Hari ini, Jumat, 9 Februari 2024, Hari Pers Nasional diperingati. Tahun ini, merupakan peringatan HPN yang ke-40. Ini catatan saya sebagai pekerja media.
Mengacu ke Hari Lahir PWI
Hari Pers Nasional diperingati tiap tanggal 9 Februari. Tahun 2024 ini, merupakan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) yang ke-40. Peringatan tersebut mengacu ke hari lahir Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), organisasi wartawan pertama di Indonesia. PWI berdiri pada 9 Februari 1946 di Surakarta, Jawa Tengah.
Kenapa baru peringatan yang ke-40? Karena, gagasan tentang HPN, baru muncul pada Kongres ke-16 PWI di Padang, Sumatera Barat, pada tahun 1978. Dan, baru 7 tahun kemudian, pada 9 Februari 1985, HPN diperingati untuk pertama kali di Hall C Pekan Raya Jakarta (PRJ). Pada masa itu, PRJ diselenggarakan di Kawasan Monas, Jakarta Pusat.
Saya terdaftar sebagai anggota PWI, dengan nomor anggota 09.00.3583.91. Yang menandatangani Kartu Pers PWI saya adalah Drs. Tarman Azzam, selaku Ketua Umum PWI Pusat. Pada masa itu, saya menjadi wartawan majalah Gadis, bagian dari korporasi media Femina Group, Jakarta.
Saya bergabung secara organik sebagai jurnalis di majalah Gadis, pada tahun 1987, kemudian terdaftar sebagai anggota PWI, pada tahun 1991. Pada masa itu, jurnalis yang diizinkan meliput event-event nasional, hanyalah jurnalis pemegang Kartu Pers PWI.
Menjadi jurnalis di majalah Gadis adalah bagian penting dari perjalanan karir saya. Selama 12 tahun saya berkarya di media tersebut, dengan jabatan terakhir sebagai Managing Editor. Kemudian, saya pamit dari media itu, untuk mendirikan tabloid Bahagia dengan beberapa rekan. Di tabloid Bahagia, saya menjadi Pendiri sekaligus sebagai Pemimpin Redaksi.
Selanjutnya, saya pamit dari sana, untuk bergabung dengan majalah Lisa. Ini adalah majalah yang berasal dari Jerman, yang bekerjasama dengan investor di Indonesia. Di majalah Lisa, saya menjadi Pemimpin Redaksi. Pada saat yang bersamaan, investor dari Indonesia tersebut, meminta saya untuk menjadi Pemimpin Redaksi majalah Perkawinan.
Di rentang waktu yang tak begitu lama, investor tersebut meminta saya dan beberapa rekan untuk merintis berdirinya majalah Noor. Saya kemudian menjadi Pendiri sekaligus sebagai Pemimpin Redaksi majalah Noor. Tak lama kemudian, investor yang sama meminta saya menjadi Penanggung Jawab majalah Duit!
Memulai dari Freelancer