Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

I Ketut Purnama Bangkit dari Wisata Bali, Ini Rahasianya

13 November 2021   13:29 Diperbarui: 13 November 2021   13:34 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
I Ketut Purnama penuh semangat beternak kambing. Foto: Budi Tanjung

10 ekor kambing itu jenis peranakan etawa (PE) dan seekor kambing jantan jenis kambing boer. Dengan 10 indukan dan 1 pejantan itulah, Bli Ketut belajar dan latihan cepat beternak kambing. Proses belajar itu dilengkapi dengan konsultasi melalui telepon, dengan peternak kambing di Pubalingga, yang ngobrol dengannya beberapa waktu lalu.

Beberapa bulan kemudian, satu per satu indukan tersebut beranak. Dan, satu per satu anak kambing -disebut cempe- itu, mati. Bli Ketut gelagapan. Ia makin intens konsultasi dengan Purbalingga. Setelah mulai menguasai berbagai kendala, Bli Ketut pun membeli 50 ekor kambing indukan lagi. Itu ia beli dari Purbalingga, kemudian dikirim dengan pickup terbuka ke Bali.

Pakan fermentasi, asupan utama untuk kebutuhan kambing. Foto: Didik Wiratno
Pakan fermentasi, asupan utama untuk kebutuhan kambing. Foto: Didik Wiratno

60 Induk Kambing, 55 Cempe

Pada Jumat, 12 November 2021 kemarin, saya menemui I Ketut Purnama di kandang kambingnya di Desa Keramas, Kabupaten Gianyar, Bali. Di desa pertanian itu, sekitar 40 kilometer dari Denpasar, sudah 1,5 tahun belakangan ini Bli Ketut mengolah pikir dan rasa. Mencurahkan seluruh energinya untuk mengurus kambing.

Ia berladang jagung. Jagungnya dijual dan batang jagungnya digunakan untuk pakan kambing. Ia jadi paham tentang jagung, padahal dulu hanya tahu nikmatnya popcorn. Tak jauh dari kandangnya, ada pabrik tempe dan Bli Ketut mendapatkan kulit kedele dari sana. Kulit kedele adalah limbah pabrik tempe. Tak berapa jauh dari sana, juga ada pabrik bir. Bli Ketut mendapatkan ampas gandum dari sana. Ampas gandum adalah limbah pabrik bir. Dari petani kopi di sekitar sana, ia mendapatkan kulit kopi, yang selama ini terbuang percuma.

Batang jagung, kulit kedele, dan ampas gandum. Itulah yang diolah Bli Ketut menjadi pakan fermentasi, sebagai pakan utama kambing di peternakannya. Kini, ada 60 ekor induk kambing dan 55 ekor anak kambing (cempe) di sana. Semua ternak itu damai dan nyaman, karena diayomi oleh orang-orang yang memang sungguh-sungguh melakoni ternak.

Bli Ketut (berdiri-ketiga dari kanan) di Sasana Wake Boxing Camp. Foto: Budi Tanjung
Bli Ketut (berdiri-ketiga dari kanan) di Sasana Wake Boxing Camp. Foto: Budi Tanjung

Yang membantu Bli Ketut mengurus ternak tersebut adalah orang-orang bermental baja. Mereka adalah calon-calon petinju yang berlatih tinju di Sasana Wake Boxing Camp Gianyar, sasana tinju milik Bli Ketut, yang ia dirikan 3 tahun yang lalu. I Ketut Purnama adalah Ketua Persatuan Tinju Nasional (Pertina) Kabupaten Gianyar.

Bli Ketut bahu-membahu dengan Julio Bria mengelola sasana tinju Wake Boxing Camp tersebut. Julio Bria adalah petinju nasional peraih medali emas Sea Games dan Juara Piala Presiden. Dalam hal ini, Julio Bria yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut, bertindak sebagai pelatih. Bli Ketut menangani manajemen.

Oh, ya, untuk usaha peternakan kambing, Bli Ketut menamainya Wake Farm House. Artinya, saat ini, Wake Boxing Camp dan Wake Farm House menjadi dua aktivitas utama Bli Ketut di tengah pandemi Covid-19. Kedua hal itu menjadi saluran energi, hingga Bli Ketut tak sampai frustrasi menghadapi pandemi yang tak berkesudahan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun