Mohon tunggu...
Istanti Surviani
Istanti Surviani Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Purna bakti guru SD, traveler, pejuang kanker

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Lailatul Qadar Milik Siapa?

22 April 2022   23:52 Diperbarui: 22 April 2022   23:54 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu amalan atau malam yang ditunggu-tunggu di bulan suci Ramadan adalah malam lailatul qadar. Laitalul artinya malam. Qadar berarti penentuan. Malam penentuan. Umat Islam menunggu-nunggunya karena malam ini adalah malam yang lebih mulia dari 1000 bulan atau setara dengan 83 tahun.

Apanya yang lebih baik? Semua amal-amal kebajikan. Salatnya, zikirnya, bacaan Qurannya, sedekahnya, dan amal-amal kebajikan lainnya diganjar pahala seperti melakukan kebajikan selama 83 tahun. Siapa yang tidak bahagia mendapatkannya?

Malam lailatul qadar ini ditandai dengan beberapa keistimewaan. Yaitu: turunnya Alquran pertama kali dari Lauhul Mahfudz ke bumi sebanyak 30 juz, lebih baik dari 1000 bulan, berduyun-duyunnya malaikat turun ke bumi, malam itu penuh dengan kedamaian dan kesejahteraan, barangsiapa yang menghidupkan malam itu karena iman diampuni dosa-dosanya, dan turunnya surat Al-Qadr.

Suatu ketika, Rasulullah SAW didatangi oleh umatnya. Mereka curhat kepada beliau. Bahwasanya, usia umat Islam itu lebih pendek umurnya daripada umat nabi-nabi sebelumnya yang mencapai ratusan tahun. Kesempatan umat Islam untuk beribadah dan beramal saleh lebih sebentar dibanding umat-umat terdahulu.  

Memang benar usia umat Rasulullah SAW pendek-pendek. Jika usia beliau jadi patokan berarti sekira 63 tahun saja. Jika seseorang selama seumur hidupnya pernah mendapat 5 kali lailatul qadar,  berarti mendapat  5 x 83 tahun kemuliaan. Atau 415 tahun kebajikan. Allaahu akbar.

Apakah semua umat Islam mendapat lailatul qadar? Tidak. Allah hanya memberinya kepada hamba-Nya yang beriman. Hamba yang menunggu dan mempersiapkannya dengan baik. Hamba yang menanti dan menyambutnya dengan sungguh-sungguh.

 "Lalu bagaimana cara kami memperbanyak amal ibadah, ya Rasul? tanya mereka.

***

Bagaimana menjemput lailatul qadar? Amalan apa saja yang harus dilakukan saat lailatul qadar?

1. Iktikaf. Yaitu: sengaja datang ke masjid, berdiam diri di dalamnya, dengan didasari niat untuk beribadah kepada Allah.

2. Tilawah Alquran lebih digiatkan. Bisa juga diisi dengan membaca tafsir Alquran, atau membaca terjemahan Alquran.

3. Memperpanjang salat malam sampai waktu fajar. Melaksanakan salat tahajud sebanyak 2, 4, 6, atau 8 rakaat.

4. Banyak berdoa. 

Dari 'Aisyah RA, ia berkata, "Aku pernah bertanya pada Rasulullah SAW, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa doa yang mesti kuucapkan?" Jawab Rasulullah SAW,"Berdoalah: Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu'anni." (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku)" (HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850.

5. Memperbanyak sedekah dan mengajak orang lain bersedekah.

Mari kita hidupkan 10 malam terakhir Ramadan 2022 ini bersama keluarga dengan melakukan amalan pribadi dan amalan sosial. Jangan sampai kendor. Karena, amalan seseorang dinilai dari amalan terakhirnya.

Mari kita pupuk keindahan lailatul qadar. Memantaskan diri kita untuk menjemputnya. Ikhtiar sekuat tenaga untuk mendapat rahmat Allah, ampunan, dan pembebasan dari siksa neraka.

Upaya-upaya ini kita siapkan agar kita mendapatkan pandangan kasih sayang Allah. Karena, Dia melihat kompetisi kita di bulan Ramadan ini, maka mari kita perlihatkan kebaikan-kebaikan diri kita kepada-Nya.

Bahwa, momentum Ramadan dan lailatul qadar datang mengajak kita untuk bertindak sebaik-baiknya. Bukan mengajak kita untuk diam saja. Diam saat Allah meluncurkan rahmat, diam saat Allah meluncurkan ampunan, dan diam saat Allah membebaskan dari api neraka.

Saya, kalian, dan kita semua jangan cuma diam. Yuk, saling menyemangati, saling menguatkan. Karena, tidak selamanya diam itu emas. Bertindak mengambil kesempatan adalah cara terbaik. Jangan kehilangan momentum istimewa ini.  

Sebab meskipun Ramadan tahun depan tiba, belum tentu kita berjumpa lagi dengannya. Jika Ramadan tahun ini adalah Ramadan terakhir kita, semoga menjadi Ramadan terbaik dari seluruh Ramadan kita. Semoga kita semua menjemput husnul khatimah. Selamat di dunia dan akhirat. Aamiin.

 ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun