Sempat ada isu bahwa pemerintah akan memperpanjang kontrak blok Mahakam untuk 25 tahun kedepan dengan operator lama karena anggapan bahwa Pertamina tidak mampu mengelola Mahakam.
Namun dalam perbincangan terakhir, pemerintah setuju untuk memberikan izin kepada Pertamina untuk mengelola blok Mahakam. Pertamina diberi 70% porsi hak partisipasi blok Mahakam, sisanya diserahkan kepada operator lama. Anggapan penulis ini adalah keputsan bisnis Pertamina, bukan campur tangan pemerintah. Pemerintah hadir karena diminta oleh operator lama dengan maksud baik.
Tidak hanya di blok Mahakam, tindakan ini seharusnya sudah dilakukan sejak dulu. Keyakinan bahwa kualitas dan teknologi Pertamina tidak kalah dengan perusahaan asing. Pertamina sendiri harus membuktikan diri, bukan hanya sebuah hasrat belaka.
Sulit, namun harus dicapai. Kemandirian energi adalah langkah positif yang harus didukung penuh oleh pemerintah. Khususnya Pertamina, sebagai BUMN penyuplai minyak bumi dan gas untuk bahan bakar seharusnya mendapatkan perhatian yang khusus.
Akankah Indonesia Mendunia?
“Akan” adalah persoalan masa depan, tapi penulis sudah menyampaikan prediksinya.
Penulis pribadi melihat Indonesia memiliki peluang. Namun, dapatkah kita mengesampingkan egosime demi tujuan bersama?
Kompasianers, masihkah Anda mempercayai pihak asing untuk mengolah kekayaan Nusantara?
"Ibarat sebuah mobil, asing boleh menjadi supir dari mobil itu, tetapi ia harus patuh terhadap segala perintah pemilik mobil, karena pemilik mobil pasti adalah pihak yang paling sayang, cinta serta selalu memikirkan keselamatan dan keutuhan kelangsungan keberadaan mobil itu dan bukannya supir mobil itu," tutur pengamat kebijakan energi, Sofyano Zakaria.
Penutup
"Kemandirian Energi untuk Indonesia Mendunia”, tema artikel ini penulis katakan menarik. Perlu interpretasi yang dalam untuk memahami makna sesungguhnya. Pada tulisan sederhana ini penulis memaparkan Kemandirian Energi seperti apa yang diharapkan, Indonesia Mendunia seperti apa yang diimpikan. Sampai saat ini Indonesia masih belum cukup untuk menjadi mandiri, bahkan cenderung tergantung dengan negara lain. Harus ada tindakan berani dari para wakil yang mewakili rakyat.