Soliditas. Inilah kata kunci penting untuk Nusa Tenggara Timur (NTT). Agar ekonomi rakyat tumbuh. Agar investasi mengalir ke provinsi kepulauan tersebut. Bagaimana NTT merawat soliditas rakyat dengan para pemangku kepentingan? Bagaimana NTT mengawasi kebijakan, agar kepentingan rakyat menjadi yang terdepan?
Solid Bersinergi, Solid Mengawasi
Rakyat memiliki perwakilan, yang berhimpun di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Dalam hal ini, DPRD Provinsi NTT. Lembaga ini menjadi hulu, yang menyuarakan kepentingan rakyat serta mensinergikan berbagai kebijakan, agar benar-benar fokus untuk rakyat.
Pada kebijakan ekonomi, misalnya. "Kami mendorong terciptanya program yang secara langsung mampu menggerakkan ekonomi rakyat," ujar Viktor Mado Watun, Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi NTT, ketika saya temui pada Rabu, 24 November 2021 di Kantor DPRD di Kupang.
Maka, lahirlah Kredit Merdeka, pada tahun 2019. Kredit tersebut benar-benar merdeka: bebas agunan dan bebas bunga. Nilainya 5 juta rupiah, diberikan secara langsung ke penerima kredit, untuk mendorong usaha rakyat. Secara total, kredit yang telah dikucurkan, sudah dalam hitungan miliaran rupiah.
Kredit tersebut dialirkan melalui Bank NTT sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) NTT. "Karena merupakan aset daerah, makanya kami di DPRD memiliki otoritas untuk membina serta mengawasi aktivitas bank tersebut, demi kemajuan ekonomi rakyat NTT," lanjut Viktor Mado Watun, politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tersebut.
Secara regulasi, Bank NTT merupakan mitra strategis Komisi III DPRD. Viktor Mado Watun selaku wakil ketua komisi tersebut, diminta oleh Emelia Julia Nomleni, Ketua DPRD Provinsi NTT, untuk saya wawancarai, karena Emelia saat itu sedang berdinas di Sumba.
Sebagai narasumber yang kompeten, Viktor Mado Watun menyebut, pengucuran Kredit Merdeka serta pengawasan pelaksanaannya, dilakukan secara ketat. "Ada pengawasan oleh tim internal Bank NTT dan ada pula pengawasan dari DPRD, khususnya dari Komisi III," ungkap Viktor Mado Watun tentang mekanisme pengawasan kredit melalui Bank NTT.
Soliditas yang dibangun DPRD dan Bank NTT dalam konteks pembinaan serta pengawasan penyaluran kredit, sangat mengesankan. Nyatanya, Kredit Merdeka bisa dieksekusi secara tepat sasaran. Kredit tersebut benar-benar digunakan untuk usaha, sesuai peruntukannya. Pertumbuhan ekonomi rakyat pun menggembirakan.
Penerima kredit yang menghadapi kendala dalam usahanya, dibina dengan sungguh-sungguh. Karena, Bank NTT dan DPRD kan sesungguhnya representasi rakyat NTT. Dana yang diputar serta digulirkan, pada dasarnya adalah milik rakyat dan digunakan untuk kesejahteraan rakyat.
Solid ke Rakyat, Solid ke Korporasi
Soliditas yang dibangun DPRD dan Bank NTT dalam konteks pembinaan serta pengawasan penyaluran kredit, bukan hanya diimplementasikan pada kredit rakyat skala UKM-UMKM. Tapi, juga diterapkan pada kredit korporasi, pada dunia usaha yang berinvestasi di NTT.
Secara periodik, per tiga bulan serta per enam bulan, tim manajemen Bank NTT dan Komisi III DPRD duduk bersama dalam meeting yang diagendakan. Berbagai hal dibahas secara detail, termasuk pembinaan serta pengawasan terhadap nasabah UKM-UMKM dan nasabah korporasi.
Viktor Mado Watun selaku Wakil Ketua Komisi III menjelaskan, memang belakangan ada isu negatif yang beredar di dunia maya, yang mendiskreditkan Bank NTT. "Kami sudah meeting dengan tim menajemen Bank NTT. Satu per satu nasabah kami bahas. Mulai dari kondisi usaha nasabah, hingga langkah-langkah kongkrit Bank NTT terhadap nasabah yang kreditnya bermasalah," tukas Viktor Mado Watun.
Dalam wawancara pada Rabu, 24 November 2021 siang di Kantor DPRD di Kupang, Viktor Mado Watun menjelaskan, isu tentang kredit PT. Budimas Pundinusa yang disebut-sebut di dunia maya, termasuk nasabah yang dibahas. "Agunan Budimas Pundinusa valid, setelah disusuri. Bank NTT sedang melakukan proses lelang terhadap aset perusahaan tersebut. Intinya, langkah yang ditempuh, mengacu kepada aturan dan mekanisme perbankan," papar Viktor Mado Watun dengan detail.
Sebagai wakil rakyat di DPRD, ia menegakkan aturan yang berlaku, agar para pihak mendapatkan perlakuan yang sama, sesuai aturan. Bank NTT, rakyat NTT, Budimas Pundinusa, serta investor lainnya, sama pentingnya untuk kemajuan ekonomi NTT. Dengan kata lain, Viktor Mado Watun senantiasa menjaga agar NTT menjadi wilayah yang ramah kepada investor.
Sampai di sini kita paham, peran DPRD sebagai representatif rakyat, memang sangat dibutuhkan untuk menjaga soliditas para pemangku kepentingan. Termasuk, mengklarifikasi isu-isu yang beredar di ranah maya, agar tidak memicu perpecahan di tengah masyarakat.
Isu-isu negatif yang dimaksud, disebut Direktur Utama Bank NTT Alex Riwukaho sebagai black campaign yang ditujukan kepada bank kebanggaan rakyat NTT tersebut. Itu diungkapkan Alex Riwukaho dalam wawancara pada Kamis, 25 November 2021, di kantor pusat bank tersebut di Kupang. Untungnya, rakyat NTT tidak terpengaruh. Loyalitas nasabah tetap tinggi dan jumlah penabung terus tumbuh.
Tentang moncernya kinerja Bank NTT, silakan baca postingan saya sebelumnya Matahari, Denting Sasando, dan Spirit Ekonomi Wilayah Timur di Kompasiana. Hal tersebut sekaligus menunjukkan bahwa fondasi serta format soliditas yang dibangun DPRD dan Bank NTT, merupakan kekuatan penting untuk percepatan pembangunan ekonomi wilayah timur yang diagendakan Presiden Joko Widodo.
Solid untuk Terus Berkolaborasi
Soliditas sudah terbukti menumbuhkan ekonomi di NTT. Pada Rabu, 18 Agustus 2021, Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat menyebut, ekonomi NTT berangsur pulih. Itu tercermin dalam triwulan 2-2021, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,22 persen. Lebih baik dibandingkan triwulan 1-2021, yang hanya tumbuh 0,12 persen. Â
Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat menambahkan, indikator lain tentang pertumbuhan ekonomi NTT adalah semakin berkurangnya angka kemiskinan dan menurunnya angka stunting di NTT. Menurut Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat, faktor utama yang melandasi pertumbuhan ekonomi itu, adalah partisipasi semua pihak.
Karena itulah, Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat mengharapkan Bupati, Wali Kota, pimpinan berbagai lembaga, aparat sipil negara (ASN) sampai pada masyarakat, terus berkolaborasi dan terus bekerja keras demi NTT yang lebih baik. Dengan kata lain, partisipasi semua pihak serta kolaborasi yang dilakukan, menjadi bukti nyata kuatnya soliditas di NTT.
Makanya, seperti diakui Alex Riwukaho selaku Direktur Utama Bank NTT dan Viktor Mado Watun selaku Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi NTT, berbagai black campaign yang timbul belakangan ini, sama sekali tidak memengaruhi spirit masyarakat NTT untuk bangkit. Spirit untuk senantiasa solid itulah yang seharusnya dijaga oleh seluruh lapisan di NTT, demi kebangkitan ekonomi NTT.
Jakarta 02 Desember 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H