Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Diskusi Sastra: 82 Tahun Sutardji dan Sajak-Sajak Religiusitas Sutardji

15 Juni 2023   11:37 Diperbarui: 15 Juni 2023   11:41 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Dalam hitungan hari ke depan, Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri akan genap, 82 tahun. Jurnalis sekaligus sastrawan Ahmadun Yosi Herfanda mengajak kita semua mendiskusikan sajak-sajak Sutardji.

Selasa, 20 Juni 2023, pukul 14.30 WIB di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat. Di sana, Ahmadun akan membahas proses kreatif Sutardji dalam perpuisian Indonesia.

"Sutardji sudah menggeser Kredo-nya, dari membebaskan kata dari beban makna, ke pengukuhan kesaksian," ujar Ahmadun, pada Rabu, 14 Juni 2023 lalu.

Ahmadun punya perhatian besar terhadap karya-karya Sutardji. Ia menilai, para peminat sastra di Indonesia melewatkan sajak-sajak religius Sutardji.

Padahal, sejak era O, Amuk, Kapak Sutardji sesungguhnya sudah menampilkan sajak-sajak religius yang kuat. Apalagi setelah terbitnya kumpulan puisi Petiklah Aku tahun 2020 lalu.

Menurut Ahmadun, hampir semua karya Sutardji di buku tersebut, mengedepankan religiusitas, menampakkan kedalaman, serta mengisyaratkan kegelisahan batin.

Nah, bagaimana sesungguhnya religiusitas dalam karya Sutardji? Bagaimana Sutardji mengolah kegelisahan batin, menjadi sajak yang kuat dan dalam? Terus, siapa saja yang mencoba mengikuti jejak Sutardji? Bagaimana Sutardji membangun brand kepenyairannya?

Ahmadun akan menguakkannya dalam Diskusi Sastra Sutardji dan Religiusitas pada Selasa, 20 Juni 2023, pukul 14.30 WIB di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Jakarta Pusat.

Ini adalah rangkaian peringatan menjelang 82 Tahun Sutardji Calzoum Bachri, yang dihelat Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta, Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, serta Taman Inspirasi Sastra Indonesia.

"Mari kita hadiri Diskusi Sastra tersebut, sebagai wujud apresiasi bersama terhadap Sutardji Calzoum Bachri," ajak Octavianus Masheka, selaku Ketua Umum Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun