Mohon tunggu...
Istanti Surviani
Istanti Surviani Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Purna bakti guru SD, traveler, pejuang kanker

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Babasahan

21 Februari 2022   09:23 Diperbarui: 21 Februari 2022   09:27 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wahana air Go! Twist di Go! Wet Waterpark Grand Wisata Bekasi. Foto: Dokumen Pribadi.

A journey is best measured in friends rather than miles.

Babasahan atau babanjuran berasal dari Bahasa Sunda yang artinya bermain air sampai basah. Wisata bersama keluarga besar kelas 4A dan 4B Ibnu Hayyan ke Go! Wet Waterpark Grand Wisata Bekasi ini dilaksanakan sebulan sebelum merebaknya isu covid-19. Panitianya dimotori emak-emak anggota forum kelas 4.

Guru yang bergabung ada aku sebagai wali kelas 4A, Bu Eli, Bu Rysa, Bu Linda, Bu Sirin, Pang Jajang, dan Pak Eko selaku wali kelas 4B. Total ada sekira lima puluh peserta termasuk murid, orang tua (kebanyakan para ibu), dan guru. Ada juga yang mengajak adik dan neneknya. Rombongan wisata berangkat jam tujuh pagi dari Sekolah Interaktif Gemilang Mutafannin (SIGM), kampus Cimareme.

Perjalanan diiringi mendung dan rinai hujan di sepanjang ruas tol Padalarang-Bekasi. Pemandu wisata sungguh interaktif selama perjalanan. Banyak acara, ice breaking, dan game yang disajikan. Yang menang game atau bisa menjawab kuis mendapat hadiah. Aku mendapat dua hadiah sabun mandi cair. Suasana menjadi seru dan hidup.

Sesampai di parkiran lokasi wisata, mendung perlahan sirna. Kami berfoto-foto dulu di depan pintu masuk. Mumpung masih bugar dan ceria. Nuansa baju kami pun senada, merah marun. Beberapa saat setelah melewati loket karcis, rombongan diarahkan ke tempat istirahat. Tas-tas diletakkan di atas meja dan kursi besi. Lalu dibagikan sarapan nasi putih plus ayam krispi.

Beres sarapan, semua sudah bersiap hendak berenang. Hanya aku dan beberapa orang yang tidak. Aku memang sengaja tidak membawa perlengkapan berenang. Entahlah, aku tidak minat lagi dengan aktifitas berenang sejak beberapa tahun ke belakang. Malas babasahan, malas bilas-bilasnya, malas membawa barang basahnya. Ups! Tidak bersyukur ini namanya. Jangan ditiru, ya!

Setelah diajak dan dibujuk sedemikian rupa oleh banyak orang, aku tergoda juga ingin babanjuran. Lantas, aku beranjak pergi ke konter persewaan baju renang. Harga sewa seperangkat baju renang muslimah dibandrol lima puluh ribu rupiah.

Sayang sekali, kerudungnya terlalu pendek. Aku tidak pede memakainya.  Jadinya tetap memakai kerudung satu-satunya yang melekat di kepala. Usai berenang nanti, kerudung tinggal dibilas dan diperas kuat supaya cepat kering. Begitu rencanaku.

Sambil berenang sambil terus berdoa semoga ada yang membawa kerudung ekstra. Alhamdulillaah, Bu Eli memiliki kerudung cadangan. Aku meminjam kerudung merah marunnya. Warna ini senada dengan warna kausku.

Aku bersantai menikmati arus di kolam Go! Lazy River. Berenang memakai ban mengelilingi lintasan panjang bersama orang tua murid lainnya. Puas di sana, saatnya pindah ke kolam ombak buatan. Seru ternyata diayun-ayunkan oleh ombak buatan berdurasi sepuluh menit itu. Sorak-sorai anak-anak dan orang tua meramaikan siang yang mulai terik, menyibak teduhnya mendung. 

Aku bertemu dengan Mama Bagas dan Mama Icha di sisi kolam.  Ngobrol-ngobrol sebentar lalu kami sepakat pergi ke wahana Go! Twist. Tangga demi tangga setinggi belasan meter itu kami tapaki. Asli, kami tidak merasa lelah karena terlalu tegang memikirkan berani atau tidak kami meluncur melintasi jalur turun berkelok-kelok nan panjang itu.

Wahana air Go! Twist di Go! Wet Waterpark Grand Wisata Bekasi. Foto: Dokumen Pribadi.
Wahana air Go! Twist di Go! Wet Waterpark Grand Wisata Bekasi. Foto: Dokumen Pribadi.

Petugas menjelaskan kepada kami dengan penuh sabar dan meyakinkan. Ada satu orang saja yang tidak berani, maka semua tidak bisa ikut. Karena, satu ban harus diisi tiga orang untuk menjaga kseimbangan. Dengan mengucap bismillaah dan berbekal solidaritas, meluncurlah kami bertiga.

Awalnya wahana bergerak melambat, makin lama makin cepat. Seperti didorong angin besar. Seolah-olah akan terlempar keluar lintasan. Lalu melambat, lalu cepat lagi. Saat kubuka sedikit mataku, ufgh ... Serem! Takut! Merem lagi. Yang bisa kami lakukan hanya berdzikir dan berteriak sampai wahana mendarat  mulus di kolam. Wuushh!!!

Hormon adrenalin terkuras semua. Lega sudah. Alhamdulillaah, ini prestasi luar biasa. Yang tersisa setelah ketegangan hebat adalah rasa lapar. Namun, sebelumnya kami para emak menjelajah setiap sudut wisata air ini untuk berfoto ria dengan berbagai pose. Emak-emak kalau untuk urusan bergaya dan berjaya di depan kamera, jangan dilawan, yah! Panjang sabar saja menunggu mereka. Hahaha. Ah, seru banget pokoknya! Akrab layaknya sahabat. Bukan sekadar relasi formal antara guru dan orang tua murid.

Bakso Bakwan Malang Pak Su Kumis, Grand Wisata, Bekasi. Foto: Dokumen Pribadi.
Bakso Bakwan Malang Pak Su Kumis, Grand Wisata, Bekasi. Foto: Dokumen Pribadi.

Siang itu sebelum balik ke Bandung, kami salat zhuhur dulu di musala. Lalu acara berlanjut dengan makan siang menjelang petang di Bakso Bakwan Malang Pak Su Kumis, Grand Wisata, Bekasi. Porsi jumbo adalah pilihanku. Hanya dengan tiga puluh ribu rupiah sudah kenyang benar. Isinya ada bakso halus, bakso urat, kekian goreng, siomay basah, siomay goreng, dan tim goreng.

"Halal, ya Bang?" tanyaku pada Abang Bakso.

"Iyalah, Bu." Abang Bakso menjawab sambil menunjuk gambar sapi di tembok sebelah barat. Gambar sapi saja. Tidak ada label halal. Makanya aku bertanya.

"Maaf ya, Bang. Kebiasaan saya suka nanya-nanya dulu. Mastiin aja! Biar makannya kenyang, pikiran pun jadi tenang."

Abang Bakso tersenyum. Aku minta kuahnya ditambah seperti yang sudah-sudah saat makan bakso. Seperti yang sudah-sudah juga, perlu waktu lama untuk menghabiskan bakso. Setiap gigitan baksonya benar-benar kunikmati bersama kuah gurihnya yang meresap. Kadang malah tidak ingin cepat-cepat menyelesaikan santapan, meskipun pedasnya sambal sungguh membara, meronta-ronta. Aneh. Beda dengan makan nasi. Hanya perlu waktu sekejap bagiku untuk membereskannya.

Saat akan membayar di kasir, ternyata semua bakso yang dipesan para guru sudah dibayar oleh orang tua murid. Terima kasih. Jazaakumullaahu khoiron. Allah sebaik-baik pemberi balasan. Bakso bakwan porsi lengkap disantap panas-panas, di tengah udara Bekasi yang juga panas, sungguh uwow sekali!

Keluar dari gerai Bakso Bakwan Malang Pak Su Kumis dalam keadaan perut sudah terisi lagi membuat raga lebih kuat. Langkahpun pun jadi bertenaga. Aku, Mama Thia, dan Mama Dara berjalan bergandengan tangan menuju tempat parkir bus. Ngobrol dan bercanda santai sambil tertawa-tawa juga.

Ah, banyak keceriaan yang terkenang di Go! Wet Waterpark Grand Wisata Bekasi. Bermain air bersama orang tua dan murid kelas 4 Ibnu Hayyan serta rekan guru lainnya menjadi petualangan seru yang selalu dirindu. Liburan asyik menikmati berbagai wahana babasahan di sana. Dari yang beriak tenang, ombak buatan yang mengayun-ayun, sampai berseluncur dari ketinggian belasan meter yang menantang adrenalin.

Seluncur air, kolam ombak, kolam arus, dan kolam air tumpah adalah daya tarik wisata di pusat akuatik yang besar ini. Kehadiran konter informasi, restoran, toko, klinik, kedai makanan, musala, toilet, dan ruang bilas melengkapi fasilitas di sana. Kebersihan fasilitas terjaga dengan baik.

Desain ruang bilasnya unik. Dinding kiri ruang bilas terhubung langsung dengan tanaman yang menghijau dan udara yang terbuka. Semilir angin sepoi-sepoi menerpa badan. Kesan alaminya dapat. Namun, rada khawatir juga bila ada orang iseng yang ngintip. Oh, tidak!

***

In memoriam. Bahwa, ini adalah wisata terakhir kami bersama Mama Dara adalah hal yang tidak disangka. Beliau meninggal pada hari Rabu, 27 Mei 2020, di Rumah Sakit Cahaya Kawaluyan (RSCK) Kota Baru Parahyangan, Bandung Barat. Mama Dara dimakamkan di Garut dalam suasana pandemi covid-19.

Yang aku tahu Mama Dara memang sedang sakit. Namun, aku tidak ngeh jika sakitnya seserius itu. Kami ini berteman baik sejak lama. Aku mengenalnya pertama kali tahun 2008 saat menjadi wali kelas anak pertamanya, Fajar. Kemudian berturut-turut menjadi wali kelas kedua puterinya yang lain, Uwi dan Dara.

Aku bersaksi beliau adalah orang yang baik. Senantiasa tersenyum menghadapi persoalan serumit apapun itu. Program Jumat Berkah untuk para santri sebuah pondok pesantren adalah hasil karya dunia dan akhiratnya. In syaa allaah menjadi amal jariyah beliau yang terus mengalirkan pahala. Juga, doa ampunan bagi beliau dari anak-anaknya yang saleh.

Ya Allah, ampunilah Mama Dara, kasih sayangilah dia, maafkanlah dia, tempatkanlah dia di surga-Mu, lapangkanlah kuburnya, mandikanlah dia dengan air salju dan air es. Bersihkanlah dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran, berilah dia rumah yang lebih baik daripada rumahnya di dunia, berilah dia keluarga yang lebih baik daripada keluarganya di dunia, serta hindarkanlah dia dari siksa kubur dan siksa neraka. Kabulkanlah ya Allah.

Selamat jalan Mama Dara. Kami selalu menyayangimu, tetapi Allah lebih sayang padamu. Kami ingin terus bersamamu, tetapi Allah lebih berhak membersamaimu. Semoga kelak kita berjumpa lagi di jannah-Nya, berkumpul bersama Nabi Muhammad SAW. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun