg. Sedangakan di relief Candi Penataran sosok Durg dikaitkan dengan tokoh Panji yang diceritakan siap mengorbankan diri demi kekasihnya. Selanjutnya sosok Durg membantu Panji karena merasa kasihan. Pada relief ini bukan termasuk ruwatan Durg karena tidak ada penjelmaan Dewi Uma. Masih banyak lagi pembahasan Durg oleh para pakar lainnya.

Perhelatan Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) yang ke 11 ditahun 2022 mengupas sosok Durg dari berbagai perspektif bidang keilmuan menurut beberapa pakar. Dari sisi penyebutan yang bervariasi antara lain Durg, Bhar, Bhar Durg, Cmu, Dewi Durg, Durggdew, Durg Ra Nini, Durg Mahisasuramardini, dan lain sebagainya. 

Dari sisi penggambarannya ada yang berupa arca Dewi Durg yang cantik rupawan dengan membawa berbagai senjata dengan lembu di bawahnya, relief candi yang menyerupai raseksa wanita dengan perwujudan menyeramkan, dan sebagainya. Berbagai kisah dari berbagai perspektif yang mengisahkan Durg sebagai sosok yang dipuja maupun ditakuti karena memiliki peran protagonis atau antagonis. 

Terlepas dari tujuan Durg dari berbagai sudut pandang ini semua menarik sekali untuk dikaji dan dikembangkan oleh para akademisi, peneliti, arkeolog, filolog, budayawan, pekerja seni dan siapa pun yang tertarik mengkaji Durg lebih dalam. Beberapa agenda dari Borobudur Writers and Cultural Festival yang ke 11 ditahun 2022 lainnya ada peluncuran buku, pemutaran pentas seni atau film, serta meditasi yang akan saya tulis pada artikel selanjutnya. 

Tangkapan layar Zoom Ceramah Umum BWCF 2022
Tangkapan layar Zoom Ceramah Umum BWCF 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun