Â
"Makanan adalah kesamaan kita, sebuah pengalaman yang universal." (James Beard)
Pernahkah kamu mengalami kejadian busuknya sayuran yang ada di kulkasmu? Atau makanan yang lewat masa kadaluarsanya sehingga harus dibuang?
Saya pernah mengalami berkali-kali dulu. Dan, sakitnya tuh di sini! Terbayang lembaran cuan yang hilang begitu saja. Terbayang peluh dan lelahnya suami menafkahi keluarga gara-gara saya malas masak, masak ribet, atau hasil masakan tidak sesuai harapan. Hal inilah yang melatarbelakangi saya untuk memasak dengan cara yang praktis, hemat, dan sehat.
Masak praktis ala saya adalah masak antiribet ala bumbu podomoro. Bahasa Jawa yang artinya "pada mendekat". Alias bahan apa saja yang ada di rumah bisa dipakai untuk memasak. Sehingga, stok di kulkas tidak mubazir. Bahan-bahan tersebut bisa disulap menjadi menu utama atau menu tambahan, kue kering maupun kue basah.
Dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada, saya bisa menghemat biaya, tenaga, dan waktu. Tidak perlu lagi sengaja keluar rumah untuk belanja bahan tambahan.Â
Secara mamak-mamak, meskipun tidak kerja kantoran tetap saja antrian panjang pekerjaan rumah harus segera dieksekusi. Jika masaknya ribet, tidak mustahil mamak akan wawa-wewe. Ngomel-ngomel tidak jelas. Jadinya tidak ikhlas. Sayang, kan? Sudah capek tetapi nihil pahala. Â
Meskipun praktis dan hemat, makanannya tetap harus sehat. Apalah artinya makanan lezat kalau tubuh jadi sakit. Makanan sehat juga berarti bahan makanan dan cara membuatnya harus halal sesuai ajaran agama saya, Islam.Â
Saya bersyukur hidup di Indonesia, karena di sini mencari makanan yang bernomor dan berlabel halal MUI sangat mudah. Tersedia di warung-warung kecil sampai toko grosiran. Makan kenyang, hatipun tenang. Â Â
Berdasarkan pengalaman di atas, saya berusaha mengusung konsep masak praktis, hemat, dan sehat ini dalam menyiapkan makanan untuk keluarga tercinta. Â
Sekarang saya akan membuat kudapan sederhana bernama Marbelia. Apaan, tuh? Kepoin terus yuk biar enggak penasaran! Â
Di kulkas ada 5 bahan makanan, yaitu: kulit lumpia, telur, pasta spiral, mayonais, dan sayuran beku.
Cara membuat marbelia:
1. Telur diceplok utuh tanpa minyak.
2. Pasta spiral direbus sampai kematangan yang pas atau jangan terlalu lembek.
3. Tiga kulit lumpia disusun secara beririsan.
4. Di atas kulit lumpia diisi sayuran beku lalu ditambah pasta spiral, telur ceplok, dan mayonais.
5. Isian nomor 4 ditutup dengan selembar kulit lumpia.
6. Kulit lumpia dilipat sedemikian rupa agar tidak ambyar.
7. Marbelia digoreng di wajan datar dengan sedikit minyak sampai berwarna coklat keemasan, ditiriskan, lalu dipotong diagonal.
Sudah jadi, deh! Praktis, hemat, dan sehat kan marbelianya? Waktu yang diperlukan kurang dari 30 menit. Dalam marbelia terkandung karbohidrat (pasta), protein (putih telur), lemak (kuning telur), vitamin dan mineral (sayuran dan mayonais). Biayanya tidak sampai enam ribu rupiah per biji. Bisa jadi ide buat jualan, nih!
Baidewei baswei Mamak, apaan marbelia itu? Marbelia adalah singkatan dari martabak pastel lumpia. Bentuknya mirip martabak, isiannya seperti isian pastel, dan pembungkusnya memakai kulit lumpia. Marbelia enak disantap hangat-hangat. Kriuk-kriuk gurih. Apalagi saat hujan. Ditambah saus tomat dan saus sambal tambah jos. Buat bekal ke sekolah atau ke kantor juga oke.
Adanya pasta dalam Marbelia ditambah bahan-bahan lainnya menjadi keunikan jenis makanan East Meets West. Timur Bertemu Barat. Ah, mau makanan timur bertemu barat atau makanan utara bertemu selatan, resep rahasia dari segala resep adalah makanan yang disajikan dengan cinta akan kembali kepada cinta. Tak peduli datangnya dari arah mana.
Ada cinta dalam sepotong marbelia. Cinta yang melahirkan rasa bahagia anggota keluarga. Selamat mencoba!
Catatan:Â telur bisa juga direbus lalu dibelah jadi 4 bagian, pasta spiral bisa diganti dengan makaroni, marbelia bisa digoreng tanpa minyak atau dengan sedikit minyak. Minyak zaitun lebih sehat, digoreng dengan api sedang.
***
Selamat ulang tahun Kompasianer Mbak Widz Stoops. Smile! It increases your face value. Saya setuju dengan jargon ini. Teruslah berbagi dengan menulis, menulis untuk berbagi. Semoga panjang umur dalam nilai-nilai kebaikan.
Terima kasih kepada KBP (Komunitas Penulis Berbalas). Berbalas puisi, cerpen, dan kanal lainnya. Peranmu sangat penting dalam meningkatkan budaya literasi masyarakat Indonesia yang lebih baik. Teruslah berjuang di sana. Saya mendukungmu dengan menjadi peserta Lomba Karya Tulis dengan Hadiah Kejutan ini. Salam literasi!
"Bagi saya menang lomba itu bonus. Enggak menang, nulis jalan terus. Semangat jangan sampai putus."
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H