Mohon tunggu...
Istanti Surviani
Istanti Surviani Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Purna bakti guru SD, traveler, pejuang kanker

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mimpi Kita Sama, Kinan. Cappadocia! (Bagian 1)

6 Februari 2022   19:49 Diperbarui: 9 Februari 2022   19:15 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Safari Jip Cappadocia. Foto: Dokumen Pribadi.
Safari Jip Cappadocia. Foto: Dokumen Pribadi.

Kembali lagi ke bentang alam Cappadocia. Karena formasi batuan vulkaniknya yang lunak, mereka pun kemudian membuat underground city (kota bawah tanah). Ada sekira 150 kota di seputar Cappadocia. Kedalamannya bisa mencapai 60 meter di bawah tanah.

Dari seluruh kota bawah tanah yang ada di kawasan ini, yang terbesar adalah Derinkuyu. Diperkirakan 20.000 orang dapat hidup di sini. Kota bawah tanah ini dilengkapi dengan cerobong asap ventilasi, sumur, toilet, tempat ternak, tempat produksi anggur, dan tempat beribadah seperti kompleks biara, gereja gua, dan kapel.

Cappadocia memang memiliki sejarah panjang dan bersentuhan dengan unsur-unsur religi. Dulu, kawasan ini menjadi tempat pelarian orang-orang Kristen dari kejaran tentara Romawi. Mereka datang melewati daerah Antakya dan Kayseri kemudian menetap di sini. Karena, lembah-lembahnya memudahkan mereka untuk bersembunyi. Peninggalan-peninggalan tersebut masih dapat disaksikan hingga kini.

Bekas gereja gua. Foto: Dokumen Pribadi.
Bekas gereja gua. Foto: Dokumen Pribadi.

Aku memasuki salah satu bekas gereja gua. Dindingnya tinggi dan ada sebuah ruangan besar di tengahnya, tempat umat beribadah. Di bagian depan lantainya agak ditinggikan. Mungkin ini mimbar tempat tokoh Kristen saat memimpin ibadah.

Di depan gereja gua ini, Emre memarkir mobil jipnya. Kami siap melanjutkan perjalanan. Kali ini dia melakukan atraksi di luar dugaan. Setelah semua penumpang dan kru masuk mobil dan memasang sabuk pengaman, Emre menukikkan mobil jip dengan kemiringan hampir 90. Aku baru sadar, tegang, lalu berteriak. Takut mobilnya terbalik. Mata kupejamkan dan perut rasanya ngilu.

Belum selesai sampai di situ. Emre lalu memutar-mutar mobilnya persis seperti putaran mesin cuci. Badan rasanya dilempar ke sana ke mari. Aku berteriak-teriak melepaskan ketegangan. Kulihat suamiku cuma tertawa dan teriak secukupnya. Sayangnya, Emre dan Mustafa telah sukses membuat adrenalin kami berhamburan. Ufgh! Cukup sudah! Yuk, kita lanjut Bang!

Bersambung ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun