Sejak berabad-abad silam, kolam ini sudah dijadikan sarana penyembuhan berbagai penyakit dan bahkan menjadi kolam spa tertua di dunia. Bentuk kolamnya bertingkat-tingkat seperti sawah terasiring di Jawa dan Bali. Banyak pengunjung berendam di kolam sambil menyaksikan pemandangan alam sekitar yang menyegarkan mata.Â
Nun jauh di ujung Pamukkale terdapat pegunungan berselimuti salju di puncaknya. Pesona Pamukkale begitu sempurna dan luar biasa. Ya Allah, terima kasih sudah Engkau izinkan aku berada di sini. Merasa kerepotan harus selfie dengan kamera mirrorless, seorang turis Cina membantu memotret kami. Terima kasih. Xie-xie.
Di dekat pelataran parkir, aku membeli es krim Dondurma, salah satu es krim terkenal asal Turki. Harganya 12 lira. Kurs 1 lira setara 3500 rupiah saat itu.  Dondurma artinya membekukan. Sajian ini terbuat dari susu, gula, dan bahan pengental yang terbuat dari tepung akar anggrek ungu muda dan getah pohon mastic (damar). Pengental alami ini membuat tekstur es krim jadi lengket, mulur, dan tak mudah leleh. Es krim disajikan di atas cone es krim.Â
Es krim ini dijual dengan menggunakan gerobak. Penjual biasanya memakai rompi dan peci mirip sosok Aladin. Ada atraksi yang dilakukan penjual es krim ini. Dia 'mengerjai' aku. Awalnya, penjual mengambil es krim dengan sendok besi panjang yang dibuat khusus untuk beratraksi. Begitu selesai menyendokkan es krim di atas cone, penjual menempelkan bagian ujung es ke sendok itu. Es krim akan menempel pada sendok karena es krimnya tidak mudah leleh.Â
Ia lalu memberikannya kepadaku. Begitu hendak kupegang cone es krimnya, sendok panjang tadi diputar oleh sang penjual sehingga lepas dari jangkauan. Ia melakukannya berkali-kali, membuatku tertawa sekaligus jengkel, tidak sabar. Akhirnya penjual memberikan es krim dengan tangannya pada pembeli.
Hari Ketiga. Kusapa pagi hari dengan membuka pintu balkon hotel tempat kami bermalam. Maa syaa allaah, tidak menyangka ada pemandangan menakjubkan di sana. Di kejauhan  terdapat lukisan alam berupa deretan hijau pegunungan. Di bawahnya berjajar pemukiman dan hamparan petak-petak tanah menyerupai sawah. Dan di ujung jalan hotel  ada sebuah danau. Burung-burung beterbangan. Suasana begitu damai. Tak bosan-bosannya aku memuji Allah Yang Mahakuasa menciptakan segala sesuatu.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H