Sejauh ini, panitia sudah menerima puluhan kiriman orasi dalam format audio visual. Orasi tersebut datang dari para mahasiswa dari berbagai kampus di tanah air. Selain dengan mekanisme online, Public Speaking Competition ini juga digelar secara offline. Dengan demikian, kompetisi ini sekaligus bisa menjadi event komunitas dan atau unit kegiatan mahasiswa (UKM) di kampus masing-masing.
Didied Mahaswara menyebut, "Mekanisme offline terutama ditujukan untuk kampus-kampus yang berada di seputar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek)." Hal itu semata-mata karena pertimbangan jarak dan waktu, mengingat kantor The President Center sebagai penyelenggara berada di Jakarta.
Alurnya, komunitas dan atau UKM di kampus menghubungi panitia untuk mengadakan Public Speaking Competition. Di poster, ada tiga nomor WhatsApp yang bisa dihubungi. Pada hari H, team dari The President Center akan hadir ke kampus yang bersangkutan, untuk melakukan penjurian. Kompetisi tersebut sekaligus menjadi kesempatan bagi komunitas dan atau UKM di kampus, untuk menggelar aktivitas yang positif.
Pada Rabu, 8 November 2023 lalu, The President Center bersama mahasiswa Institut Pariwisata Trisakti (IPT) Jakarta, telah menggelar Public Speaking Competition secara offline di Kampus IPT. "Kampus dan mahasiswa IPT menyambut kompetisi tersebut dengan antusias. Mahasiswa yang menjadi peserta, menampilkan orasi mereka dengan penuh spirit," ujar Didied Mahaswara.
Kompetisi orasi secara offline seperti di Institut Pariwisata Trisakti (IPT) Jakarta tersebut, akan terus bergulir di berbagai kampus di seputar Jabodetabek. Didied Mahaswara menuturkan, sudah ada beberapa komunitas dan atau UKM dari sejumlah kampus yang mengajukan diri. Antusiasme tersebut tentu saja menggembirakan.
Oh, ya, meski di berbagai kampus di Jabodetabek digelar Public Speaking Competition secara offline, itu tidak menutup kesempatan kepada para mahasiswa di Jabodetabek untuk turut berkompetisi secara online. Sekali lagi, ini adalah kompetisi orasi perorangan. Kesempatan terbuka seluas-luasnya, baik secara online maupun offline.
Bahkan, menurut Didied Mahaswara, mahasiswa yang sudah mengikuti kompetisi secara offline, tetap diberi kesempatan untuk ikut secara online. Tentu saja dengan tema yang berbeda dengan yang sudah ditampilkan saat offline. Dengan demikian, tiap mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi gagasan, sesuai dengan tema yang mereka minati.
Grand Final di Jakarta
Seluruh orasi mahasiswa yang menjadi peserta Public Speaking Competition, baik yang online maupun offline, akan dinilai oleh para juri yang kompeten. Mereka terdiri dari para pakar dan motivator leadership. Antara lain, Prof. Faisal Santiago, Direktur Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Borobudur Jakarta, Prof. Dr. Ir Djoko Sihono Gabriel MT, Guru Besar Tetap FT-UI Jakarta, dan Dr. Eddie Kusuma, S.H., M.H., alumni Lemhannas RI sekaligus Ketua Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Tionghoa (IKAL).