Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Public Speaking Competition Mahasiswa "Andai Aku Jadi Presiden"

14 November 2023   11:49 Diperbarui: 14 November 2023   11:49 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Team The President Center dan mahasiswa Institut Pariwisata Trisakti, Jakarta Selatan, saat Public Speaking Competition secara offline. Foto: Dok. TPC

Era digital adalah era adu gagasan. Didied Mahaswara menjaring gagasan mahasiswa dari seluruh Indonesia, melalui Public Speaking Competition. Ini kompetisi orasi perorangan, terbuka untuk semua mahasiswa, sejak awal Oktober hingga 10 Desember 2023. Bisa diikuti secara online, maupun offline. Dan, berhadiah jutaan rupiah.

Adu Gagasan 7 Tema Besar

Poster Public Speaking Competition ini sudah beredar di berbagai kampus, sejak awal Oktober 2023 lalu. Juga, sudah di-share melalui media sosial. Pada Sabtu, 11 November 2023 lalu, saya bertemu dengan Didied Mahaswara, Presidium The President Center (TPC), yang menjadi penyelenggara Public Speaking Competition tersebut.

"Kami percaya, mahasiswa memiliki banyak gagasan untuk negeri ini. Melalui Public Speaking Competition, kami akan menghimpun berbagai gagasan mahasiswa. Kemudian, kami akan menyampaikannya secara kelembagaan ke institusi pemerintah yang relevan," tutur Eddy Herwani Didied Mahaswara tentang latar belakang kompetisi tersebut.

Dengan kata lain, ini bagian dari kontribusi mahasiswa untuk bangsa yang sama-sama kita cintai. Dibingkai dengan Andai Aku Jadi Presiden, tentu saja kompetisi orasi tersebut sekaligus menyemarakkan Pemilihan Presiden 2024. Pada Senin, 13 November 2023 lalu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) yang akan berlaga di Pilpres 2024.

Ada 7 tema besar yang sudah disiapkan panitia. Pertama, tentang Kedaulatan Pangan dan Pengembangan Ekonomi Kreatif. Kedua, tentang Pengentasan Kemiskinan dan Strategi Mengatasi Pengangguran. Ketiga, tentang Pengembangan Industri Maritim dan Energi Terbarukan. Keempat, tentang Strategi Pengembangan Seni Budaya, Pariwisata, dan Olahraga. Kelima, mengenai Sumber Daya Manusia serta Pemberantasan Korupsi. Keenam, tentang Kebijakan Publik. Ketujuh, tentang Kesejahteraan Sosial dan Pelayanan Kesehatan.

Sekali lagi, ini adalah kompetisi orasi perorangan. Tiap mahasiswa bisa mengikuti lebih dari satu tema. Untuk mengikuti kompetisi secara online, misalnya, tiap peserta silakan memilih salah satu tema di atas. Kemudian, silakan record orasi-mu dalam format audio visual, dengan durasi maksimal 3 menit. Setelah selesai, kirimkan rekaman orasi audio visual tersebut ke link bit.ly/IndonesiaEmas45.

Jika kamu ingin mengikuti kompetisi ini dengan lebih dari satu tema, silakan pilih tema berikutnya, dari 7 tema besar yang sudah disediakan di atas. Alurnya: pilih tema, kemudian rekam orasi-mu secara audio visual dengan durasi maksimal 3 menit, lalu kirim ke link di atas.

Demikian selanjutnya, jika kamu ingin mengikuti kompetisi ini dengan lebih dari dua tema. "Tiap tema yang diikuti, dikirimkan dengan satu kali pengiriman. Tidak boleh digabung. Satu tema dengan satu kali pengiriman," ujar Didied Mahaswara, yang berharap melalui kompetisi ini akan lahir gagasan-gagasan segar untuk bangsa yang sama-sama kita cintai ini.

Adu gagasan mahasiswa untuk bangsa, melalui Public Speaking Competition. Rebut hadiah jutaan rupiah. Foto: Isson Khairul
Adu gagasan mahasiswa untuk bangsa, melalui Public Speaking Competition. Rebut hadiah jutaan rupiah. Foto: Isson Khairul

Orasi Offline di Kampus

Sejauh ini, panitia sudah menerima puluhan kiriman orasi dalam format audio visual. Orasi tersebut datang dari para mahasiswa dari berbagai kampus di tanah air. Selain dengan mekanisme online, Public Speaking Competition ini juga digelar secara offline. Dengan demikian, kompetisi ini sekaligus bisa menjadi event komunitas dan atau unit kegiatan mahasiswa (UKM) di kampus masing-masing.

Didied Mahaswara menyebut, "Mekanisme offline terutama ditujukan untuk kampus-kampus yang berada di seputar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek)." Hal itu semata-mata karena pertimbangan jarak dan waktu, mengingat kantor The President Center sebagai penyelenggara berada di Jakarta.

Alurnya, komunitas dan atau UKM di kampus menghubungi panitia untuk mengadakan Public Speaking Competition. Di poster, ada tiga nomor WhatsApp yang bisa dihubungi. Pada hari H, team dari The President Center akan hadir ke kampus yang bersangkutan, untuk melakukan penjurian. Kompetisi tersebut sekaligus menjadi kesempatan bagi komunitas dan atau UKM di kampus, untuk menggelar aktivitas yang positif.

Pada Rabu, 8 November 2023 lalu, The President Center bersama mahasiswa Institut Pariwisata Trisakti (IPT) Jakarta, telah menggelar Public Speaking Competition secara offline di Kampus IPT. "Kampus dan mahasiswa IPT menyambut kompetisi tersebut dengan antusias. Mahasiswa yang menjadi peserta, menampilkan orasi mereka dengan penuh spirit," ujar Didied Mahaswara.

Kompetisi orasi secara offline seperti di Institut Pariwisata Trisakti (IPT) Jakarta tersebut, akan terus bergulir di berbagai kampus di seputar Jabodetabek. Didied Mahaswara menuturkan, sudah ada beberapa komunitas dan atau UKM dari sejumlah kampus yang mengajukan diri. Antusiasme tersebut tentu saja menggembirakan.

Oh, ya, meski di berbagai kampus di Jabodetabek digelar Public Speaking Competition secara offline, itu tidak menutup kesempatan kepada para mahasiswa di Jabodetabek untuk turut berkompetisi secara online. Sekali lagi, ini adalah kompetisi orasi perorangan. Kesempatan terbuka seluas-luasnya, baik secara online maupun offline.

Bahkan, menurut Didied Mahaswara, mahasiswa yang sudah mengikuti kompetisi secara offline, tetap diberi kesempatan untuk ikut secara online. Tentu saja dengan tema yang berbeda dengan yang sudah ditampilkan saat offline. Dengan demikian, tiap mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi gagasan, sesuai dengan tema yang mereka minati.

Dari kiri ke kanan: Isson Khairul, Dandung, Didied Mahaswara, dan Aris. Bersama literasi mahasiswa untuk bangsa. Foto: Dok. Isson Khairul
Dari kiri ke kanan: Isson Khairul, Dandung, Didied Mahaswara, dan Aris. Bersama literasi mahasiswa untuk bangsa. Foto: Dok. Isson Khairul

Grand Final di Jakarta

Seluruh orasi mahasiswa yang menjadi peserta Public Speaking Competition, baik yang online maupun offline, akan dinilai oleh para juri yang kompeten. Mereka terdiri dari para pakar dan motivator leadership. Antara lain, Prof. Faisal Santiago, Direktur Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Borobudur Jakarta, Prof. Dr. Ir Djoko Sihono Gabriel MT, Guru Besar Tetap FT-UI Jakarta, dan Dr. Eddie Kusuma, S.H., M.H., alumni Lemhannas RI sekaligus Ketua Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Tionghoa (IKAL).

Masih ada sederet pakar dan motivator leadership yang dilibatkan The President Center sebagai dewan juri, selain tiga nama tersebut di atas. "Kami menyiapkan dewan juri dari berbagai bidang, agar tiap peserta dengan tema orasi masing-masing, mendapatkan penilaian yang maksimal," ungkap Didied Mahaswara.

Orasi mahasiswa yang terpilih, baik yang online maupun offline, akan mendapatkan kesempatan tampil di babak final, yang akan digelar di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan. "Detailnya akan kami sampaikan secara langsung ke seluruh peserta, setelah proses seleksi selesai," lanjut Didied Mahaswara.

Dalam konteks pengembangan literasi bangsa, Public Speaking Competition yang diinisiasi The President Center ini, tentu patut kita apresiasi. Kemampuan mahasiswa dalam ber-orasi memang harus terus diasah, agar kelak mereka menjadi pemimpin yang cemerlang di berbagai forum nasional dan internasional.

Secara kelembagaan, The President Center didirikan pada 20 Mei 2006, bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Sejak didirikan, lembaga ini memang concern pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), khususnya yang berkorelasi langsung dengan kebangsaan.

"Melalui Public Speaking Competition ini, kami mengajak mahasiswa sejak dini untuk berkontribusi kepada bangsa, dengan gagasan-gagasan segar mereka. Kami mewadahi serta menyalurkan aspirasi mereka ke institusi pemerintah yang relevan secara kelembagaan, agar mendapatkan respon yang sepadan," ujar Didied Mahaswara dalam percakapan pada Sabtu, 11 November 2023 lalu.

Jakarta, 14 November 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun