Di bawah tampak pemandangan hotel-hotel, beberapa mobil menyusuri jalan berkelok-kelok di tengah pegunungan batu. Terlihat beberapa titik longsoran batu dari atas tebing. Kolam raksasa yang berwarna biru adalah water park.Â
Saat melintas kawasan itu, terlihat pengunjungnya cuma dua orang. Ada juga kran air penyiram tanaman di sekelilingnya. Sungguh, pertunjukan alam luar biasa ciptaan Allah.
Reaksi orang berbeda-beda saat menaiki kereta gantung dengan trek yang panjang dan tinggi, dengan jarak tempuh kurang lebih 20 menit ini. Seru dan menakjubkan. Ada yang santai, ada yang pura-pura santai, dan ada pula yang tegang.Â
Setelah beberapa kali naik kereta gantung, aku sih sekarang udah rileks. Ibuku menunduk tegang selama perjalanan. Mungkin saking tegangnya, ibuku sampai kliyengan saat turun dari kereta gantung.Â
Allaahu akbar, kami sudah menginjakkan kaki di bumi Thaif meski harus menahan udara dingin. Sehabis tegang naik kereta gantung yang lumayan panjang, tinggi, dan lama ini, langsung deh ngabisin snack.
Menyusuri jalanan kota Thaif dimanjakan oleh pepohonan yang melebat dan menghijau. Pohon pinus berjajar di salah satu sudut kota menuju pintu masuk sebuah perumahan. Kaktus tumbuh di mana-mana. Ruang hijau ini seperti bukan di tanah Arab yang terkenal gersang dan tandus.
Menara masjid tampak menjulang di kanan kiri jalan. Ada juga taman bermain dan gazebo-gazebo kecil mirip saung, tapi nggak ada pengunjungnya.Â
Walau begitu, taman bermain ini menjadikannya ruang yang ramah keluarga di jantung Kota Thaif. Pemandangan ini kufoto dan kuvideo dari dalam bis yang sedang melaju.Â
Kota Thaif ini merekam perjuangan dan dakwah Nabi Muhammad SAW. Pada tahun ke 10 dari kenabian dikenal dengan tahun duka karena pada tahun tersebut, pendukung-pendukung dakwah Nabi Muhammad SAW meninggal dunia.Â