Mudik Tetap Asyik Meski Rada Gaptek Setitik
Semurah-murahnya mudik zaman now tetap saja cuan harus tebal. Karena kebutuhannya banyak. Ada biaya BBM, jalan tol, konsumsi, oleh-oleh, THR, dan lain-lain. Kebayang ya kalau harus bawa uang tunai kemana-mana. Jelas nggak aman. Bisa-bisa dilirik tajam dan dikuntit terus sama pencopet. Taruhannya bukan lagi harta, tetapi juga raga dan nyawa.
Salah satu solusi aman bertransaksi adalah menggunakan mobile banking. Ditambah kondisi wabah covid-19 yang melanda seluruh dunia sehingga membatasi pergerakan manusia, kehadiran m-banking menjadi kebutuhan penting agar rantai penyebaran virus bisa terputus. Mau bayar ini itu, mau beli segala sesuatu, tidak perlu pergi ke bank. Cukup memainkan jari menggunakan aplikasi keuangan,
Sayangnya tidak semua orang familiar dengan aplikasi-aplikasi itu. Termasuk saya yang baru belakangan menggunakan m-banking. Itupun sebatas transfer uang. Yang lain-lainnya masih bertahan di posisi gapteker. Maka, yang bisa saya lakukan adalah menjadi pemerintah alias pemberi perintah bin mengingatkan bin minta tolong pada suami, Yayang Bebeb,
"Pah, sudah bayar listrik belum?"
"Sudah, Ma."
Dengan aplikasi BRImo-nya, sebelum berangkat mudik ke Lumajang - Jawa Timur, suamiku sudah membayar listrik dan mengisi dompet digitalnya.
Mudik lebaran adalah masa untuk melebur rasa rindu bersama keluarga besar di kampung halaman setelah dua tahun tertahan oleh wabah covid-19. Saking senangnya kunjung-kunjung ke saudara, sampai lupa BPJS adik saya belum dibayar. Besok sudah jatuh tempo. Aku minta tolong lagi ke suami untuk membayarnya. Masih di dalam mobil, Yayang Bebeb melakukan pembayaran BPJS. Hasil screenshootnya dikirim ke adik saya. Wow, semudah itu yah!
"Mah, Adik harus bayar uang seminar sekarang," kata anak bungsu saya sesaat setelah berhenti di sebuah rest area Probolinggo. Tidak mungkin transfer manual ke bank karena masih libur lebaran,
"Pah, gimana nih!" kata saya sedikit panik khas gapteker.