Setelah puas mengunjungi tempat-tempat menarik, aku dan rombongan mencicipi aneka kuliner khas Korea Selatan yang menggoda selera. Namun, turis Muslim masih kesulitan mencari makanan halal di sini apalagi jika agen perjalanannya tidak mengkhususkan diri dengan wisata halal. Kita harus benar-benar mengenali makanan apa saja yang halal untuk dimakan dalam kondisi darurat di negeri ini. Â
1. Â Bulgogi atau semur kuah daging sapi dengan campuran mi bihun, jamur enoki, dan irisan bawang daun. Ada juga yang daging sapinya diiris tipis, diberi bumbu, lalu dipanggang hingga matang. Bulgogi panggang dimakan dengan cara dibungkus daun selada. Konon, cara ini membuat bulgogi terasa lebih nikmat. Menu tambahannya ada kimchi lobak, kimchi sawi putih, kedelai hitam, dan telur dadar yang diiris mirip spageti.
2. Â Maeuntang atau sup ikan. Salah satu masakan Korea bercita rasa pedas dan mudah dibuat yaitu maeuntang. Berbeda dengan Indonesia yang menggunakan cabai keriting atau cabai rawit untuk membuat rasa pedas, masyarakat Korea memakai gochujang (pasta cabai Korea) dan gochugaru (bubuk cabai Korea) untuk membuat rasa pedas pada makanan. Makanan maeuntang berbahan dasar ikan yang direbus dengan bumbu sedemikian rupa. Maeuntang menjadi makanan favorit masyarakat Korea karena rasa sup yang segar dengan daging ikan yang kenyal. Santapan ini dapat menambah nafsu makan saat tubuh terasa beku karena cuaca dingin. Menu pendampingnya ada nasi, teri goreng, udang goreng, acar zukini, salad sayur, tumis jamur, tumis tauge kedelai, kimchi, tumis tahu sutera, dan tumis rumput laut. Menu pendamping ini kebanyakan ditaburi biji wijen.
3. Â Jjampong atau sup seafood. Sup ini berisi bihun, tteokbokki, tahu, jamur enoki, kerang, udang, dan gurita. Menu tambahannya ada kedelai hitam, lobak kuning manis, tumis rumput laut, dan kimchi. Di Korea, popularitas jjamppong bersaing dengan jajangmyeon. Makanya sering muncul adegan dalam drakor yang menunjukkan pemain harus memilih antara jjampong atau jajangmyeon. Sebelum makan jjampong di sebuah restoran, aku memanggil Heri Oppa dan bertanya apakah dalam sajian ini ada bahan yang haram untukku sebagai muslim semisal minyak tumisannya. "Di sini pakai minyak jagung untuk menumis, Bu. Mengapa Ibu khawatir?" katanya. "Aku hanya ingin memastikan aman saja biar makannya kenyang dan tenang," jawabku. Kulakukan ini untuk diri sendiri tidak mewakili siapapun. Sebab, tidak semua muslim ternyata peduli dengan kehalalan makanannya. Â
4. Samgyetang atau sup ayam ginseng. Sup ayam utuh yang di dalamnya diisi nasi kemudian direbus dengan gingseng dan beragam rempah lainnya. Ayamnya menggunakan ayam muda dengan ukurannya tidak terlalu besar. Keunikan inilah yang membuat samgyetang menjadi makanan yang pas disajikan di rumah dan disantap bersama keluarga. Samgyetang cocok disantap saat musim panas karena hidangan ini bisa mengembalikan energi dan vitamin yang hilang karena cuaca panas. Campuran rempah dan herbal dalam sup ini baik untuk kesehatan tubuh. Asupan protein dan asam amino didapat dari daging ayam. Bawang putih dipercaya mampu mendetoksifikasi racun di dalam tubuh. Sementara jujube atau kurma khas Korea punya khasiat untuk mencegah dehidrasi. Supnya dituangkan dalam satu mangkuk besar yang terbuat dari tanah liat. Soju dalam gelas sloki adalah minuman pelengkapnya. Soju termasuk minuman yang memabukkan dan hal yang lumrah di sini. Namun, haram bagi muslim. Segera kupinggirkan sojunya. Takut salah minum. Hehehe. Aku sedang tidak selera menyantap samgyetang karena badan lagi demam dan kepala terasa pening. Segera aku meminum obat panadol yang dikasih Teh Nha.
5. Â Saengseon Gui atau ikan panggang. Ikan yang biasa dipakai untuk membuat Saengseon Gui adalah ikan makarel yang masih segar agar pada saat di panggang, ikan makarel tidak mengeluarkan bau amis atau busuk. Aroma panggangan ikan menambah cita rasanya yang khas. Menu pendampingnya ada nasi, sup rumput laut, teri goreng, telur dadar, tumis jamur, rumput laut kering, salad apel, kimchi, sambal kecap cair, manisan kentang, dan tumis rumput laut. Makannya di restoran lesehan. Â Â
6. Â Bibimbap atau nasi campur. Salah satu hidangan yang sering tampil di layar drakor adalah bibimbap. Nasi yang di atasnya diberi tambahan sayuran. Ada tauge kedelai dan wortel, lobak putih, serta daun bawang yang diiris tipis. Telur mentah diceplok di atas nasi dan dilengkapi saus tomat. Semua bahan dihidangkan dalam kuali yang ditaruh di atas hot plate. Lalu, dicampur selagi panas sehingga telurnya bisa sedikit matang. Rasanya? Hambar! Aku minta garam pada Heri Oppa untuk menambah rasa. Sambil memberiku garam, dia keheranan mengapa masih harus ditambah garam. Kurang maknyus nih, Oppa!
7. Â Dakgalbi atau ayam barbekyu. Terdiri dari ayam yang dibumbui saus gochujang, nasi, kimchi, sup rumput laut, bawang putih, irisan bawang daun, acar lobak, dan daun selada. Ayam bumbu, bawang putih, dan irisan bawang daun dipanggang sampai matang. Pengunjung restoran bisa memanggang sendiri ayamnya dengan pemanggang yang sudah disediakan di atas meja masing-masing. Dakgalbi dimakan dengan cara membungkusnya ke dalam daun selada. Orang Korea biasa memakannya dalam satu suapan saja. Tidak jarang pipinya sampai gembung. Enggak pakai malu karena begitulah cara mereka menghargai makanan. Cara lainnya yaitu suka mengeluarkan suara "sluruup" saat makan mi. Katanya, jika mereka makan mi tanpa berbunyi menandakan bahwa makanan yang disantap rasanya tidak enak. Di restoran ini aku tidak makan ayam barbekyunya, tetapi menyantap cuanki instan yang kubawa dari Indonesia. Lagi pengen banget. Cuanki dipadu dengan menu tambahan yang ada di meja. Aku minta air panas kepada koki restoran untuk menyeduh cuanki.
Menurutku, makanan Korea itu tidak terlalu berbumbu. Malah cenderung hambar. Cebleh kata orang Jawa. Mungkin karena tidak pakai vetsin atau bumbu penyedap instan lainnya seperti yang dikatakan oleh Heri Oppa. Enggak masalah, sih! Justru sehat. Nasinya pulen dari beras terbaik di Korea yang ditanam dan dipanen setahun sekali. Beruntung di Indonesia bisa tanam dan panen padi lebih dari satu kali. Kimchi hampir selalu hadir di setiap makanan. Menu pendampingnya sendiri ditaruh dalam piring-piring kecil. Sendok, garpu, dan sumpit logam selalu tersedia. Â Â
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H