Mohon tunggu...
Istanti Surviani
Istanti Surviani Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Purna bakti guru SD, traveler, pejuang kanker

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

TITI RAMAH, Resolusi Sehat Tahun 2022

20 Januari 2022   23:47 Diperbarui: 21 Januari 2022   00:29 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan pengalaman beliau selama menangani pasien, respon pasien bisa berbeda-beda satu dengan yang lain. Ada yang pakai bajakah responnya positif. Kankernya mengecil. Namun, ada juga yang sebaliknya. Stadium kanker malah bertambah.

Pak dokter menyarankan agar pasien yang memilih medis fokus ke perawatan medis dulu agar hasilnya tidak bias. Kecuali dokter sudah angkat tangan, pasien dipersilahkan memilih pengobatan alternatif yang dikehendaki.

Gambaran sederhana dari penjelasan beliau kira-kira seperti ini. Aroma merica saja dapat menjadi bumbu masak yang dapat membangkitkan selera makan. 

Namun, bagi pasien yang sedang menjalani kemoterapi, rasa pedas merica bisa menjadi bumerang. Karena, bisa menyebabkan asam lambung naik sampai ke leher. Menimbulkan sensasi gerakan berupa gelembung-gelembung besar yang naik ke alat pernapasan bagian atas. Seperti tercekik rasanya. Saya pernah mengalami situasi seperti itu.   

Maka, tanpa mengurangi rasa hormat, saya minta maaf tidak bisa menerima tawaran herbal tersebut. Namun, saya tetap berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka atas perhatian dan doa-doanya untuk kesembuhan dan kesehatan saya. Semoga Allah membalas kebaikan mereka dengan yang lebih baik, lebih banyak, dan lebih berkah. Aamiin.

***

Efek kemoterapi menyebabkan rasa mual, muntah, tidak selera makan, rambut rontok, kuku menghitam, asam lambung meningkat, sariawan, diare, sembelit, nyeri otot, dll. Intinya daya tahan tubuh berkurang, sehingga rentan terkena infeksi penyakit lain.

Setelah kemoterapi pasti badan saya lemes karena unsur-unsur darah seperti hemoglobin, trombosit, dan leukosit turun semua. Seringkali asupan makanan dan obat tidak mampu menaikkan jumlah unsur-unsur darah tersebut. Sehingga, saya harus ditransfusi darah sampai tiga kali untuk mencapai kondisi normal. Itu artinya saya pernah dirawat inap di rumah sakit sampai tiga kali. Saya juga harus disuntik obat leukosit berkali-kali. Jika tidak, maka kemoterapi berikutnya tidak bisa diteruskan. Bahaya!

Berdasarkan hasil rekaman medis saya selama dua tahun terakhir ditambah masa pandemi, maka 5 resolusi sehat tahun 2022 ini saya namakan TITI RAMAH. Singkatan dari TIdur berkualitas, minum air puTIh, olah RAga, MAkan makanan bergizi, dan baHagia.

1. Tidur berkualitas. Tidur siang meskipun sebentar asalkan nyenyak, bisa memacu produksi leukosit. Leukosit (sel darah putih) berfungsi untuk memperkuat daya tahan tubuh agar tidak gampang sakit. Bagi saya, bisa tidur siang itu mewah banget. Secara emak-emak banyak sekali pekerjaan rumahnya. Hehe. Tidur malam yang cukup juga bagus untuk menjaga jumlah hemoglobin (sel darah merah).

2. Minum air putih 1,4 liter setiap hari. Jumlah ini disesuaikan dengan berat badan saya. Kecukupan air dalam tubuh akan memudahkan saat diambil darah. Jika kurang, ditusuk jarum berkali-kali pun darah susah diambil. Sungguh menyakitkan. Bagi kebanyakan orang minum air putih 1,4 liter per hari itu mudah. Namun, bagi saya ini adalah tantangan tersendiri. Saya harus bisa menaklukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun