Menurut Aa Yus, bangunan pertama masjid adalah bangunan yang memiliki dinding. Perluasan teras dilakukan karena saat hujan turun para jamaah kehujanan sehingga memilih pulang dan tidak meneruskan kegiatan di masjid. Pilar-pilar di teras masjid dibuat sama seperti pilar-pilar di dalam masjid. Bagian ini masih terbuka sehingga rawan kotor debu.Â
Dengan ijin Allah, renovasi perluasan teras dilakukan pada tahun 2019. Renovasi direncanakan selesai dalam jangka waktu 5 tahun. Ternyata beres dalam waktu 1,5 tahun saja. Ada juga tambahan bangunan lainnya yang digunakan untuk kegiatan jamaah ibu-ibu di sebelah timur masjid. Di atas bangunan ini ada kelas-kelas yang dipakai oleh anak-anak TPA.
Apa hikmah yang bisa diambil dari kunjungan ke masjid ini?
KH Usman Dhomiri memiliki misi besar dalam hidupnya. Yaitu, melakukan syiar Islam. Siapapun dari kita yang mengaku muslim bisa mengambil bagian syiar Islam sesuai dengan kapasitas masing-masing.
Beliau juga meninggalkan warisan berupa keindahan pelajaran akhlak. Berani menilai diri sendiri sebelum menilai orang lain. Ketika kita mampu mengenal diri sendiri, maka kita akan mampu mengenal Allah. Pelajari, pahami, amalkan, dan syiarkan.
Tak terasa azan maghrib hampir berkumandang. Beberapa pria sibuk menyiapkan perlengkapan salat. Para wanita menyiapkan hidangan berbuka. Setelah mengambil beberapa foto, saya dan suami mohon pamit. Wisata religi masjid Nusantara kali sungguh berkesan. Yang sedang jalan-jalan ke Bandung, sempatkan mampir ke sini, ya! Oleh-olehnya kekayaan jiwa.
Saat melintasi makam Pak Kiyai, saya merasa beliau sedang memanen pahala dari amal-amal jariyah yang ditanam selama hidup di dunia. Pahala yang mengalir terus meskipun jasad beliau sudah tiada. Pak Kiyai pasti sedang tersenyum di sana.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H