Mohon tunggu...
Istanti Surviani
Istanti Surviani Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Purna bakti guru SD, traveler, pejuang kanker

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mutiara dari Laut Aegean Itu Bernama Izmir

5 April 2022   16:14 Diperbarui: 5 April 2022   16:31 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Izmir mendapat sebutan "Mutiara dari Laut Aegean" atau "The Pearl of Aegean". Kota terbesar ketiga di Turki ini adalah kota pelabuhan yang berada di tepi Laut Aegean. Izmir menjadi destinasi wisata musim panas bagi penduduk Turki, Yunani, dan turis mancanegara. 

Izmir merupakan salah satu peradaban tertua di dunia. Kota ini pernah dikuasai kerajaan Persia, Ottoman, sampai Roma. Berlokasi di pesisir, tentu saja membuat Izmir menjadi pusat perdagangan di Turki. Kota ini sempat berjaya pada abad ke-16 karena produk kapasnya. Imigran asal Yunani dan Armenia lalu berdatangan ke Izmir, sehingga percampuran ras dan budaya berlangsung di sini. Tidak heran, wajah mereka mirip bule. 

Izmir adalah kota pelabuhan yang berada di tepi Laut Aegean. Foto: Dokumen Pribadi
Izmir adalah kota pelabuhan yang berada di tepi Laut Aegean. Foto: Dokumen Pribadi

Ottoman Tower Clock atau Menara Jam Ottoman, menjadi objek wisata paling populer di Izmir. Letaknya di pusat keramaian Alun-Alun Konak. Menara Jam ini adalah hadiah dari Kaisar Jerman Wilhelm II untuk memperingati ulang tahun ke-25 kenaikan tahta Abdulhamid II. 

Ottoman Tower Clock (Menara Jam Ottoman). Foto: Dokumen Pribadi
Ottoman Tower Clock (Menara Jam Ottoman). Foto: Dokumen Pribadi

Ada empat air mancur yang mengelilingi menara. Di alun-alun juga banyak merpati. Beberapa pengunjung memberi makan mereka. Di kejauhan tampak spanduk besar bergambar foto Mustafa Kemal Ataturk, bapak bangsa sekaligus tokoh sekuler nasionalis Turki. Tepat di seberang alun-alun inilah Aegean Sea berada.   

Foto: Dokumen Pribadi
Foto: Dokumen Pribadi

Kami menginap di Venty Hotel, Kusadasi. Hotel indah di atas bukit yang menghadap ke Laut Aegean. Panorama eksotik di sore hari dengan semburat cahaya jingga. Suara burung yang bersahutan. Kolam renang yang bersih. Kursi-kursi santai di bawah pohon kelapa yang melambai. Sungguh tempat yang indah dan sunyi untuk bersantai. Kamarnya luas dan bertingkat dua. Di lantai dua ada dua tempat tidur kecil. 

Pemandangan sempurna Aegean Sea dari kamar hotel. Foto: Dokumen Pribadi
Pemandangan sempurna Aegean Sea dari kamar hotel. Foto: Dokumen Pribadi

Dari jendela lantai dua ini terlihat pemandangan sempurna Aegean Sea dengan ombaknya yang tenang. Kami cukup terlambat untuk makan malam karena harus beres-beres dulu. Untungnya, pintu restoran masih terbuka dan makanan masih tersedia. Buru-buru mas pelayan menyiapkan makan malam untuk kami. Terima kasih. Tecekur elderim. Malam makin larut. Kami harus segera istirahat untuk memulai lagi petualangan esok hari.

Hari Ketiga. Tujuan pertama hari ini adalah Leather Factory Show. Sebagai salah satu penghasil kulit terbesar di dunia, Turki memiliki produk kulit yang kualitasnya oke banget. Kami menyaksikan peragaan busana dengan koleksi jaket kulit terbaru yang dibawakan oleh model diiringi suara musik. Jaket kulit dibuka, dibalik dengan cepat, lalu dikenakan kembali. Sebagian besar jaket kulit yang diproduksi bisa dipakai bolak-balik. Artinya masing-masing sisi memiliki motif berbeda sehingga seakan memiliki dua jaket kulit.

Fashion show interaktif. Foto: Dokumen Pribadi
Fashion show interaktif. Foto: Dokumen Pribadi

Acara ini disajikan secara interaktif. Model mengajak salah dua pengunjung untuk naik ke panggung menjadi model dadakan. Selama peragaan busana, para pengunjung disuguhi teh dalam gelas-gelas kecil. Setelah selesai, pengunjung dipersilahkan masuk ke dalam toko untuk melihat-lihat koleksi jaket kulit mereka. 

Naksir jaketnya tapi mahal, euy! Foto: Dokumen Pribadi
Naksir jaketnya tapi mahal, euy! Foto: Dokumen Pribadi

Aku tertarik pada jaket kulit motif macan tutul dipadu warna merah marun, hitam, dan krem di sisi luar. Sementara, sisi dalamnya berwarna merah marun polos. Cakep banget jaket dengan topi hoody ini, ringan, dan lembut. Aku terlihat makin langsing saja. Hahaha. 

Harganya enam jutaan. Wow! Ini kebutuhan tersier bukan utama. Salah seorang pelayan setengah baya berparas bule cantik, mengarahkanku ke jaket lain yang lebih murah, tiga jutaan. Dia merayuku sedemikian rupa nyaris memaksa. Aku harus segera keluar dari jebakannya, nih! Jika tidak, dia akan ngintil terus! 

"Sorry, sist! It's still expensive for me. I've to forget it!" Kucoba berbicara seramah mungkin sambil memegang pundaknya, memberi pengertian. Mantraku bekerja. Ia melepaskanku tanpa syarat. Sayang, rombongan kami tetap tidak dibukakan pintu oleh penjaga pria.

"You have to buy our jackets, Mam!" katanya. Kami semua bengong. 

"Sorry, just kidding!" Pria itu akhirnya membuka pintu sambil tertawa melihat ekspresi kekhawatiran wajah kami. Kami lari berhamburan keluar sambil tertawa. Duhai ... sampai ada acara kaya ginian shopping-nya, ya! Di halaman luar, kami disambut oleh sebatang pohon jeruk dengan buah-buah kuningnya yang menyegarkan.   

Foto: Dokumen Pribadi
Foto: Dokumen Pribadi

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun