Jumat, 19 November 2021. Tatkala matahari condong ke barat, saya menepi ke selatan Jakarta. Bertemu dengan Letnan Kolonel Laut drg. Muhamad Arifin. Ia mantan Komandan Lapangan Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat. Inikah yang disebut ikatan batin?
Ikatan Batin, Interaksi Kemanusiaan
Pertemuan sore itu adalah pertemuan kemanusiaan. Antara manusia dengan manusia, yang sama-sama memiliki ikatan batin. Kami pertama kali bertemu pada Selasa, 15 September 2020 lalu, di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
Letkol Laut M. Arifin bertugas di sana sebagai Komandan Lapangan. Saya dan beberapa rekan sebagai relawan media. Tugas kami sama, yakni sama-sama berjuang atas dasar kemanusiaan, sesuai profesi masing-masing.
Boleh dibilang, Letkol Laut M. Arifin adalah generasi pertama orang Indonesia, yang terlibat secara langsung dalam penanganan Covid-19 di tanah air. Ia sudah mulai terlibat dalam penanganan Covid-19, sejak Minggu, 2 Februari 2020, ketika sebanyak 238 orang warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China, menjalani observasi di Pulau Natuna, Kepulauan Riau.
Beberapa waktu Letkol Laut M. Arifin bertugas di Natuna, dalam kapasitasnya sebagai Komandan Batalyon Kesehatan I Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan. Kemudian, tugas berlanjut, ketika 188 warga Indonesia sebagai anak buah kapal (ABK) di kapal pesiar World Dream diduga terpapar Covid-19.
Ke-188 ABK tersebut kemudian dipindahkan dari kapal World Dream ke kapal KRI Suharso di perairan internasional, tak jauh dari Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Selanjutnya, mereka dikarantina di Pulau Sebaru Kecil, yang merupakan gugusan Kepulauan Seribu. Pulau itu adalah bagian dari Kabupaten Administrasi di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Selesai dari Pulau Sebaru Kecil, Letkol Laut M. Arifin lanjut berdinas menyiapkan Wisma Atlet Kemayoran menjadi RSDC, yang mulai dioperasikan pada Maret 2020. Di sana, ia menjadi Komandan Lapangan. Ia aktif tiap hari untuk memastikan seluruh operasional RSDC berjalan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan.
Di RSDC, Letkol Laut M. Arifin dikenal sebagai Komandan Cobra, dengan semboyan pantang pulang sebelum corona tumbang. Saya merasa beruntung mengenal sekaligus terhubung dengannya. Karena, ia memiliki rekam jejak yang nyata dan kuat dalam penanganan Covid-19 di tanah air.
Dari serangkaian wawancara dan diskusi dengannya, di rentang September 2020 hingga Juli 2021, telah tumbuh ikatan batin antara saya dan Letkol Laut M. Arifin. Hubungan kami bukan lagi hubungan jurnalis dengan narasumber. Tapi, sudah menjelma menjadi jalinan kemanusiaan, yang menumbuhkan ikatan di batin masing-masing.
Komandan Sinergi Jiwa-Raga
Pertemuan kami pada Jumat, 19 November 2021 sore itu, berlangsung di kawasan Cilandak. Di suatu tempat yang penuh pepohonan, yang rindang dengan kehijauan dedaunan. Nyaris mirip dengan kerindangan pepohonan di area taman samping Tower 2 RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
Dedaunan hijau memang melekat erat dengan kehidupan Letkol Laut M. Arifin. Ketika masa kanak-kanak di Karang Anyar, Surakarta, Jawa Tengah, ia kerap memetik daun jati untuk dijual ke warung, sebagai tambahan uang jajan. Ibunya berjualan pakaian dengan sepeda, dari pasar ke pasar di seputar Surakarta.
Ayahnya seorang guru Sekolah Dasar pada siang hari, dan menjadi guru ngaji di rumahnya selepas magrib. Bekal batin yang kuat itulah yang memotivasinya hingga menjadi alumni Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur. Motivasinya terus berlanjut, hingga ia menjadi Dokter Gigi Spesialis Ortodentis.
Spirit batin yang disemai sang ayah di Surakarta tersebut, melekat kuat di jiwa Letkol Laut M. Arifin. Di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, misalnya, ia kerap menjadi khatib shalat Jumat, yang dilaksanakan di lantai 3 Tower 3 RSDC. Saya beberapa kali menyimak khutbah Jumat yang ia sampaikan di sana.
Landasan batin yang kuat tersebut, menjadi motivasi Letkol Laut M. Arifin dalam bertugas, di mana pun dan kapan pun. "Saya menikmati tugas-tugas kemanusiaan yang saya emban selama ini. Berbakti di jalan kemanusiaan, pesan itu yang senantiasa diingatkan almarhum ayah dan ibu saya hingga kini," ungkap Letkol Laut M. Arifin sore itu.
Saat ini, Letkol Laut M. Arifin menjadi Komandan Denma Rumah Sakit (RS) Marinir, Cilandak, setelah menjadi Komandan Batalyon Kesehatan I Marinir, Cilandak dan menjadi Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Tugas kemanusiaan memang melekat dalam kehidupannya.
Dalam konteks kemanusiaan, Letkol Laut M. Arifin berharap pandemi Covid-19 di tanah air terus melandai dan melandai, seperti saat ini. Karena itu, libur Natal dan Tahun Baru mendatang, sudah sepatutnya disikapi masyarakat dengan tetap berhati-hati serta senantiasa menaati protokol kesehatan.
"Dari pengalaman bertugas di RSDC Wisma Atlet, eforia masyarakat seringkali membuat lengah pada prokes. Saya harap warga saling mengingatkan, saling peduli, demi kesehatan bersama," tutur Letkol Laut M. Arifin, yang masih terus mengikuti tahapan penanganan Covid-19 di tanah air, meski tidak lagi terlibat secara langsung.
Saya yakin, hal itu ia lakukan, karena kedalaman intensitasnya menangani Covid-19, sejak pandemi itu melanda Indonesia. Sekali lagi, saya beruntung mengenalnya. Menurut saya, Letkol Laut M. Arifin menjadi salah seorang dari sedikit orang Indonesia, yang terlibat aktif secara langsung dalam penanganan Covid-19 sejak awal.
"Pandemi Covid-19 adalah bagian dari sejarah perjalanan bangsa kita, juga bangsa-bangsa di dunia. Ini perjalanan yang sangat berharga bagi kita semua, untuk merawat sinergi bangsa serta soliditas bangsa, demi kemajuan bersama," lanjut Letkol Laut M. Arifin sembari melangkah memasuki RS Marinir Cilandak, untuk melanjutkan tugas-tugas kemanusiaan yang ia emban.
Jakarta 20 November 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H