Minggu, 29 Oktober 2023 mendatang, Yon Bayu Wahyono meluncurkan 2 novel sekaligus. Launching tersebut akan dilakukan di aula Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, lantai 4 Gedung Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat.
Eksplorasi Fakta, Opini, dan Fiksi
Yon Bayu adalah penulis senior di platform Kompasiana. Ia mulai bergabung dengan media netizen Kompas Gramedia Grup tersebut, sejak 19 Desember 2012. Pada Sabtu (21/10/2017), Yon Bayu meraih penghargaan Best in Opinion di Kompasianival 2017, yang digelar di Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan. Kompasianival adalah event tahunan platform Kompasiana.
Jauh sebelum menulis di Kompasiana, Yon Bayu sejatinya adalah seorang jurnalis. Antara lain, di jaringan media cetak Pikiran Rakyat. Meski bergelut puluhan tahun dengan fakta lapangan, Yon Bayu juga memiliki perhatian besar terhadap dunia fiksi.
Antara lain, ia mem-publish karya-karya fiksinya berupa cerita pendek di Tabloid Nova, media dalam Kompas Gramedia Grup. Ketika media cetak surut, Yon Bayu justru menemukan ruang ekspresi di ranah digital. Untuk karya Opini, ia mem-publish di Kompasiana dan rubrik kolom.kompas.com.
Untuk fiksi, Yon Bayu mengeksplorasi media sosial Facebook. Tentang hal tersebut, pernah saya posting di laman Facebook saya, pada 15 April 2018, dengan judul "Workshop Cerpen Online."
Begini, ceritanya. Yon kerap memposting cerita, terutama cerita misteri, di laman FB-nya. Kemudian, beberapa teman FB-nya minta diajarin cara nulis cerita. Maka terkumpul-lah 15 orang, yang berminat untuk belajar menulis. Ke-15 orang itu adalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang sedang bekerja dan tersebar di Hong Kong, Taiwan, dan Malaysia.
Setelah disepakati teknisnya, termasuk honor untuk Yon Bayu sebagai mentor, workshop nulis cerpen secara online itu pun digulirkan. Atraktif, dinamis, dan full kreatif. Para TKI itu memiliki banyak kisah hidup, yang oke banget untuk dituliskan sebagai cerpen.
Mereka masing-masing langsung menulis cerpen. Karena, cara belajar menulis yang paling efektif ya langsung menulis. Yon Bayu membimbing mereka secara online. Dalam kurun waktu tertentu, ke-15 TKI itu berhasil menyelesaikan, masing-masing satu cerita pendek.
Secara teknik menulis, sudah cukup baik, untuk ukuran mereka sebagai pemula. Secara isi cerita, wah sangat kuat, menyentuh, dan menakjubkan. Ke-15 cerpen karya TKI itu kemudian dibukukan Yon Bayu dengan judul "Senja Memerah di Taichung" sebagai Antologi Cerpen 5 Negara.
Selain sebagai mentor workshop, Yon Bayu sekaligus menjadi Editor untuk antologi cerpen tersebut. Keren, kan? Itu hanya salah satu contoh, betapa Yon Bayu senantiasa waras merawat suasana kreatif untuk menulis Opini dan Fiksi.
Dua Novel Sekaligus
Nah, karena rumah besarnya Yon Bayu adalah Kompasiana, maka sebelum launching novel "Prasa" dan "Kelir" pada Minggu, 29 Oktober 2023 mendatang di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, ia mengadakan pertemuan dari hati ke hati dengan 11 penulis Kompasiana, yang selama ini intens berinteraksi dengannya.
Pertemuan dari hati ke hati tersebut dilakukan pada Sabtu, 14 Oktober 2023 ini, di sebuah resto di Bogor, Jawa Barat. Yang hadir, Erni Purwitosari, Diah Woro Susanti, Sukma Tom, Muthiah Alhasany, Rahab Ganendra, Shita R. Rahutomo, Dewi Puspasari, Emma Malika, Fenny Bungsu, Sutiono Gunadi, dan Isson Khairul.
Ke-11 penulis di Kompasiana tersebut mengapresiasi lompatan Yon Bayu yang hendak me-launching 2 novel sekaligus. "Saya bangga sekaligus tertantang juga untuk belajar menulis novel. Ingin rasanya punya energi agar bisa produktif seperti Yon Bayu," ujar Shita R. Rahutomo, dengan penuh senyum.
Ungkapan Shita R. Rahutomo tersebut, paralel dengan agenda besar, yang menjadi niat Yon Bayu. Dengan launching 2 novel itu, ke depannya, ia ingin mengajak kawan-kawannya di Kompasiana untuk sharing dalam hal penulisan novel.
Oh, ya, di launching pada Minggu, 29 Oktober 2023 mendatang, novel "Prasa" akan dibahas oleh Isson Khairul dan novel "Kelir" akan dibahas oleh Sunu Wasono, Doktor Sastra Indonesia dari Universitas Indonesia (UI). "Prasa" adalah novel yang mengangkat kisah kemanusiaan dengan titik tolak Hak Azasi Manusia. Sementara "Kelir" berkisah tentang pergolakan tradisi Jawa, dengan titik tolak nilai-nilai luhur Jawa.
"Saya mengemasnya secara kekinian, hingga renyah untuk diserap oleh generasi pembaca novel sekarang. Pembaca tak perlu mengernyitkan kening untuk membacanya. Meski demikian, pesan kemanusiaannya tetap saya jaga, agar mencerdaskan sekaligus menjadi pengayaan jiwa pembaca," ungkap Yon Bayu Wahyono.
Jakarta, 15 Oktober 2023 Â Â Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI