Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orang Tua Guyub, Anak Riang Gembira

14 Mei 2022   16:37 Diperbarui: 14 Mei 2022   16:56 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keguyuban para orang tua dan anak-anak Teater Tanah Air. Semua saling menyemangati. Foto: Dok. TA

Itulah situasi khas Teater Tanah Air. Tiap kali latihan, orang tua dan anak saling menyemangati. Juga, sama-sama belajar menyikapi seni teater. "Kami memang mengedepankan edukasi, karena main teater kan sesungguhnya proses edukasi," ujar Jose Rizal Manua.

Merawat Keguyuban Orang Tua

Teater Tanah Air adalah teater anak. Pada Jumat, 13 Mei 2022 lalu, sekitar 15 orang tua berkumpul di pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat. Malam mulai merayap meninggalkan senja, setelah diguyur hujan. Mereka berbincang akrab dengan Jose Rizal Manua, Sutradara sekaligus Pimpinan Teater Tanah Air.

"Kami sedang berembuk tentang program latihan, untuk persiapan pementasan ke Toyama-Jepang pada 30 Juli-3 Agustus 2022 mendatang," ungkap Jose Rizal Manua, yang duduk di kursi plastik bersama para orang tua tersebut.

Ya, rembukan itu khas suasana teater. Berlangsung di pelataran terbuka TIM. Sama-sama duduk melingkar di kursi plastik. Sementara, pelataran beraspal tersebut, masih nampak basah, karena kawasan TIM di Jalan Cikini Raya 73 itu, baru saja diguyur hujan.

Rembukan di pelataran terbuka itu berlangsung tanpa meja, tanpa kudapan dan tanpa minuman. Penerangan pun hanya memanfaatkan beberapa lampu taman yang menyala di sekitarnya. Sederhana, tapi prestasi Teater Tanah Air luar biasa, menjadi juara di berbagai Festival Teater Anak di penjuru dunia.

Inilah antara lain sejumlah prestasi internasional yang sudah dicapai Teater Tanah Air: The Best Performance pada The Asia-Pacific Festival of Children's Theatre di Toyama-Jepang, tahun 2004, The Best Performance pada 9Th World Festival of Children's Theatre di Lingen (Ems)-Jerman, tahun 2006, The Best Performance pada 10Th World Festival of Children's Theatre di Moscow-Rusia, tahun 2008, serta The Best Performance pada International Children's Festival of Performing Arts di New Delhi-India, tahun 2013.

"Yang kuat di Teater Tanah Air adalah keguyuban, kekompakan orang tua. Juga, spirit berekspresi melalui seni teater. Saya sebagai Sutradara, melatih dan mengarahkan. Orang tua mendukung dan menyemangati. Anak-anak main teater dengan riang gembira," lanjut Jose Rizal Manua, yang mendirikan Teater Tanah Air di Jakarta, pada 14 September 1988.

Nah, rembukan dengan orang tua seperti pada Jumat, 13 Mei 2022 lalu itu, adalah bagian dari upaya untuk menjaga serta merawat keguyuban tersebut. Maklum, anak-anak yang berteater di Teater Tanah Air adalah anak-anak yang secara usia masih sangat membutuhkan pendampingan orang tua.

Mereka sepakat untuk latihan intensif tiga kali seminggu, persiapan pementasan ke Toyama-Jepang pada 30 Juli-3 Agustus 2022. Foto: Isson Khairul
Mereka sepakat untuk latihan intensif tiga kali seminggu, persiapan pementasan ke Toyama-Jepang pada 30 Juli-3 Agustus 2022. Foto: Isson Khairul

Menjaga Anak, Mendidik Anak

Dalam konteks persiapan pementasan ke Toyama-Jepang pada 30 Juli-3 Agustus 2022 mendatang, Jose Rizal Manua tentu saja merembukkan program latihan dengan para orang tua anak-anak tersebut. Malam itu mereka sepakat untuk latihan intensif tiga kali seminggu.

Jose Rizal Manua menuturkan, dengan kesepakatan itu, berarti orang tua sepakat pula menjaga aktivitas anak masing-masing di rumah. Mulai dari waktu belajar mereka, asupan gizi mereka, sampai jam istirahat mereka sehari-hari di rumah.

"Teater ini kan aktivitas bersama. Karena pemainnya anak-anak, maka orang tua tentulah terlibat aktif mendisiplinkan anak mereka. Jika ada anak yang terlambat datang latihan atau sakit, misalnya, tentu akan mengganggu proses latihan. Bisa merusak konsentrasi anak-anak yang lain," ungkap Jose Rizal lebih lanjut.

Dengan kata lain, berteater di Teater Tanah Air, sesungguhnya anak-anak tersebut sedang menjalani proses pendidikan secara menyeluruh. Teater dengan konsep edukasi yang sesungguhnya. Mereka latihan mengingat dialog dan gerakan. Latihan bekerjasama dengan rekan-rekan sebaya, sekaligus dengan adik-adik serta kakak-kakak secara usia.

"Agar mereka enjoy latihan dan pementasan, saya mengemasnya dengan berbagai permainan. Mereka merasa sedang bermain-main, padahal mereka sesungguhnya sedang latihan dan sedang mementaskan pertunjukan teater," ujar Jose Rizal dengan senyum.

Dari berkali-kali mengikuti latihan dan pementasan Teater Tanah Air, seringkali muncul adegan tak terduga tapi tetap related dengan pertunjukan. Misalnya, ada anak yang haus dan ingin minum. Tanpa ba-bi-bu, sang anak ngeloyor mengambil botol minumnya di tepi panggung. Terus, lanjut lagi bermain.

Jose Rizal Manua sangat luwes dalam melatih dan menyutradarai. Ia memberi ruang kepada anak-anak tersebut untuk menciptakan adegan-adegan tak terduga yang dimaksud. Itulah salah satu faktor yang menyenangkan, yang membuat anak-anak itu enjoy bersama Teater Tanah Air.

Para orang tua mereka pun nyaman, karena anak-anak mereka mendapat perlakuan sebagaimana mestinya, dalam suasana kreatif. Tak jarang Jose Rizal menggendong anak-anak itu, bahkan guling-gulingan di lantai, untuk membangun suasana latihan dan pementasan. Hebatnya, penonton menikmati hal tersebut dengan tepuk tangan.

Anak-anak Teater Tanah Air terus berlatih dan berlatih. Proses edukasi keatif  untuk jiwa dan raga. Foto: Isson Khairul
Anak-anak Teater Tanah Air terus berlatih dan berlatih. Proses edukasi keatif  untuk jiwa dan raga. Foto: Isson Khairul

Nilai Kehidupan untuk Anak

Orang tua tentulah mendidik anak mereka. Sepanjang waktu, orang tua senantiasa menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada anak mereka. Mulai dari nilai kedisiplinan, kesungguhan belajar, hasrat berprestasi, sampai ke aspek hormat-menghormati sesama.

Naskah-naskah yang dimainkan Teater Tanah Air, pada dasarnya meliputi nilai-nilai kehidupan tersebut. Naskah Help yang akan dipentaskan di Toyama-Jepang pada 30 Juli-3 Agustus 2022 mendatang, tentu saja mengandung nilai-nilai kehidupan tersebut.

Naskah karya dramawan Putu Wijaya itu, secara substansi, mengandung nilai-nilai kehidupan, dalam konteks hubungan manusia dengan alam. Intinya, melalui naskah tersebut, Putu Wijaya hendak menanamkan kecintaan kepada alam sejak dini, kepada anak-anak.

Mencintai alam, menjaga serta merawat alam, sesungguhnya adalah hal yang bersifat universal. Kita tahu, seluruh negara di dunia sedang bekerja keras menjaga lingkungan hidup, agar bumi ini menjadi tempat yang layak untuk kehidupan hingga masa mendatang.

"Anak-anak tentulah yang akan menghuni bumi ini hingga masa mendatang. Menanamkan cinta lingkungan kepada mereka sejak dini, kita berharap bumi ini lebih sehat serta umur bumi lebih panjang," ungkap Jose Rizal Manua tentang substansi naskah yang akan dipentaskan di Toyama-Jepang nanti.

Pesan universal tentang alam. Pesan sejak dini agar mencintai alam. Itulah bagian dari nilai-nilai kehidupan yang hendak disemai Putu Wijaya dan Jose Rizal Manua kepada anak-anak Teater Tanah Air. Melalui pementasan di Toyama-Jepang nanti, nilai-nilai kehidupan tersebut disebarkan kepada dunia.

Secara menyeluruh, nilai-nilai kehidupan yang demikianlah yang menjadi fondasi Teater Tanah Air, dalam mengembangkan konsep kesenian mereka. Hal itu menjadi salah satu acuan, hingga Teater Tanah Air terpilih sebagai satu-satunya grup teater anak Indonesia yang diundang panitia The World Festival of Children's Performing Arts in Toyama, untuk mentas di Jepang.

Dalam hal ini, kita patut bangga. Karena, anak-anak Indonesia dipercaya untuk menyampaikan pesan tentang cinta alam kepada dunia. Hal tersebut sekaligus menjadi tantangan bagi kita, agar lebih menjaga alam negeri yang indah ini, sebagai teladan bagi dunia.

Jakarta, 14 Mei 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun