Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Selamat Jalan Doni Monardo...

4 Desember 2023   00:33 Diperbarui: 4 Desember 2023   15:30 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Hari Minggu, 3 Desember 2023 ini, kita kehilangan Jenderal Covid, Doni Monardo. Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI (Purn) Doni Monardo itu, tutup usia pada pukul 17.35 WIB lalu. Ia pemimpin yang tegas sekaligus humanis.

Tindakan Hukum, Pilihan Terakhir

Saya dan rekan-rekan media yang intens meliput Covid-19, menyebutnya Jenderal Covid. Secara ketentaraan, ia memang Jenderal betulan. Selaku Kepala BNPB, ia beserta jajaran, berada di lini terdepan dalam penanganan Covid-19 di tanah air.

Berbagai kebijakan terkait Covid-19, datang dari Doni Monardo, selaku Ketua Satgas Penanganan Covid-19 sekaligus Kepala BNPB. Salah satu indikator penting dalam penanganan wabah virus itu adalah naik-turunnya pasien di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Sejak awal September 2020, saya dan beberapa rekan media, menjadi relawan di RSDC Wisma Atlet. Kami standby di sana dan mengelola pemberitaan untuk media nasional, dari waktu ke waktu. Doni Monardo kerap datang mendadak ke RSDC Wisma Atlet.

Salah satunya, pada Minggu, 15 November 2020. Di bulan itu, memang terjadi lonjakan pasien. Doni Monardo pada Minggu itu mengundang para pihak dari berbagai instansi terkait, untuk membahas langkah strategis menghadapi lonjakan pasien tersebut.

Pertemuan digelar di ruang terbuka, di taman samping Tower 2 RSDC Wisma Atlet. Isu yang mencuat kala itu adalah, bagaimana mencegah warga agar tidak mengadakan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan massa.

Antara lain, kegiatan berupa pesta perkawinan, pesta ulang tahun, reuni, dan sejenisnya. "Makin banyak kegiatan pengumpulan massa, pasti makin banyak pula warga yang positif Covid-19. Akan jadi masalah besar, jika RSDC Wisma Atlet tak mampu menampung mereka. Tolong lakukan pendekatan ke warga, ingatkan warga akan bahaya ini," ujar Doni Monardo, yang didampingi Mayjen Tugas Ratmono, Koordinator RSDC Wisma Atlet.

Dalam kesempatan itu, Doni Monardo berpesan -antara lain- lakukan pendekatan secara manusiawi. Ajak warga bicara baik-baik. Usahakan, tidak mengambil tindakan hukum terhadap warga. Kalaupun terpaksa menindak secara hukum, itu harusnya menjadi pilihan terakhir, setelah tak ada lagi upaya lain yang bisa ditempuh.

Tak Kenal Hari Libur

Pertemuan di hari Minggu di RSDC Wisma Atlet tersebut, sebenarnya bukanlah hal yang mengagetkan. Doni Monardo adalah sosok pemimpin yang mengesankan, yang mengedepankan kepentingan orang banyak, dibandingkan kepentingan pribadi. Di awal-awal pandemi pada Maret 2020, ia bahkan standby di kantor BNPB, berbulan-bulan tidak sempat pulang ke rumah untuk bertemu keluarga.

Maka, bekerja di hari Minggu dan hari libur lainnya, sudah menjadi kebiasaan Doni Monardo. Ia respect kepada relawan di BNPB, juga kepada relawan di RSDC Wisma Atlet. Sebaliknya, para relawan juga respect kepadanya.

Bagaimanapun juga, menangani pandemi serta menangani korban bencana, adalah kerja-kerja kemanusiaan. Tak mudah menemukan sosok seperti Doni Monardo, yang benar-benar secara nyata mengabdi untuk kepentingan orang banyak.

Sebagai seorang Jenderal, ia tegas dalam menjalankan tugas. Ia paham kondisi lapangan hingga ke tingkat detail. Karena itu, ketika memberikan keterangan kepada rekan-rekan media, penjelasannya runtut serta komprehensif. Dengan demikian, meminimalkan terjadinya kesimpang-siuran informasi.

Di berbagai kesempatan, Doni Monardo berpesan kepada rekan-rekan media, agar tidak lelah menumbuhkan kesadaran warga. "Peran media sangat penting di masa pandemi ini. Kita ingin warga sadar akan bahaya Covid, tapi kita tidak ingin menakut-nakuti warga. Warga yang ketakutan, akan turun imunitasnya," ujar Doni Monardo pada Minggu, 15 November 2020 lalu itu.

Doni Monardo meninggal di Rumah Sakit Siloam Semanggi, Jakarta Pusat.  Ia lahir di Cimahi, Jawa Barat, pada 10 Mei 1963. Masa kanak-kanak dan remajanya, ia lalui di Aceh dan Padang. Ayahnya, Letkol CPM Nasrul Saad, memang berasal dari Sumatera Barat.

Doni Monardo adalah alumni SMA Negeri 1 Padang, yang kemudian melanjutkan ke Akademi Militer di Kota Magelang, Jawa Tengah. Ia menyelesaikan pendidikan di Akmil, pada tahun 1985.

Senin, 4 Desember 2023 pagi, jenazah dibawa ke Mako Kopassus, selanjutnya dimakamkan ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.

Selamat Jalan Doni Monardo.

Jakarta, 4 Desember 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun