Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kiat Nulis Debat Capres

12 Desember 2023   18:30 Diperbarui: 12 Desember 2023   18:30 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Debat Capres Perdana. Foto: Tribunnews 

Hari ini, Selasa, 12 Desember 2023, Debat Capres digelar. Sejumlah stasiun televisi akan menyiarkannya secara live. Dan, kita bisa menyimaknya sembari ngopi. Bagaimana kiat menuliskannya?

Perilaku Para Capres-Cawapres

Tingkah-laku ketiga Capres-Cawapres saat debat, adalah hal menarik untuk ditulis. Untuk itu, kita mesti mengamati dengan jeli, perilaku mereka satu per satu. Misalnya, saat moderator bicara, bagaimana sikap mereka serta reaksi masing-masing? Tuliskan dengan detail, reaksi tersebut.

Untuk itu, lengkapi diri sebelum menulis, dengan pengetahuan tentang bahasa tubuh. Misalnya, baca deh Bahasa Tubuh yang Menunjukkan Kepercayaan Diri di Kompas.com - 17/10/2012 | 10:56 WIB. Atau, Elemen-elemen Public Speaking di Kompas.com - 02/12/2023 | 04:00 WIB.

Berbekal bacaan tersebut, dan atau bacaan relevan lainnya, kita sebagai penulis bisa leluasa menganalisa perilaku ketiga Capres-Cawapres saat debat. Bersamaan dengan itu, kita juga bisa mencermati, bagaimana cara Capres berinteraksi dengan Cawapres masing-masing. Kita bisa melihat, apakah mereka menggunakan kode-kode yang khas?

Strategi Argumen Capres-Cawapres

Debat adalah adu argumen. Opini ketiga Capres-Cawapres tentang suatu topik saat debat, besar kemungkinan berbeda. Tentu tidak ada pasangan yang ingin sama dengan pasangan lainnya. Tapi, kalau kita jeli mencermati, bisa jadi ada pasangan yang opini-nya sama, meski argumen-nya berbeda.

Tema debat perdana ini adalah Hukum, Hak Asasi Manusia (HAM), Pemberantasan Korupsi, dan Penguatan Demokrasi. Dalam hal pemberantasan korupsi, misalnya, ada kemungkinan ketiga Capres-Cawapres sama-sama sepakat untuk memberantas korupsi.

Nah, apa yang membedakan satu pasangan dengan pasangan yang lain? Misalnya, landasan yang digunakan dalam pemberantasan korupsi. Bagaimana masing-masing mengemukakan argumen tentang landasan tersebut? Misalnya lagi, cara mengeksekusi koruptor.   

Sebagai penulis, kita bisa menilai, apakah argumen masing-masing sesuai atau relevan dengan rencana mereka? Misalnya, ada yang berencana menahan koruptor ke Nusakambangan. Apakah semua koruptor dikirim ke sana? Atau, hanya koruptor jumbo saja? Apa kriterianya?

Artinya, kita sebagai penulis, bisa menilai, seberapa lengkap argumen ketiga Capres-Cawapres tersebut tentang gagasan yang mereka ajukan. Jangan-jangan cuma cuap-cuap doang, tapi tidak dilengkapi dengan argumen yang meyakinkan.

Nyambung-Nggak Nyambung

Debat Capres nanti malam akan dipandu oleh dua moderator: Ardianto Wijaya dan Valerina Daniel. Keduanya merupakan pembawa acara dari stasiun televisi TVRI. Dalam hal nyambung-nggak nyambung, kita harus jeli mencermati narasi moderator, ketika mengantar topik kepada peserta debat.

Apakah cukup to the point? Atau, muter-muter hingga kehilangan fokus? Atau, kreatif merancang narasi? Hal itu perlu kita cermati, kemudian kita bandingkan dengan respon peserta debat. Dalam hal ini, kita harus pahami benar substansi dari narasi moderator.

Dengan begitu, kita bisa menilai, apakah peserta debat merespon dengan tepat atau hanya menanggapi pinggir-pinggirnya doang. Bukan substansinya. Artinya, kita bisa menulis tentang respon peserta debat yang nyambung dengan moderator dan yang nggak nyambung.

Dukungan Data

Dalam berdebat, dukungan data diperlukan. Tujuannya, untuk memperkuat argumen yang dikemukakan peserta debat. Sebagai penulis, kita perlu mencermati, data yang diungkapkan masing-masing untuk tiap topik yang diperdebatkan.

Misalnya, tentang jumlah kerugian negara karena korupsi. Mungkin saja data yang diungkapkan peserta debat, berbeda-beda. Kita perlu menuliskan data dari masing-masing peserta debat itu. Ketika menulis, kita uji data tersebut dengan googling, sebagai alat bantu klarifikasi. Dengan demikian, kita sebagai penulis telah turut mencerdaskan pembaca.

Dalam mengemukakan data, bagaimana sikap peserta debat? Ragu-ragu, kerap membetulkan data yang salah ucap, atau langsung tegas meyakinkan? Sikap peserta debat tersebut bisa menjadi indikator, seberapa dalam pengetahuan yang bersangkutan terhadap topik yang dibahas.

                                                   ***

Oke, itu beberapa sudut pandang dalam menuliskan Debat Capres, yang sebentar lagi digelar di halaman Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jalan Imam Bonjol No. 29, Menteng, Jakarta Pusat.

Jakarta, 12 Desember 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun