Mohon tunggu...
Istanti Surviani
Istanti Surviani Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Purna bakti guru SD, traveler, pejuang kanker

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ada yang Baru di Kota Madinah

19 Maret 2022   10:53 Diperbarui: 19 Maret 2022   10:59 2615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Nabawi Madinah Al-Munawaroh. Foto: Dokumen Pribadi.

Aku dan rombongan sampai di kota Madinah saat dini hari. Selesai menurunkan barang dan masuk ke kamar hotel sejenak, kami segera ke Masjid Nabawi untuk melaksanakan salat jamak qoshor Maghrib dan Isya, dilanjutkan dengan salat tahajud. Lalu kembali ke hotel untuk beristirahat. Dingin sekali suhu udara saat itu.

Pemandangan pagi hari di pelataran Masjid Nabawi. Foto: Dokumen Pribadi.
Pemandangan pagi hari di pelataran Masjid Nabawi. Foto: Dokumen Pribadi.

Selepas salat Subuh di Masjid Nabawi, kami antre untuk masuk ke Raudhah. Saat antre, adik mengalami demam. Beberapa kali menguap. Matanya merah dan tubuhnya terlihat lemah. Kami minta adik makan roti dan minum air yang dibawa yangti untuk menambah tenaga. Untunglah, saat sudah masuk Raudhah, kami bisa salat beberapa kali di dua tempat yang berbeda. Agak leluasa suasananya. Biasanya ramai dan padat oleh jemaah. Setelah dirasa cukup, kami keluar dari Raudhah dan mempersilahkan jemaah lain untuk menempati shaf kami. Area Raudhah ditandai dengan karpet motif bunga berwarna hijau.

Antrean ke Raudhah. Foto: Dokumen Pribadi.
Antrean ke Raudhah. Foto: Dokumen Pribadi.

Karena di dalam masjid sangat dingin, kami menunggu di halaman masjid sambil berjemur sampai waktu salat Zuhur tiba. Saat balik ke hotel demam adik makin tinggi. Sepanjang hari sampai menjelang check out hotel, dia tidur dan istirahat di kamar hotel. Tidak bisa mengikuti acara tur keliling kota Madinah. Bahkan makanan pun kami bawakan dari restoran hotel. Setelah dibalur minyak tawon dan dipijat badannya oleh yangti, makan dan minum obat, kondisi adik tampak lebih baik.

Rehat sekalian berjemur di halaman depan Masjid Nabawi. Foto: Dokumen Pribadi.
Rehat sekalian berjemur di halaman depan Masjid Nabawi. Foto: Dokumen Pribadi.

Bisa jadi sakitnya adik adalah teguran dari Allah. Allah adalah prasangka hamba-Nya. Awalnya adik memang ragu-ragu untuk memutuskan pergi umrah. Banyak alasannya. Takut bentrok dengan tugas kuliah, jadwal ujian, jadwal pelantikan kegiatan mahasiswa, dan lain-lain. Suamiku sudah beberapa kali mencari jadwal umrah tapi tidak sesuai dengan jadwalnya.

"Sekarang jadwalnya sudah pas, Dik! Mama, Papa, Mbak, Yangti, dan Yangkung  bisa ikut di jadwal ini. Kalau Adik tetap nggak bisa, ya sudah, Adik berangkat sendiri saja!" kata suamiku sedikit tegas kala itu.

"Jangan banyak khawatir, Dik! Coba Adik utamakan Allah. Nanti Allah akan mengutamakan Adik. Akan memudahkan semua urusan Adik. Tugas kuliah dan ujian bisa nyusul. Pelantikan kegiatan bisa ditunda tahun depan. Tapi kalau kesempatan berumrah belum tentu terulang lagi," tambahku.

Alhamdulillaah, akhirnya adik mantap memutuskan berangkat umrah bersama keluarga. Dan qodarullah, setahun berikutnya Arab Saudi melakukan lock down karena pandemi covid 19 yang menimpa penduduk bumi di seluruh negara.

Bus City Sightseeing Al-Madinah. Foto: Dokumen Pribadi.
Bus City Sightseeing Al-Madinah. Foto: Dokumen Pribadi.

Ada pemandangan baru di jalan depan Masjid Nabawi dekat Tugu Jam. Yaitu, bus city sightseeing Al-Madinah. Bus mewah bertingkat dua ini memanjakan para turis untuk jalan-jalan menikmati indahnya kota Madinah dan sekitarnya. Ada bagian yang terbuka di tingkat atas bus untuk memudahkan penumpang melihat dan merekam setiap tempat atau peristiwa yang menarik perhatian selama dalam perjalanan. Harga tiket bus wisata ini 80 riyal untuk dewasa dan 40 riyal untuk anak-anak. Tiket berlaku untuk 24 jam. Jika ingin paket 48 jam tarifnya 120 riyal, sedangkan paket 72 jam biayanya 150 riyal.

