Aku sungguh terkesan dengan bacaan salat Mbah Imam. Aku memanggilnya begitu, karena beliaulah yang bertugas sebagai iman salat wajib 5 waktu. Usianya sudah tua, wajahnya bersih bercahaya, murah senyum, dan adem dilihatnya.
Aku kagum dengan Mbah Imam yang bacaan salatnya bagus. Surat Al-Faatihah dibaca begitu menyentuh hati. Meskipun aku kecil belum belajar metode iqra', tetapi aku hafal surat Al-Faatihah dari mendengar bacaan Mbah Imam ini. Bahkan, sampai puluhan tahun berikutnya, langgam bacaan Al-Faatihahku terinspirasi bacaan beliau.
Meskipun sejak kuliah sampai tahap kehidupan berikutnya aku tidak tinggal lagi di Klakah, Masjid Baiturrahman akan selamanya menjadi saksi bisu nostalgia masa kecilku di bulan Ramadhan. Saksi bisu betapa aku mengagumi teladan Mbah Imam. Semoga setiap Al-Faatihah yang kubaca bisa mengalirkan amal jariyah bagi beliau. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H