Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Polri Tingkatkan Kompetensi Polwan Melalui Konferensi Internasional

11 November 2021   06:16 Diperbarui: 11 November 2021   06:17 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Johni Asadoma (kanan) mendampingi Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (tengah) dan istri. Foto: Didik Wiratno

Hari ini, Kamis, 11 November 2021, Konferensi Polwan Internasional, berakhir. Dibuka oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit pada Minggu, 7 November 2021, dan ditutup oleh Irjen Pol Johni Asadoma. Apa manfaat konferensi tersebut bagi Polri, khususnya bagi Polisi Wanita (Polwan)?

Manfaat Berganda untuk Polwan

Setidaknya, ada tiga manfaat utama Konferensi Polwan Internasional tersebut bagi Polwan. Irjen Pol Johni Asadoma selaku Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadivhubinter) Polri, menyebut, manfaat pertama konferensi ini adalah Polwan Indonesia mendapat kesempatan untuk belajar menyelenggarakan event internasional.

"Sebagian besar panitia konferensi ini kan Polwan, dari berbagai lini tubuh Polri. Mereka terlibat aktif di berbagai bidang kepanitiaan, hingga hampir seluruh aspek penyelenggaraan konferensi ini, menjadi wadah tempat belajar bagi Polwan," ujar Irjen Pol Johni Asadoma, alumni Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1989.

Mantan Wakil Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut melanjutkan, manfaat kedua dari konferensi ini adalah Polwan mendapat kesempatan untuk membangun networking. Karena, konferensi tersebut diikuti oleh 980 Polisi Wanita dari 39 negara, yang mengikuti konferensi secara langsung serta secara virtual.

Johni Asadoma (kanan) mendampingi Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (kiri). Foto: Didik Wiratno
Johni Asadoma (kanan) mendampingi Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (kiri). Foto: Didik Wiratno

Yang mengikuti secara langsung di Hotel Meruorah Heritage, Labuan Bajo, NTT, ada 446 Polwan dari 17 negara dan sejumlah utusan dari 2 organisasi internasional. Selebihnya, mengikuti secara virtual. Dengan demikian, kesempatan terbuka luas bagi tiap Polwan untuk berjejaring dengan sesama Polwan secara tatap muka, maupun secara digital dengan Polwan yang mengikuti konferensi melalui mekanisme virtual.

Kita tahu, networking di era digital yang borderless kini, adalah power, kekuatan. Melalui networking yang luas, Polwan kita tentu memiliki kesempatan untuk meningkatkan kompetensi mereka. Apalagi, networking yang bisa dibangun lewat konferensi ini, bukan hanya dengan sesama Polwan kita, tapi juga dengan Polwan dari berbagai negara di dunia.

Konsekuensinya tentulah kemampuan berbahasa asing. Irjen Pol Johni Asadoma, yang merupakan Perwira Tinggi Polri asal Nusa Tenggara Timur tersebut, mengatakan, Polwan yang mengikuti Konferensi Polwan Internasional itu rerata sudah mahir berbahasa asing. Hal itu akan membuat mereka leluasa ber-networking.

Selanjutnya, manfaat ketiga dari konferensi ini, Polwan mendapat kesempatan untuk menambah wawasan, pengetahuan, serta skill. "Tentulah akan terjadi transfer knowledge antar Polwan. Saling berbagi pengalaman, berbagi pengetahuan. Spirit positif dalam pengembangan wawasan itulah, yang ditanamkan di konferensi ini. Diharapkan terus berlanjut, setelah konferensi selesai," ungkap Irjen Pol Johni Asadoma, yang sebelumnya menjabat Wakapolda Sulawesi Utara.

Networking meningkatkan kompetensi Polwan kita. Foto: Didik Wiratno
Networking meningkatkan kompetensi Polwan kita. Foto: Didik Wiratno

Sampai di sini, kita paham, bahwa Konferensi Polwan Internasional tersebut, sarat dengan tujuan edukasi. Sarat dengan agenda untuk meningkatkan kompetensi Polwan. Unsur edukasi memang sudah menjadi bagian penting di tubuh Polri.

Dalam Rapat Pimpinan Polri di Jakarta Selatan pada Selasa, 16 Februari 2021, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menekankan agar penyidik Polri mengedepankan mediasi serta mengutamakan edukasi pada kasus-kasus pelanggaran di media sosial.