Penampakan bus dilihat dari samping. Foto: Dokumen Pribadi.
Penampakan bus dilihat dari samping. Foto: Dokumen Pribadi.

Bus ini memakai sistem hop on-hop off. Artinya, para penumpang bisa turun naik di lokasi yang dilewati. Simpan baik-baik tiketnya. Jangan sampai hilang. Rute bus ini mengelilingi tempat-tempat menarik seperti Masjid Nabawi, Al Salam Gate, Al Manakha, Pemakaman Al Baqi, Jabal Uhud, Masjid Qiblatain, Masjid Quba, Al Nour Mall, lokasi Perang Khandaq, Sab'u Masajid, dan Stasiun Al Hijaz. Setiap penumpang mendapat headset untuk mendengarkan penjelasan cerita perjalanan beberapa lokasi yang dilewati. Penjelasan tersedia dalam 8 bahasa termasuk Bahasa Indonesia.    

Karena waktunya hanya dua jam saja untuk sekali keliling, maka ada tempat wisata yang hanya bisa dilihat dari dalam bus dan ada juga tempat wisata yang penumpangnya boleh turun. Penumpang bisa melakukan salat di masjid atau berbelanja di mal. Ini adalah cara baru wisata seru keliling kota Madinah. Kalau di Bandung, bus Al-Madinah ini semacam Bandros atau Bandung Tour on The Bus. Tetapi rombonganku tidak naik bus Al-Madinah karena wisata keliling kota Madinah sudah sepaket dengan keseluruhan acara umrah dan tur.

Tips umrah kali ini adalah menyesuaikan jenis baju dengan cuaca saat umrah. Suhu udara bulan Maret di Arab Saudi masih dingin. Di pagi hari mencapai 16C. Brrrh. Pakai jaket, syal, dan kaos kaki.  Karena kami berumrah selama sembilan hari, baju yang diperlukan juga banyak. Untuk menghemat biaya, aku meminjam baju dan kerudung ke sahabat dekatku. Beliau tahu betul aku suka foto-foto, suka outfit of the day (ootd). Jika akan jalan-jalan, biasanya langsung ditawari baju-baju dan kerudung-kerudungnya. Dengan catatan jika terjadi apa-apa dengan jiwa kami, mohon diikhlaskan sehingga tidak jadi beban hutang. Menurutku, ini sepele tapi penting. Meluruskan niat karena Allah dan bertekad kuat untuk umrah juga penting agar hajat-hajat kita dimudahkan.

Biaya umrah yang diperlukan sekira dua puluh lima juta rupiah per orang. Atau seratus enam puluh juta rupiah untuk enam orang. Wah, besar juga ternyata yah! Jika dipikir-pikir ala matematika manusia, rasanya akan perlu usaha dan waktu yang lama untuk mengumpulkan uang sebanyak itu. Tapi, begitulah matematika Allah. Yang besar menurut kita akan jadi kecil di hadapan-Nya. Yang sulit menurut kita akan jadi mudah di tangan-Nya. Tugas kita hanya melakukan ikhtiar, doa, dan tawakal. Sisanya biarkan Allah yang mengurusnya. Allah Mahakaya, Allah Mahakuasa, Allah Maha Memudahkan.

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, impianku dan suami mendampingi orang tua dan anak-anak ke Haramain terwujud sudah. Betapa riang dan haru rasa hati ini melihat rona bahagia mereka di tanah suci-Nya. Bapak ibu alhamdulillaah sehat semua. Ibadah lancar. Selama di sana nyeri kakinya tidak kambuh. Jalan kaki ke sana-sini tetap kuat di tengah udara dingin kala itu. Tak masalah dengan aneka makanan yang dihidangkan. Semuanya nikmat. Kuharap ini akan jadi kenangan indah bagi mereka. Kuharap bapak ibu senang dengan pelayanan kami.

Jabal Uhud Madinah. Foto: Dokumen Pribadi.
Jabal Uhud Madinah. Foto: Dokumen Pribadi.

Makasih buat adik-adikku: Devi, Hendro, Yeni, dan Budi yang telah banyak membantu moril dan materil. Jazaakumulloohi khoiron katsiiron. Bahwa momen Maret 2019 itu adalah kenangan umrah terakhir bapak, siapa sangka? Alloohummaghfirlahu warhamhu wa 'aafihi wa'fu'anhu.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun