Kompasiana adalah platform menulis pertama saya. Saya bergabung dengan Kompasiana pada tanggal 11 September 2021. Ibarat bayik, baru first anniversary, nih! Â Baru beres fase merangkak, siap-siap belajar jalan. Kata mama papa lagi unyu-unyunya nih bayik. Hehehe.
Saat itu, keinginan menjadi blogger bertemu dengan agenda dari sebuah komunitas menulis yang bermarkas di Sidoarjo. Di mana, para peserta diajari untuk berbagi tulisan di platform nulis Kompasiana. Bu Defi Ariyani sebagai mentor dari Galaksi Aksara Kita, memandu peserta untuk daftar menjadi kompasianer. Daftarnya gampang dan antiribet ternyata.
Menjadi kompasianer adalah kisah manis meski saya sering keder saat harus menjalani terapi kanker. Ya, bersamaan dengan bergabung di Kompasiana, saya adalah wanita pejuang kanker payudara. Proses pengobatan yang panjang nan berliku memerlukan kesabaran dan kekuatan jiwa raga.
Namun, saya tak akan menyerah karena sakit. Saya akan terus berjuang mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Salah satunya melalui kegiatan menulis, menjejakkan tapak-tapak aksara. Warisan untuk anak cucu.
Pada tanggal 3 Oktober 2021, tulisan pertama saya yang berjudul "Teknologi adalah Alat Bantu Manusia" berhasil tayang.Â
Ide menulis sering muncul tiba-tiba. Saat menunggu antrian pasien di rumah sakit, saya mengerjakan tugas menulis. Saat dokter berkunjung ke ruang kemoterapi, edukasinya jadi bahan tulisan. Saat tegang masuk ruang operasi atau saat masa pemulihan di kamar inap pun bisa dapat ide menulis.
Semangat ngeblog di Kompasiana begitu menggebu, membuat saya makin berdaya dan bermakna. Sehingga saya bahagia karenanya. Hormon kebahagiaan ini sangat penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh saya di tengah perjuangan melawan kanker yang ditakuti wanita di belahan bumi manapun.
Saya menulis tema apa saja yang saya mau, saya suka, dan saya minati tanpa pamrih ini itu. Menulis tentang makanan, serba-serbi saat pandemik covid 19, cerpen, puisi, wisata, hasil seminar, catatan pengajian, dll. Semuanya oke senyampang saya menikmatinya.
Tulisan saya tentang menyiapkan hidangan berbuka Pisjasuke dilihat lebih dari 1700 pengunjung. Diikuti tulisan kisah perjalanan wisata saya ke Kuala Lumpur sebanyak 1500 lebih pengunjung.Â