Kami sempat makan siang di food court bandara KLIA 2. Gerai-gerai makanan menawarkan menu bervariasi. Kami memilih gerai "Nasi Arab". Menunya nasi biryani ayam dilengkapi kuah kari, saus sambal, timun, dan kerupuk. Warna kuning nasi biryaninya rata. Bumbunya tidak terlalu menyengat. Pas di lidah. Sambalnya saja kurang nendang. Saking enak, lapar, dan murah meriah sampai nambah-nambah. Tidak sadar sudah mepet waktu masuk imigrasi.  Antrean mengular sangat panjang.  Ada yang main serobot antrean. Duh, tentu panik dan  tegang.Â
"Doain aja pesawatnya delay, Ma," kata sulungku mencoba menenangkan. Â Air Asia itu terbiasa on time. Â Tapi demi melihatku tegang, sulungku sampai berharap seperti itu. Â Aku nggak bisa mikir apa-apa lagi kecuali berdoa pada Allah agar tidak telat.Â
Keluar dari konter imigrasi pas sekali dengan jam boarding. Kontan lari-larilah kami menuju gate 7 yang letaknya nun jauh di sana. meninggalkan sulungku di konter imigrasi.  Dia terbang ke Surabaya sejam setelah kami.  Ngos-ngosan.  Asliih, capek!!  Sampe di gate 7 terlihat masih banyak penumpang yang duduk dan tidak tampak ada pesawat di luar. Jangan-jangan pesawatnya sudah take off.  Ah, daripada berkhayal akhirnya suamiku bertanya ke petugas.  Dan, ternyata benar pesawatnya belum datang.Â
Plong, sudah! Doa anak saliha dikabul.  Kami pun sempat say thank you and good by sebentar pada sulungku yang ruang tunggunya di gate 5. Terima kasih usahanya untuk membahagiakan keluarga dengan mengajak jalan-jalan mama, papa, dan adik ke Kuala Lumpur. Meski hanya semalam tapi sungguh berkesan. Jazaakillaahu khoiron. Allah sebaik-baik pemberi balasan.  Mungkin karena nenteng bawaan berat sambil lari-lari, pinggangku terasa nyeri hampir sepekan lebih.
Tips jalan-jalan ke Kuala Lumpur dua hari satu malam kali ini cukup simpel. Berbagi tugas dalam merencanakan perjalanan, gunakan baju berbahan katun atau kaos yang menyerap keringat, pakai tas ransel atau tas tangan ukuran sedang, baju ganti satu stel saja, bawa payung dan kaca mata hitam, serta pakai sepatu yang nyaman karena akan sering jalan kaki. Tak lupa perhatikan waktu supaya tidak telat. Kuala Lumpur waktunya satu jam lebih cepat dibanding Jakarta.
Asyik banget petualangan mandiri seperti ini. Kita serasa menjadi penduduk setempat. Berbaur dengan mereka saudara satu rumpun dan merasakan keseruan di setiap perjalanannya. Tepat dua bulan setelah keberangkatan kami di akhir bulan Januari 2020, wabah covid 19 melanda dunia. Indonesia dan Malaysia sama-sama melakukan lock down.Â
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H