Bertemu Setelah Pisah Bertahun
Sampai suatu hari, kami bertatap-muka kembali. Itu terjadi pada Sabtu, 20 Juli 2019, ketika saya menghadiri Misa Requiem Arswendo Atmowiloto di Gereja Katolik Santo Matius Penginjil, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. Kemudian, kami bertemu kembali pada Rabu, 30 Oktober 2019, dalam acara mengenang WS Rendra bersama komunitas Sastra Reboan, di Warung Apresiasi, Jalan Bulungan, Blok M, Jakarta Selatan.
Praktis, sejak pertemuan di Misa Requiem Arswendo Atmowiloto tersebut, kami cukup sering bertemu dan ngobrol. Rasa sungkan saya sebagai junior terhadap sang senior, perlahan larut. Nada suara Mas Harry senantiasa pelan, mengayomi. Tiap kali menjelaskan sesuatu, nyaris runtut sesuai kronologis. Saya terus belajar banyak dari Mas Harry. Baik secara langsung, maupun tak langsung.
Sebagai pembaca setia Selamat Tinggal Duka pada tahun 1978, saya beruntung bisa mengenal lebih dalam Mas Harry selaku penulisnya. Bagi saya, ia menjadi kamus berjalan untuk berbagai peristiwa di tanah air. Juga, tentang rekam jejak sejumlah tokoh di negeri ini.
Perjalanannya sebagai seniman multi-talenta, sangat panjang. Baik sebagai penyair, jurnalis, novelis, penulis skenario, maupun pencipta lagu. Salah satu lagu ciptaan Harry Tjahjono Harta Berharga menjadi theme song serial televisi Keluarga Cemara telah menjadi buah bibir di mana-mana.
Salah satu skenario Harry Tjahjono adalah serial Si Doel Anak Sekolahan, yang membuat Mas Harry sempat kebanjiran orderan untuk menulis skenario. Ia belajar nulis skenario secara otodidak.
Bila selama ini Mas Harry yang menjadi penggerak berbagai event, melalui catatan ini, saya mengetuk hati para pihak untuk menggelar event untuk 70 tahun Harry Tjahjono.
Jakarta, 5 Februari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H