Merasa dihina dan terhina. Merasa diremehkan dan dilecehkan. Hal tersebut berlangsung bertahun-tahun. Itulah yang menggerogoti jiwa Siskaeee. Itulah bagian dari trauma masa lalu, yang memicu terjadinya perilaku menyimpang pada Siskaeee. Karena itulah, Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda DIY AKBP Roberto Gomgom Manorang Pasaribu SIK menyebut, Siskaeee sesungguhnya adalah korban.
Pertama, ia adalah korban dari para pem-bully yang notabene adalah teman-teman sekolahnya sendiri. Kedua, ia adalah korban dari trauma masa lalu, yang menggerogoti jiwanya selama bertahun-tahun. Ketiga, ia adalah korban dari pesatnya kemajuan era cyber, era internet, era digital, serta era media sosial.
Dengan kata lain, semua itu membuat Siskaeee tercerabut dari kultur budaya yang melatari hidupnya di sebuah desa di Kecamatan Krembung, Sidoarjo, Jawa Timur. Ini sekaligus menjadi warning kepada semua pihak, bahwa aksi pem-bully-an bukan hanya terjadi di wilayah perkotaan, tapi sudah merasuk hingga ke desa-desa.
Apa yang terjadi pada Siskaeee menunjukkan, bahwa dampak negatif dari aksi pem-bully-an tersebut, tidak langsung terjadi saat pem-bully-an dilakukan. Dampak negatif itu menjadi trauma psikis, menggerogoti jiwanya selama bertahun-tahun. Reaksi terhadap hinaan, diremehkan, serta dilecehkan tersebut bangkit secara bertahap dalam diri Siskaeee, yang ditandai dengan kepergiannya ke Bali, setelah lulus Madrasah Aliyah.
"Saya ingin dianggap. Ingin diakui," tukas Siskaeee, pada Rabu, 8 Desember 2021 lalu. Seolah hendak mematahkan serangan bully-an yang menghantamnya selama bertahun-tahun, Siskaeee bekerja tanpa kenal lelah di Pulau Dewata tersebut. Ia juga menggali ilmu dengan kursus Bahasa Inggris, mengikuti berbagai seminar internet marketing, dan menjalani berbagai kursus tentang berbisnis secara online.
Akhirnya Ketemu Tembok
Salah satu pekerjaan yang ia lakukan adalah memproduksi content, menjadi content creator. Di rentang tahun 2020 hingga 2021, setidaknya ada 2.000 file video dan 3.700 file gambar, yang sudah dilansir Siskaeee di berbagai platform berbayar. Semua platform tersebut berbasis di berbagai negara di luar negeri. Dirreskrimsus Polda DIY AKBP Roberto Gomgom Manorang Pasaribu SIK mencatat, Siskaeee diperkirakan sudah menghasilkan 2 miliar rupiah, dari ribuan content tersebut.
Nah, salah satunya, content video yang viral di ranah maya, yang di-shoot di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), pada Minggu, 18 Juli 2021. Kemudian, diunggah ke website berbayar www.onlyfans.com pada Senin, 19 Juli 2021, melalui akun siskaeee_Ofc. Selanjutnya, diunggah akun Twitter @koleksirare96 pada Selasa, 23 November 2021, dan menjadi viral. Polres Kulon Progo yang membawahi wilayah Yogyakarta International Airport (YIA), baru mengetahui hal tersebut pada Selasa, 30 November 2021.
Polisi kemudian menangkap Siskaeee di Stasiun Kereta Api Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu, 4 Desember 2021, sekitar pukul 15.30 WIB. Sejak Senin, 6 Desember 2021, Siskaeee ditahan di Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). "Akhirnya, saya menemukan tembok, yang menghentikan langkah saya sebagai content creator. Semua orang kini tahu saya. Semua orang melihat diri saya. Saya akan menjalani proses ini, sebagai tanggung jawab atas perbuatan saya," ujar Siskaeee dengan tegar.
Terus-terang, saya terkesan dengan jawaban Siskaeee, dalam obrolan pada Rabu, 8 Desember 2021, tersebut. Reaksinya terhadap hinaan, diremehkan, serta dilecehkan orang banyak, telah menjadikannya sosok yang kuat. Yang siap bertanggung jawab atas seluruh perbuatannya. Tidak menyeret-nyeret siapa pun. Tidak menyalahkan siapa pun. Ia pun dikenal orang banyak, bahkan melebihi ekspektasinya.