Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Aksi Balap Sepeda Downhill di Cikole Bike Park

14 Oktober 2021   11:17 Diperbarui: 14 Oktober 2021   11:24 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TERAS CAF 2021 menjadi ajang balap sepeda gunung paling keren. Tiga hari berturut-turut, Jumat-Sabtu-Minggu, 1-2-3 Oktober 2021, hutan pinus Cikole Lembang sangat meriah. Cikole memang tempat favorit para pebalap sepeda gunung, khususnya untuk kategori balap sepeda downhill.

18 Kilometer, 300 Pebalap

Kawasan hutan pinus Cikole Lembang tersebut, boleh dibilang menjadi surga bagi para pesepeda gunung. Kontur tanah hutan itu relatif ideal untuk memacu adrenalin. Panoramanya eksotik, karena ribuan pinus menjulang tinggi, tegak lurus menuding langit. Secara udara ya pastilah keren banget.


Karena, kawasan Cikole ini merupakan wilayah di kaki Gunung Tangkuban Perahu. Ketinggiannya 1.400 meter di bawah permukaan laut (dpl), dengan udara sejuk bersuhu 20 derajat. Berlama-lama di sana, tentu saja asyik. Apalagi sembari menyaksikan para pebalap sepeda downhill beraksi. Surga pesepeda ini dikenal sebagai Cikole Bike Park.  

Lokasi ajang balap itu sekitar 18 kilometer dari pusat kota Bandung, Jawa Barat. Dalam tiga hari tersebut, lebih dari 300 pebalap dibawa dengan mobil pickup terbuka ke puncak bukit. Satu per satu pebalap bertarung menjadi yang tercepat, dari tempat start di puncak bukit, hingga finish di kaki bukit.

Mereka melintasi track yang menantang. Ada lintasan berbatu. Berpasir. Bertanah. Juga, lintasan sempit dengan akar-akar pohon yang melintang. Ditambah lagi dengan tikungan-tikungan tajam serta turunan yang mendebarkan. Semua itu menguji ketangkasan para pebalap.

Yang terjatuh dan terjerembab karena tak mampu mengendalikan sepeda, tentu saja ada. Sungguh mendebarkan. Mereka tak menyerah. Mereka bangkit dan kembali berjuang menaklukkan tantangan demi tantangan. Para pebalap downhill tersebut benar-benar petarung.

Meski track menurun tajam, para pebalap tanpa henti menggenjot pedal. Mereka tak hanya menurun mengikuti grafitasi. Mereka ingin menjadi yang tercepat tiba di finish. Itulah spektakulernya balap sepeda gunung downhill. Panjang track di ajang TERAS CAF 2021 adalah 1,8 kilometer, dengan beragam tantangan di sepanjang lintasan.

300 pebalap bersaing ketat. Sebagian besar mencatatkan waktu di kisaran 3 menit. Bahkan, banyak pebalap yang mampu melibas track 1,8 kilometer tersebut dengan catatan waktu kurang dari 3 menit. Kecepatan pebalap rerata 30-50 kilometer per jam. Dengan kecepatan demikian, mereka menerabas track yang membentang di hutan pinus Cikole, Lembang.

Sebelum memasuki area balapan, tiap pebalap menyiapkan sepeda mereka sebaik-baiknya. Salah satu poin yang dikontrol adalah tekanan angin pada ban sepeda. Karena, tekanan angin tersebut berkorelasi dengan kelenturan serta keandalan ban menghadapi berbagai rintangan.

Tekanan angin ban depan dengan ban belakang, tentu saja berbeda, sesuai dengan tantangan yang akan dihadapi. Ban depan, misalnya, akan lebih sering menghadapi benturan. Sebaliknya, ban belakang harus menyangga tubuh sang pebalap. Artinya, ban belakang harus andal menahan beban yang cukup berat, ketika terhempas di medan track yang mendebarkan.

Suka-Ria Pemacu Adrenalin

Semua tantangan alami tersebut berhasil ditaklukkan oleh para jawara dengan catatan waktu yang oke punya. Ajang TERAS CAF 2021 ini menjadi momentum penting untuk melahirkan atlet-atlet sepeda nasional. Karena itulah, ajang ini melibatkan Pengurus Besar (PB) Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI).

Oh, ya, mekanisme pencatatan waktu tiap pebalap, dilakukan secara digital. Berbasis information technology. Tiap pebalap dilengkapi dengan gelang chip, yang secara otomatis akan di-detect oleh sistem sensor yang sudah dipasang di sejumlah titik di sepanjang lintasan track.

Dengan demikian, catatan waktu tiap pebalap, secara otomatis langsung terakumulasi saat tiap pebalap memasuki garis finish. "Basis kami sesungguhnya IT, information technology," ujar Yanuar Anugrah, Event Creator sekaligus sosok nomor satu di ajang TERAS CAF 2021 ini.

Yanuar Anugrah sudah sejak lama menekuni hobi sepeda gunung downhill. Ia pun kerap mengikuti sejumlah kompetisi. Di suatu kesempatan, Yanuar Anugrah bertemu serta berdiskusi dengan Widiyono, yang juga sudah lama meminati sepeda gunung. Bahkan, Widiyono berbisnis sepeda gunung, dengan mendirikan toko sepeda di sejumlah tempat.

Yanuar Anugrah dan Widiyono pun berkolaborasi, menggelar ajang TERAS CAF 2021 ini. Widiyono menjadi Theasury di event ini. Mereka punya dream yang sama untuk menggairahkan hobi serta kompetisi sepeda gunung di seluruh Indonesia. Kita tahu, peminat sepeda gunung di Indonesia, sangat banyak. Di komunitas sepeda gunung Polygon Xtrada Riders Indonesia, misalnya, ada 23.950 orang anggotanya yang tersebar di seluruh Indonesia.

Demikian pula di berbagai komunitas sepeda gunung lainnya. Ribuan pehobi sepeda gunung berhimpun di beragam komunitas. Karena sama-sama pehobi sepeda gunung, Yanuar Anugrah dan Widiyono sama-sama lebur dengan para pebalap. Mereka saling support, saling canda, juga menikmati suka-cita bersama.

Kecintaan Yanuar Anugrah dan Widiyono pada balap sepeda downhill, itulah yang mendasari terwujudnya TERAS CAF 2021 ini.  Secara profesi, Yanuar Anugrah adalah Founder CAF's Technology & CAF Group, perusahaan dengan bisnis inti Information Technology (IT). Sedangkan Widiyono adalah pebisnis sepeda gunung. Kolaborasi kedua sosok ini, tentu akan menggairahkan aktivitas olahraga sepeda gunung di tanah air.  

TERAS CAF 2021 merupakan ajang balap sepeda gunung pertama di masa pandemi. Yanuar Anugrah menyebut, ajang ini merupakan pengobat rindu para pehobi sepeda gunung, yang sudah sekitar 2 tahun vakum. Ajang 1-2-3 Oktober 2021 di hutan pinus Cikole Lembang tersebut merupakan seri pertama, yang akan dilanjutkan dengan seri-seri berikutnya.

Jakarta 14 Oktober 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun