Mohon tunggu...
Istanti Surviani
Istanti Surviani Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Purna bakti guru SD, traveler, pejuang kanker

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ngabuburit Sebentar Dekat Rumah Saja Sudah Bikin Hati Bahagia

15 April 2022   23:53 Diperbarui: 16 April 2022   00:01 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngabuburit antiribet ya ngabuburit dekat rumah saja. Meskipun sebentar tetap bikin bahagia. Foto: Dokpri

Rencananya hari Jumat ini saya akan ngabuburit dengan melakukan olahraga jalan sehat di lapangan desa dekat rumah. Saat puasa, mengelilingi lapangan 1-3 putaran saya rasa sudah cukup. Namun, sepekan ke belakang hujan sering datang di saat sore menjelang.

Lagi pula, ada dua webinar yang harus saya ikuti. Webinar pertama bertopik "Kekalkan Hartamu dengan Wakaf" berlangsung pagi hari. Sore harinya lanjut webinar kedua bertema "Bagaimana Kita Membaca Al-Fatihah Bersanad kepada Rasulullah SAW?"

Hari Jumat berkah ini memang difokuskan untuk agenda "Sehari Kita Bersama Alquran". Jumlah bacaan Alqurannya ditambah. Waktu yang diperlukan pun lebih lama. Sepertinya, belum memungkinkan bagi saya untuk jalan sehat di lapangan desa. Harus cari ide ngabuburit lain. Yeah, ngabuburit-nya dekat rumah saja

***

Matahari sejak pagi sampai sore bersinar cerah. Jemuran baju sukses kering semua. Ada harapan ngabuburit sebentar di dekat rumah, nih! Jam 16.45 wib, aku dan suami keluar rumah bersepeda motor.

Tujuan pertama membeli jajan pasar di perumahan sebelah. Satu dus isinya campur-campur. Ada awug, cenil, klepon, ongol-ongol, bihun kukus, dan satu lagi nggak tahu namanya. Harganya 7 ribu/dus besar dan 5 ribu/dus kecil. Murah meriah, ya! Aku membeli 5 dus besar.

Jajan pasar. Foto: Dokpri
Jajan pasar. Foto: Dokpri

Banyak amat, Bu? Nggak dimakan sendiri, koq! Sajian ini buat tetangga yang mau buka puasa. Sudah beberapa tahun saya dan keluarga membuat salah satu program rutin Ramadan dengan mengirim makanan berbuka puasa untuk tetangga. Setidaknya tetangga satu RT. Bila ada rezeki berlebih bisa ekspansi ke tetangga lainnya.

***

               Mendung sudah menggantung di langit timur. Selesai membeli jajan pasar, kami segera beranjak pulang melewati masjid RW sebelah. Wow, ramainya! Banyak pedagang berjualan di kanan kiri jalan. Beberapa memasang tenda. Para pembeli lalu lalang menemukan jualan yang dicari. Jalanan dihiasi banyak lampu gantung. Meriah.

               Ini adalah kali pertama saya menikmati ngabuburit setelah wabah corona menyerang pada tahun 2020-2021 yang lalu. Dua tahun yang mencekam. Dua tahun yang mendekam. Namun, mampu meninggalkan hikmah yang dalam. Bahwa, pandemi covid-19 telah mengajari kita untuk bersyukur dalam semua keadaan. Nikmat kecil harus disyukuri agar bisa datang nikmat yang besar.    

Ngabuburit Sebentar Dekat Rumah Saja Sudah Bikin Bahagia

***

Lima paket jajan pasar sudah dikirim langsung ke tetangga sebelah barat. Semoga berkenan. Jangan dilihat dari harganya karena nggak seberapa. Ini sekedar ungkapan rasa syukur kami dikelilingi oleh tetangga-tetangga yang baik hati. Tetangga adalah orang pertama yang mengulurkan tangan saat kita perlu pertolongan. Terima kasih tetangga.

Foto: Dokpri
Foto: Dokpri

Mendung makin tebal saat kami sampai di rumah. Netra ini sempat menyaksikan bunga putih mekar dan tanaman lain yang bertambah daunnya. Menyenangkan hati. Segera masuk rumah dan bersiap-siap memanfaatkan sepenggal waktu untuk berdoa sebelum azan Maghrib tiba. Berdoa di penghujung hari Jumat, menjelang berbuka puasa Ramadan pula, adalah saat doa-doa mustajab dikabulkan. Ditambah keberkahan dari hujan yang jatuh kemudian.

"Berdoalah kepada-Nya dalam keadaan yakin dikabulkan oleh Allah. Berdoalah kepada-Nya, meminta apa saja dari permintaan-permintaan kebaikan. Semoga Allah memberi kebaikan di dunia dan di akhirat."

***

Selengkapnya ada di: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun