Selanjutnya, cerdas intelektual di mana seorang guru harus memiliki kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik. Kompetensi profesional sesuai bidang yang digeluti, sedangkan pedagogik adalah kemampuan menjadi seorang guru mulai dari mengajar secara klasikal, mengupayakan bagaimana materi yang disampaikan bisa diterima oleh siswa secara maksimal, teknik mengelola kelas, teknik menghadapi siswa dengan berbagai karakter juga latar belakang, dan masih banyak lagi.Â
Ketiga komponen tersebut semua memiliki peran yang sangat penting dan saling berkorelasi satu sama lain. Hal ini sejalan dengan kompetensi guru yang disampaikan oleh SIKS Pabunuwono IV pada Serat Wulangreh.
Dalam era 4.0 saat ini, jika direlevansikan kompetensi guru pada Tembang Dhandanggula dalam Serat Wulangreh tentu saja masih sangat relevansi. Namun apabila mencoba introspeksi khusunya saya pribadi masih sangat jauh bahkan sangat jauh sekali.Â
Rasanya belum pantas disebut seotang guru yang bisa digugu lan ditiru. Stereotip ini memberikan tuntutan yang menurut saya sangat berat untuk seorang guru yang segala sesuatunya dituntut untuk sempurna. Padahal guru juga sama-sama manusia yang tentu saja masih banyak kekurangan yang terkadang juga khilaf. Saya kurang setuju dengan stereotip ini.Â
Seharunya sekarang sudah banyak yang lebih open minded dengan cara mengambil sesuatu yang sekiranya baik dan bisa diterima oleh individu sebagai murid sehingga kesannya. Inilah kadang yang membuat pekerjaan ini lebih terasa berat disamping satu sisi juga sadar diri akan kompetensi yang kurang memadahi.
Di hari Guru ini, saya memilih merayakannya untuk tetap menjadi murid. Lebih tetapnya ketika menjadi 'murid' maka kita akan selalu belajar dan belajar, karena siapa pun itu dan setinggi posisinya saat ini tentu saja harus selalu belajar. Belajar membuat kita akan menjadi orang yang lebih tahu dan berpengalaman. Seperti kutipan dari Ki Hajar Dewantara bahwa setiap orang adalah guru dan setiap  tempat adalah sekolah.Â
Belajar tidak hanya dimaknai secara tekstual ketika terikan dengan sebuah lembaga, tetapi secara konteks bahwa dalam perjalanan hidup ini semua harus selalu menambah pengetahuan untuk hidup yang lebih baik lagi.Â
Agama juga selalu menekankan setiap insan untuk menjadi orang yang berilmu. Siapa pun yang ada di dunia ini pasti akan ada pelajaran yang bisa kita petik serta di mana pun tempatnya akan menjadi sebuah pengalaman baru. Waktu terus berjalan jika tidak mau belajar maka dengan sendirinya akan terseleksi oleh semesta.
Di hari guru ini, saya juga berjanji pada diri sendiri untuk selalu dana terus belajar apa pun itu. Lebih memantaskan diri menjadi seorang pentransfer ilmu terlepas dengan tidak sejalannya dengan stereotip digugu lan ditiru. Di manapun saya, nanti ataupun sekarang akan tetap belajar dan belajar. Entah besok menjadi guru PNS, guru PPPK, guru honorer dan guru apa pun pada dasarnya semua memiliki tanggung jawab yang sama.Â
Tak lupa saya haturkan salam hormat saya untuk para guru sejati dalam 'perjalanan' ini yang sudah memberikan banyak pencerahan sampai dititik ini. Sungguh jasamu abadi. Terakhir untuk semua teman sejawat, mari terus belajar untuk bisa memaksimalkan kompetensi diri dan memperbaiki diri supaya bisa memberikan yang terbaik untuk para murid dalam menggapai asa pasti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H