Sebelumnya, pada Selasa, 9 Februari 2021, ketika Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyambangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, ia menyampaikan kepada para jurnalis agar menjadikan media sebagai sarana edukasi kepada masyarakat.

Dan, konferensi ini jadi lebih istimewa, karena Polri terus mengembangkan unsur edukasi secara internal dan eksternal, meski negeri kita tengah menghadapi pandemi Covid-19.

Polisi Wanita dari Belanda, menjadi pembicara di konferensi. Foto: Didik Wiratno
Polisi Wanita dari Belanda, menjadi pembicara di konferensi. Foto: Didik Wiratno

Kontribusi Berganda untuk Pariwisata

Selain ketiga manfaat Konferensi Polwan Internasional tersebut di atas, ada manfaat yang juga tak kalah istimewa. "Melalui konferensi ini, Polri -dalam hal ini Polwan- mendukung pengembangan pariwisata Labuan Bajo. Mendatangkan banyak wisatawan ke sini, termasuk wisatawan mancanegara," tukas Irjen Pol Johni Asadoma, lebih lanjut.

Pilihan Labuan Bajo sebagai tempat pelaksanaan konferensi, karena kawasan ini memiliki banyak destinasi spesial. Dengan demikian, para peserta konferensi bisa traveling ke berbagai destinasi, di waktu-waktu jeda konferensi. Itu tentu saja membuat suasana konferensi berlangsung seru, asyik, dan menyenangkan.

Nah, disebut kontribusi berganda, karena para peserta konferensi bukan hanya berwisata di Labuan Bajo, tapi sekaligus mempromosikan Labuan Bajo ke dunia internasional. Dalam hal ini, yang lebih berperan adalah para Polwan dari berbagai negara yang datang langsung ke Labuan Bajo untuk mengikuti konferensi.

Promo yang mereka lakukan melalui postingan pesona Labuan Bajo di berbagai media sosial mereka, tentu akan lebih efektif, dibandingkan promo tersebut dilakukan oleh orang Indonesia ke mancanegara. Dengan kata lain, turis asing tentu akan lebih percaya kepada rekomendasi warga mereka yang sudah merasakan langsung berlibur di Labuan Bajo.

Irjen Pol Johni Asadoma (kiri) dan Isson Khairul. Foto: Didik Wiratno
Irjen Pol Johni Asadoma (kiri) dan Isson Khairul. Foto: Didik Wiratno

Multiplier effect Konferensi Polwan Internasional tersebut, sesungguhnya adalah wujud kongkrit dukungan Polri terhadap Labuan Bajo yang sudah ditetapkan Presiden Joko Widodo sebagai Destinasi Super Premium. Dan, memang sudah sepatutnya institusi negara men-support kebijakan pemerintah.

Di samping itu, infrastruktur wisata di Labuan Bajo relatif sudah lengkap, terutama di level premium. Baik berupa hotel, resto, dan kapal-kapal untuk wisata laut. Bahkan, jaringan internet pun sudah memadai. Buktinya, konferensi ini bisa berlangsung secara hybrid. Kombinasi offline dan virtual.

"Pelaksanaan konferensi internasional ini, memberi dampak signifikan terhadap kebangkitan industri wisata Labuan Bajo, setelah didera oleh pandemi Covid-19," kata Irjen Pol Johni Asadoma, yang merupakan putra Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dalam konteks putra daerah, Irjen Pol Johni Asadoma kerap melakukan kegiatan sosial di berbagai wilayah NTT. Terutama, untuk membangkitkan perekonomian warga. Upaya untuk menyejahterakan masyarakat, terus dilakukan Johni Asadoma, karena sebagai Perwira Tinggi Polri, yang bersangkutan sudah sejak lama concern pada kehidupan wanita dan anak-anak. Pada kemajuan kaum wanita.

Hal tersebut berkorelasi langsung dengan spirit International Association of Women Police (IAWP), asosiasi yang mewadahi konferensi ini, yang sudah berlangsung sejak tahun 1958. Johni Asadoma menyebut, peran Polisi Wanita sangat penting di Kepolisian, terutama untuk menangani kasus-kasus yang melibatkan wanita dan anak-anak.

"Untuk kasus-kasus yang demikian, tidak mungkin ditangani oleh Polisi laki-laki," ujar Johni Asadoma. "Atas dasar itulah, tema utama konferensi ini Women at the Center Stage, menempatkan Polisi Wanita di panggung utama," ungkap Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadivhubinter) Polri tersebut.

Jakarta 11 November 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun