Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pulih dari Stroke, Komaruddin Jalan Kaki Jogja-Bandung

6 Agustus 2023   08:17 Diperbarui: 6 Agustus 2023   08:19 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komaruddin jalan kaki Jogja-Bandung, setelah pulih dari stroke. Foto: Budi Tanjung


Sabtu, 5 Agustus 2023 pagi. Komaruddin Rachmat melakukan hal yang tak biasa: jalan kaki Jogja-Bandung. Usianya sudah 69 tahun dan ia pernah dapat serangan stroke tahun 2012, ketika ia berusia 58 tahun. "Ini bukan untuk gagah-gagahan, tapi untuk menyemangati para penderita stroke, agar bertekad kuat untuk pulih," tuturnya dengan penuh optimis.

Kaki Tangan Mati Rasa,
Mulut Bahu Miring Ekstrem

Ketika dapat serangan stroke pada tahun 2012 itu, Komaruddin Rachmat ambruk secara fisik dan mental. Betapa tidak. Kala itu, seluruh bagian kiri tubuhnya kebas. Kaki kiri dan tangan kirinya, mati rasa. Mulut serta bahu kirinya miring ekstrem. Saat itu, ia masih produktif dan sebagai alumni Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, kariernya pun masih moncer.

"Yang langsung terbayang saat itu adalah, saya akan menjadi beban bagi keluarga. Ekonomi keluarga pastilah akan terjun bebas, karena saya merupakan tulang punggung keluarga. Cemas, takut, dan seluruh perasaan negatif tentang diri, menguasai pikiran serta perasaan saya," ujar Komaruddin Rachmat mengenang masa-masa gelap tersebut.

Ia cukup lama menjalani perawatan medis, antara lain, di Rumah Sakit Harum, Jakarta Timur. Berbagai upaya medis yang disarankan sejumlah kerabat, ia jalani. Termasuk, sejumlah terapi yang direkomendasikan para pihak. Kondisi finansial terus menipis. Sementara, kondisi fisiknya akibat stroke tersebut, tak banyak berubah.

Untunglah, kondisi mentalnya secara bertahap, pulih. Ia mengakses serta membaca banyak hal yang relevan dengan stroke melalui perangkat handphone. Akhirnya, ia sampai pada satu kesimpulan: bergerak dan berlatih. Selama 2 tahun, ia memaksa dirinya untuk bergerak dan berlatih.

"Awalnya sangat malas dan sangat berat, tapi saya paksa diri saya untuk bergerak dan berlatih," ungkap Komaruddin Rachmat. Gerakan dan latihan yang ia lakukan adalah berjalan. Mula-mula di dalam rumah dengan bantuan tongkat. Kemudian, di pekarangan rumah. Sampai akhirnya, ia punya keberanian untuk bergerak dan berlatih di jalan di sekitar rumah.

6 bulan pertama masih dalam kondisi memaksa diri, tapi Komaruddin sudah merasakan ada perubahan kecil pada kaki kiri dan tangan kirinya. Itu membuatnya makin bersemangat untuk bergerak dan berlatih. "Dari berbagai bacaan yang saya baca, sel-sel tubuh yang mati karena stroke, akan digantikan oleh sel-sel baru. Dengan terus bergerak dan terus berlatih, sel-sel baru itu akan membantu memulihkan organ tubuh yang rusak karena serangan stroke," lanjut Komaruddin Rachmat.

Jalan Kaki Sejauh-jauhnya,
Menggali dan Berbagi Pengalaman

Boleh dibilang, selama 2 tahun pertama setelah serangan stroke tersebut, tiada hari tanpa bergerak. Ia berjalan kaki sejauh-jauhnya. Lama-lama, berjalan kaki sudah menjadi kebutuhan. Berjalan kaki dari rumahnya di Bekasi, Jawa Barat, dengan menyusuri jalan-jalan di Kota Bekasi, sudah menjadi hal biasa bagi Komaruddin.

Bahkan, ia pernah menyusuri jalanan dari Bandung, Jawa Barat, ke rumahnya di Bekasi, yang berjarak hampir 200 kilometer, yang ia tempuh selama 5 hari. "Saya benar-benar menempa diri saya dengan berjalan kaki serta berbagai latihan gerak. Saya sudah bertekad untuk pulih, tidak mau menjadi beban bagi orang lain," ungkap Komaruddin penuh semangat.

Bersamaan dengan itu, ia membagikan berbagai pengalamannya untuk pulih dari serangan stroke, melalui media sosial. "Saya bukan orang medis, saya hanya berbagi pengalaman berdasarkan pengalaman saya. Yang merasa terinspirasi, silakan. Saya juga bukan konsultan stroke, hanya berusaha memotivasi mereka yang pernah mengalami apa yang saya alami," ungkap Komaruddin tentang niatannya berbagi pengalaman di media sosial.

Oh, ya, ia juga aktif bergabung dengan komunitas yang relevan. Salah satunya, dengan Yayasan Cahaya Foundation di Bekasi. Nah, kegiatan jalan kaki Jogja-Bandung yang tengah ia lakukan saat ini, juga didukung oleh yayasan tersebut. Rute Selatan Jawa yang akan ia tempuh selama 20 hari tersebut, berjarak sekitar 400 kilometer.

Komaruddin Rachmat menyebut, ia akan berjalan kaki dengan santai saja. "Rencananya, saya akan jalan kaki dengan kecepatan sekitar 4 kilometer per jam. Target per hari hanya di kisaran 20 kilometer saja," lanjutnya. Selama perjalanan itu, ia akan istirahat dan atau tidur di berbagai tempat umum. Misalnya, di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau di masjid yang memungkinkan.

Untuk perjalanan ini, tim dari yayasan tersebut mendampingi Komaruddin Rachmat dengan sebuah ambulan, dari Jogja hingga Bandung. "Saya juga mendapat dukungan dari ikatan alumni SMA Negeri 1 Bekasi dan ikatan alumni Fakultas Ekonomi Unpad. Itu menjadi ikatan batin yang mengesankan, karena saya pernah studi di kedua tempat tersebut," ungkap Komaruddin, yang tentu saja sangat berterima kasih atas perhatian serta dukungan mereka.

Selain itu, ia juga mendapat dukungan dari Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) Pusat serta Komunitas Yastroki cabang Jogja. "Kawan-kawan di Yastroki Pusat Jakarta dan Jogja benar-benar menambah semangat saya untuk mewujudkan jalan kaki Jogja-Bandung ini. Mudah-mudahan tekad Pulih dari Stroke yang saya tebarkan ini, bisa menyemangati," tutur Komaruddin Rachmat.

Pesan untuk Jogja,
Inspirasi Siliwangi Bandung-Jogja

Komaruddin Rachmat adalah warga Bekasi, Jawa Barat. Rute jalan kaki Jogja-Bandung ini ia pilih, karena ia terinspirasi oleh spirit Divisi Siliwangi yang hijrah dari Jawa Barat ke Jogja. Hal itu terkait dengan Perjanjian Renville pada 17 Januari 1948. Selain itu, karena ia hendak menyampaikan pesan khusus untuk warga Jogja.

Kita tahu, stroke adalah penyakit yang mematikan, menempati urutan ketiga tertinggi, sebagai penyebab kematian di Indonesia, setelah kardiovaskular dan kanker. Media online Liputan6.com, pada Rabu, 25 Agustus 2021, melansir, tiap tahun ada sekitar 550.000 pasien baru stroke di Indonesia.

Dan, Jogja merupakan wilayah yang penduduknya nomor dua terbanyak mengalami serangan stroke, setelah Kalimantan Timur yang berada di urutan teratas. Maka, jadilah pada Sabtu, 5 Agustus 2023 pagi itu, Komaruddin Rachmat dilepas dari dua tempat. Pertama, dari Sanggar Yastroki Jogja di Jalan Tambakboyo, Jetis, Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Jogyakarta.

Kedua, dari titik nol kilometer Jogja, yaitu di jalur antara Alun-alun Utara hingga Tugu Ngejaman di ujung selatan Jalan Malioboro. Secara administratif, titik nol kilometer Jogja itu berada dalam wilayah Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Jogja. Tempat yang dipilih sebagai langkah pertama jalan kaki Komaruddin Rachmat adalah di depan Kantor Pos Jogja, yang berada di wilayah tersebut.

Mayjen TNI (Purn) Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.S., M.A.R.S., M.H. selaku Ketua Umum Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), melepas secara langsung langkah pertama jalan kaki Komaruddin Rachmat. "Apa yang dilakukan Komaruddin ini, menjadi bukti nyata bahwa mereka yang dapat serangan stroke, bisa pulih. Tentu dibutuhkan tekad dan upaya yang kuat, seperti yang sudah dilakukan Komaruddin," ujar Tugas Ratmono setelah acara pelepasan tersebut.

Pelepasan langkah pertama jalan kaki Komaruddin Rachmat itu berlangsung meriah, dihadiri oleh para pengurus dan anggota Komunitas Yastroki cabang Jogja. Tugas Ratmono dan Bambang Hindrarso selaku Ketua Yastroki Jogja, mengapresiasi tekad kuat Komaruddin Rachmat untuk pulih dari serangan stroke.

Mereka berharap, hal itu menjadi inspirasi bagi semua pihak, agar sama-sama bertekad mencegah serangan stroke serta bertekad kuat untuk pulih, bila terserang stroke. Mari semua pihak melakukan gerakan perang semesta melawan stroke. 

Jogja, 6 Agustus 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun