Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

RePlastic, Ingat Tempat Sampah Botol Plastik di Kantin Palmerah Barat

21 November 2023   20:23 Diperbarui: 21 November 2023   20:30 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Re-use sampah plastik di Kantin Palmerah Barat. Foto: Isson Khairul

RePlastic: Crafting Sustainable Tomorrow, 1 dari 7 Workshop Sustain Class di Kompasianival 2023. Apa kaitannya dengan tempat sampah dari botol plastik di Kantin Palmerah Barat?

60 Botol Plastik Bekas Air Kemasan   

Kompasianival 2023 bakal digelar di Bentara Budaya Jakarta. Ini event tahunan Kompasiana, sekaligus perayaan 15 Tahun Kompasiana. Tema besarnya, Sustaination. Ada 7 Workshop Sustain Class yang akan diadakan pada Sabtu, 25 November 2023, di momen tersebut. Salah satunya, RePlastic: Crafting Sustainable Tomorrow.

Secara tema, ini keren dan urgent. Kenapa? Karena, Kompasiana sudah melakukan RePlastic, sebelum mengajak publik untuk melakukan hal yang sama. Kamu yang pernah kunyah-kunyah di Kantin Palmerah Barat, tentu sudah pernah melihatnya.

Posisi kantin itu di sebelah selatan Gedung Kompasiana, berdekatan dengan kawasan parkir.  Memasuki area kantin, kita langsung disambut oleh tempat sampah yang unik. Rangkanya terbuat dari besi. Tempat sampah itu dirancang dengan menyusun 60 botol plastik bekas air kemasan ukuran 1.5 liter.

Botol-botol plastik tersebut ditata dalam format tiga tingkat, secara melingkar. Satu lingkaran terdiri dari 20 botol. Diameter satu botol sekitar 8.2 centimeter. Artinya, total diameter tempat sampah itu, sekitar 1.640 centimeter. Tinggi botol plastik tersebut: 32.2 centimeter. Format yang demikian, ditata secara tiga tingkat.

Itulah tempat sampah yang dibuat dari 60 botol plastik bekas air kemasan ukuran 1.5 liter di Kantin Palmerah Barat. Kantin itu memang bukan kantin khusus untuk karyawan Kompasiana saja, tapi juga untuk karyawan lain dalam lingkup Kompas Gramedia Group.

Saya dan para Kompasianer lainnya, sering menjadikan Kantin PalBar-begitu kami menyebutnya- sebagai titik kumpul. Dulu, KompasTV juga berkantor dekat situ, sebelum resmi pindah ke Gedung Menara Kompas, pada Jumat, 20 April 2018 lalu. Jurnalis KompasTV umumnya ya ngunyah-ngunyah di Kantin PalBar.

Sejumlah Kompasianer juga berteman dengan beberapa jurnalis KompasTV. Apalagi, sejak Senin, 19 Januari 2015, Program KompasianaTV tayang selama satu jam di KompasTV. Host-nya Cindy Sistyarani. Saya sebagai Kompasianer sempat tampil beberapa kali di program tersebut, sebelum program itu dihentikan pada Desember 2015, setelah tayang sekitar 42 minggu.

Ki-ka: Ikhwanul Halim, Isson Khairul, Aryo, Thamrin Sonata, dan Iskandar Zulkarnain di Kantin Palbar. Foto: Dok. Isson Khairul
Ki-ka: Ikhwanul Halim, Isson Khairul, Aryo, Thamrin Sonata, dan Iskandar Zulkarnain di Kantin Palbar. Foto: Dok. Isson Khairul

Pesan RePlastic dari Botol Plastik

Jika sedang luang, Host-nya KompasianaTV Cindy Sistyarani, juga enjoy untuk kami ajak ngobrol di Kantin PalBar. Interaksi tersebut tentu saja menambah wawasan kami tentang media, khususnya media televisi. Dengan begitu ramainya Kantin PalBar, tentu cukup banyak orang yang melihat tempat sampah dari 60 botol plastik bekas air kemasan tersebut.

Bagi saya, keberadaan tempat sampah itu, bukan sekadar wadah penampung sampah. Tapi, message RePlastic-nya justru terasa lebih penting. Ia membawa pesan, bahwa botol-botol plastik bekas, sesungguhnya masih bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang berguna. Itu hanya salah satu contoh pemanfaatan, dari sekian banyak pemanfaatan lainnya.

Saya pikir, keberadaan tempat sampah dari botol bekas itu, bukan sesuatu yang ujug-ujug. Ada budaya perusahaan Kompas Gramedia Group, yang tercermin dari sana. Kita tahu, Pendiri Kompas Gramedia adalah Jakob Oetama, yang wafat di usia 88 tahun, pada Rabu, 9 September 2020 lalu.

Kepala Badan Nasional Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) saat itu, Doni Monardo, bercerita, bahwa Jakob Oetama adalah sosok yang sangat peduli dengan lingkungan dan kemanusiaan. Doni Monardo pada tahun 2013, memberikan bibit pohon ulin kepada Jakob Oetama. Pohon ulin tersebut kemudian ditanam Jakob Oetama di halaman belakang Gedung Kompas Gramedia.

Saya tidak punya informasi, kapan tempat sampah dari botol bekas itu, dibuat. Foto yang saya tampilkan di sini, saya jepret pada Selasa, 31 Mei 2016. Boleh jadi, tempat sampah itu sudah dibuat jauh sebelumnya. Dan, mungkin sudah ada sebelum Jakob Oetama menanam pohon ulin pemberian Doni Monardo, di halaman belakang Gedung Kompas Gramedia.

Bagi saya, Workshop Sustain Class dengan tema RePlastic: Crafting Sustainable Tomorrow di Kompasianival 2023 tersebut, tentu saja berkorelasi dengan tempat sampah dari botol plastik di Kantin Palmerah Barat. Sebagai gerakan Sustaination dalam skala yang lebih luas, Kompasiana sesungguhnya sudah punya jejak, untuk meng-intensif-kan hal itu dalam berbagai aktivitasnya.

Apalagi dengan telah adanya kompasiana.com/lestari, yang memang fokus ke pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini, gerakan RePlastic bisa menjadi salah satu kontribusi Kompasiana untuk mengatasi masalah sampah plastik di negeri ini.

Dalam 10 Negara Penghasil Sampah Plastik Terbanyak di Dunia, Indonesia Nomor Berapa? yang dilansir detik.com, pada Kamis, 25 Agustus 2022 | 14:45 WIB, Indonesia menempati urutan ke-5, dengan 9.13 juta ton sampah plastik per tahun. Dari 10 Negara Penyumbang Sampah Plastik Terbanyak ke Laut, Indonesia juga menempati urutan ke-5, dengan 56.333 ton sampah plastik per tahun.

Jepang menempati urutan terendah, yaitu ke-10 dari 10 Negara Penghasil Sampah Plastik Terbanyak di Dunia dengan 4.88 juta ton sampah plastik per tahun. Dan, Jepang tidak tercatat dalam 10 besar 10 Negara Penyumbang Sampah Plastik Terbanyak ke Laut.

Barangkali, karena warga Jepang menganut prinsip sampahmu, tanggung jawabmu. Saya menyaksikan sendiri, bagaimana warga Jepang menenteng sampahnya, sampai menemukan tempat sampah. Jika tidak ketemu, mereka akan membuang sampah mereka di tempat sampah yang ada di rumah masing-masing. Agaknya, kita bisa mengadopsi prinsip tersebut, demi meminimalkan sebaran sampah yang bertebaran di mana-mana.

Luar biasa!

Jakarta, 21 November 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun