Mohon tunggu...
Istanti Surviani
Istanti Surviani Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Purna bakti guru SD, traveler, pejuang kanker

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mimpi Kita Sama, Kinan. Cappadocia! (Bagian 1)

6 Februari 2022   19:49 Diperbarui: 9 Februari 2022   19:15 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bekas gereja gua. Foto: Dokumen Pribadi.

"Ketika mimpi kita pikirkan, mimpi itu berubah jadi rencana. Ketika rencana kita ucapkan, rencana berubah bentuk menjadi komitmen. Ketika komitmen kita lakukan, komitmen berubah lagi menjadi kenyataan." (William Tanuwijaya).

Nama Cappadocia mendadak viral di media sosial setelah ditayangkannya serial drama berjudul Layangan Putus. Tokoh utama Aris diperankan oleh Reza Rahardian. Dan tokoh Kinan diperankan oleh Putri Marino. Dalam serial ini Aris dan Kinan adalah pasangan suami istri.

Rupanya, Aris berselingkuh dengan tokoh Lidya. Cappadocia menjadi destinasi liburan mereka saat berselingkuh. Masalahnya, Cappadocia juga menjadi kota impian Kinan. Mengapa Aris tidak mewujudkan impian Kinan dengan mengajaknya liburan ke Capppadocia? Mengapa harus Lidya?

"It's my dream, not hers! My dream, Mas." Potongan dialog ini pun ikutan viral.

Aku tidak hendak berdiskusi tentang serial ini. Apalagi membahas bab perselingkuhan. Ruwet. Susah dinasehati juga. Mereka yang memulai. Mereka juga yang harus mengakhiri. Nah, loh ...

Aku lebih tertarik bicara tentang impian. Impian Kinan dan impianku ternyata sama, Cappadocia. Mengapa Cappadocia? Karena, selain bentang alam Cappadocia itu unik, suasananya juga romantis. Apalagi jika dikunjungi bersama pasangan halal kita. Ehem-ehem. Penasaran, kan? Yuk, ikuti keseruanku dan suami menjelajah Cappadocia! Wisata yang kami lakukan sebelum negara api bernama covid-19 menyerang dunia.

***

Aku dan suami berada di Cappadocia hari keempat wisata kami ke Turki. Rombongan bermalam di Suhan Cappadocia Hotel & Spa. Hotel ini menjadi pilihan favorit para pelancong. Pantas, ramai sekali! Hotel ini menggunakan potongan-potongan batu sebagai dindingnya. Kamarnya tidak terlalu luas, begitu juga dengan kamar mandinya.

Hotel ini juga terkenal dengan fasilitas spa-nya. Tetapi, kami tidak sempat untuk mencobanya dikarenakan program yang padat. Ada juga kolam renang. Berenang di musim semi yang masih dingin sekali tentu nggak kuat.

Di restoran hotel ada stan khusus pembuatan tortila atau roti canai ala Turki oleh dua orang ibu. Yang berminat harus rela antre.

Setelah salat subuh, aku dan suamiku akan melakukan safari menjelajah Cappadocia menggunakan mobil jip. Kami dijemput oleh dua orang kru, Emre dan Mustafa, sopir dan navigator. Kawan-kawan yang lain akan berwisata menggunakan hot air balloon yang terkenal itu, tetapi batal karena anginnya terlalu kencang.

Lembah-lembah Cappadocia begitu memesona. Foto: Dokumen Pribadi.
Lembah-lembah Cappadocia begitu memesona. Foto: Dokumen Pribadi.

Lembah-lembah Cappadocia begitu memesona. Gugusan bebatuan berbagai bentuk dan ukuran tersaji di depan mata. Kami sempat berhenti untuk mengambil gambar dengan latar belakang matahari terbit. Beberapa mobil ATV melewati kami.

Di kejauhan tampak sepasang calon pengantin sedang melakukan foto pre-wedding. Sang pria mengenakan setelan jas warna biru laut. Sang wanita bergaun warna senada lengkap dengan kerudungnya.

Meskipun aku memakai baju tiga lapis, hawa dinginnya masih tembus ke badan. Keinginan untuk ke toilet pun tak terhindarkan. Untung ada toilet portable di jalan yang kami lalui. Airnya dingin banget.

Emre membawa kami ke Uchisar Village. Proses terbentuknya bentang alam unik di Cappadocia terjadi sejak ribuan tahun lalu saat gunung-gunung berapi kuno, seperti Gunung Erciyes meletus dan memuntahkan lapisan demi lapisan lava yang kemudian menyelimuti kawasan ini.

Berabad-abad lamanya, angin dan hujan mengikis dan membentuk lapisan ini menjadi bebatuan yang sekarang mampu menarik wisatawan dari segala penjuru dunia untuk datang ke sini. Nama Cappadocia berasal dari bahasa Persia Katpaktukya, yang berarti Land of the Beautiful Horses (daerah tempat kuda-kuda yang bagus).

Di wilayah Anatolia Tengah ini sejauh mata memandang kita bisa melihat banyak formasi bebatuan putih krem atau kecokelatan berbentuk unik. Uchisar Castle adalah kastil yang berada di titik tertinggi di Cappadocia, berupa hamparan bebatuan yang menyerupai bentuk kastil, menjulang-julang. Karena posisinya di tempat tertinggi, Uchisar Castle ini disebut sebagai pintu menuju Cappadocia.

Tempat ini telah dibangun sejak zaman Romawi. Fungsi utamanya waktu itu sebagai benteng pertahanan. Terdapat juga ruangan lainnya seperti rumah tinggal, gudang, menara pengawas, dll. Komplek kastil ini adalah contoh terbaik bagi kita untuk memahami bagaimana manusia pada masa itu membuat bangunan dengan mengeruk dan memotong batu-batu tersebut.

Aku dan suamiku duduk di bangku bermeja kayu dengan lapisan bunga es tipis. Kami menikmati pesona Uchisar Village sambil berpegangan tangan. Bukan hanya untuk romantis-romantisan, tetapi juga untuk menghangatkan tangan yang sudah pakai sarung tangan. Udara dinginnya masih menyelinap masuk.

Dari kejauhan, bangunan-bangunan Uchisar Village berbentuk kotak atau kubus tersebar dari bagian bawah sampai ke puncaknya dengan sedikit pepohonan. Ada bangunan menjulang tinggi seperti menara masjid. Aktivitas warga belum dimulai sehingga tidak tampak orang berlalu lalang di jalanan.

Puas menikmati lukisan Tuhan atas ciptaan-Nya yang bernama Uchisar Village ini, Emre dan Mustafa menawari kami untuk berfoto di atas kap mobil jip sambil menyatukan ujung jempol dan ujung telunjuk sehingga menyerupai bentuk hati. Kaya yang di drama-drama Korea itu. Hehehe. Pose fotonya ya berdiri, ya duduk. Untung tidak terpeleset.

Safari Jip Cappadocia. Foto: Dokumen Pribadi.
Safari Jip Cappadocia. Foto: Dokumen Pribadi.

Kembali lagi ke bentang alam Cappadocia. Karena formasi batuan vulkaniknya yang lunak, mereka pun kemudian membuat underground city (kota bawah tanah). Ada sekira 150 kota di seputar Cappadocia. Kedalamannya bisa mencapai 60 meter di bawah tanah.

Dari seluruh kota bawah tanah yang ada di kawasan ini, yang terbesar adalah Derinkuyu. Diperkirakan 20.000 orang dapat hidup di sini. Kota bawah tanah ini dilengkapi dengan cerobong asap ventilasi, sumur, toilet, tempat ternak, tempat produksi anggur, dan tempat beribadah seperti kompleks biara, gereja gua, dan kapel.

Cappadocia memang memiliki sejarah panjang dan bersentuhan dengan unsur-unsur religi. Dulu, kawasan ini menjadi tempat pelarian orang-orang Kristen dari kejaran tentara Romawi. Mereka datang melewati daerah Antakya dan Kayseri kemudian menetap di sini. Karena, lembah-lembahnya memudahkan mereka untuk bersembunyi. Peninggalan-peninggalan tersebut masih dapat disaksikan hingga kini.

Bekas gereja gua. Foto: Dokumen Pribadi.
Bekas gereja gua. Foto: Dokumen Pribadi.

Aku memasuki salah satu bekas gereja gua. Dindingnya tinggi dan ada sebuah ruangan besar di tengahnya, tempat umat beribadah. Di bagian depan lantainya agak ditinggikan. Mungkin ini mimbar tempat tokoh Kristen saat memimpin ibadah.

Di depan gereja gua ini, Emre memarkir mobil jipnya. Kami siap melanjutkan perjalanan. Kali ini dia melakukan atraksi di luar dugaan. Setelah semua penumpang dan kru masuk mobil dan memasang sabuk pengaman, Emre menukikkan mobil jip dengan kemiringan hampir 90. Aku baru sadar, tegang, lalu berteriak. Takut mobilnya terbalik. Mata kupejamkan dan perut rasanya ngilu.

Belum selesai sampai di situ. Emre lalu memutar-mutar mobilnya persis seperti putaran mesin cuci. Badan rasanya dilempar ke sana ke mari. Aku berteriak-teriak melepaskan ketegangan. Kulihat suamiku cuma tertawa dan teriak secukupnya. Sayangnya, Emre dan Mustafa telah sukses membuat adrenalin kami berhamburan. Ufgh! Cukup sudah! Yuk, kita lanjut Bang!

Bersambung ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun